SERIAL MENGENAL KITAB-KITAB HADIS(1)
SUNAN AL-TIRMIŻI
Daftar Isi:
Biografi Penulis
Nama lengkap beliau Muḥammad bin ‘Īsa bin Saurah bin Mūsa bin al-Ḍahhāk al-Tirmiżi, kuniyah-nya adalah Abu ‘Īsa. Beliau seorang imam, hafiz, dan tokoh hadis yang mulia. Beliau lahir pada tahun 209 H, lalu melakukan perjalanan menuntut ilmu ke Khurasan, Irak, Makkah, dan Madinah. Beliau berguru kepada banyak ulama di antaranya Qutaibah bin Sa’īd, Isḥāq bin Rāhawaih dan Muḥammad bin Ismā’īl al-Bukhari. Di antara murid-muridnya: Abu Bakr Aḥmad bin Ismā’īl al-Samarqandi, Abu Ḥāmid Aḥmad bin ‘Abdullāh bin Dāwūd al-Marwazi, Aḥmad bin Yūsuf al-Nasafi, Asad bin Hamdawaih (Hamdūyah) al-Nasafi, al-Husain bin Yūsuf al-Farabri, Hammād bin Syākir al-Warrāq, dan selainnya.
Banyak ulama memuji beliau, di antaranya adalah Imam Ibn Kaṡīr yang mengatakan bahwa Imam al-Tirmiżi merupakan salah satu imam hadis pada zamannya, dan beliau memiliki banyak karya tulisan yang terkenal, di antaranya al-Jāmi’, al-Syamāil, Asmā’ al-Ṡahābah, dan selainnya. Kitabnya al-Jāmi’ merupakan satu di antara al-kutub al-sittah (enam kitah hadis induk) yang menjadi rujukan para ulama.” Imam al-Tirmiżi –raḥimahullāh– wafat pada tahun 279 H(2).
Nama Kitab dan Latar Belakang Penulisannya
Al-Mubārakfūri menukil dari penulis kitab Kasyf al-Ẓunūn, beliau berkata bahwa kitab Jami’ al-Tirmiżi itu terkenal sampai ke pengarangnya dengan sebutan Jāmi’ al-Tirmiżi. Imam al-Ḥākim dan al-Khaṭīb menyebutnya dengan nama al-Jāmi’ al-Ṡāhīh, dan dikatakan pula Sunan al-Tirmiżi.(3)
Adapun Ibn Khair al-Isybīli menamakannya “Al-Jāmi’ al-Mukhtaṡar min al-Sunan ‘an Rasulillāh ṣallallāhu ‘alaihi wasallam wa Ma’rifah al-Ṡahīh wa al-Ma’lūl wa Ma ‘alaih al-‘Amal.”(4) Penamaan ini sesuai dengan isi yang terkandung dalam buku beliau raḥimahullāh.
Adapun latar belakang penulisan kitab beliau, imam al-Tirmiżi menjelaskan sendiri bahwa yang melatarbelakangi beliau dalam bukunya al-Jāmi’ menjelaskan perkataan para fukaha dan ‘ilal hadis karena beliau diminta tentang hal tersebut dan lama beliau tidak mengerjakannya, kemudian beliau akhir melaksanakannya dengan harapan manusia bisa mengambil manfaat dari kitabnya, dan beliau kemudian katakan bahwa sudah banyak para imam yang mendahului beliau dalam penulisan kitab yang merupakan teladan dalam tulisan tersebut seperti Hisyam bin Hassān, Ibn Juraij, Sa’īd bin Abi ‘Arūbah, Imam Mālik, Ḥammād bin Salamah, Yaḥya bin Zakariya bin Abi Zāidah, Wakī’ bin al-Jarrāh, Abdurraḥmān bin Mahdi, dan selainnya.”(5)
Manhaj dan Metode Penyusunan Kitabnya
- Beliau menggabungkan dalam penulisan bukunya itu antara kitab jami’ dan
- Beliau memberi judul dalam setiap kitab di al-Jāmi’ ini dengan istilah ‘abwāb’ (bab-bab) bukan kitab. Beliau sebut abwāb al-ṭahārah, abwāb al-ṡalāh,
- Setiap bab-bab dalam bukunya beliau tuliskan sesuai dengan makna dan hukum-hukum yang terkadung dalam hadis yang beliau tuangkan.
- Beliau mencantumkan hadis dalam bukunya dengan sanadnya sampai kepada Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam, meringkas jumlah hadis pada bab, kadang kala dalam sebuah bab hanya dicantumkan satu hadis, kadang dua, dan seterusnya.
- Setelah menyebutkan hadis pada suatu bab, beliau kemudian mengisyaratkan dalam bab tersebut beberapa hadis yang memiliki kaitan di dalamnya apakah sebagai mutāba’ah atau syāwāhid dalam hadis.
- Beliau menghukumi hadis-hadis yang beliau cantumkan dalam kitabnya sesuai dengan apa yang beliau pahami tentang hadis tersebut, apakah sahih, hasan, garib, atau menggabungkan lafaz-lafaz tersebut seperti hasan sahih dan lain-lain.
- Pada saat menjelaskan hukum beliau terhadap hadis itu beliau juga menjelaskan apabila seorang perawi menyendiri dalam meriwayatkan hadis, jenisnya dan perawi tersebut menyendiri dalam periwayatan itu dari nama-nama perawi lain.
- Menjelaskan ilat atau cacat hadis jika pada suatu hadis terdapat ilat, kadang dijelaskan secara rinci kadang pula dengan kalimat-kalimat singkat yang mengisyaratkan hadis tersebut mempunyai ilat.
- Setelah beliau menyebutkan hukum pada hadis beliau juga sering menyebutkan pendapat dan mazhab para ulama dari kalangan sahabat, tabiin, atau selainnya sehingga dalam kitabnya terkumpul ilmu fikih, hadis, dan fatwa serta pandangan para ulama.
- Beliau menutup kitab ini dengan kitab khusus tentang ‘ilal yang diberi judul al-‘Ilal al-Ṡagīr. Imam Tirmiżi dalam kitab ini mengumpulkan faedah dan kaidah hadis yang penting terkait ilmu ‘ilal.
Syarat, Kedudukan, dan Jumlah Hadis dalam Kitabnya
Abu al-Faḍl Ibn Ṭāhir menyebutkan bahwa kitab Imam Tirmiżi terbagi menjadi empat bagian:(6)
- Hadis yang dipastikan kesahihannya dan selaras dengan Ṣaḥīḥ Bukhari dan Ṣaḥīḥ Muslim.
- Hadis yang sesuai dengan syarat ketiga penulis kitab Sunan, yaitu Abu Dāwūd, Tirmiżi, dan al-Nasai.
- Hadis yang beliau sebutkan sebagai kebalikan dari dua jenis sebelumnya, beliau sebutkan disertai penjelasan tentang ilatnya.
- Hadis yang diamalkan oleh sebagian fukaha.
Adapun kedudukan hadisnya, kitab ini terkumpul di dalamnya hadis sahih, hasan, daif, dan mungkar. Adapun hadis mungkar kebanyakan beliau jelaskan ilatnya. Adapun hadis palsu maka sebagian ulama menafikan adanya hadis palsu dalam kitab ini. Sebagian yang lain menghukumi adanya hadis palsu dalam Jami’ al-Tirmiżi seperti Ibn al-Jauzi, Ibn Taimiyyah, Imam al-Żahabi, Syekh Albāni, dan selainnya.
Adapun jumlah hadisnya menurut perhitungan Muḥammad Fuād ‘Abd al-Bāqi bahwa jumlahnya adalag 3956 hadis. Jumlah kitab di dalamnya sesuai tahkik Aḥmad Syākir ada 51 kitab. Jumlah bab di dalamnya sesuai cetakan Dār al-Garb al-Islāmi adalah 2231 bab.
Periwayat Sunan al-Tirmiżi
Periwayat kitab sunan Tirmiżi sangatlah banyak, namun kita akan menyebutkan yang masyhur saja, di antaranya:
- Abu ‘Ali Muḥammad bin Muḥammad bin Yaḥya al-Harawi ( 324 H).
- Abu Sa’īd al-Haiṡam bin Kulaib al-Syāsyī ( 335 H).
- Abu Muḥammad al-Ḥasan bin Ibrāhīm al-Qaṭṭān (343 H).
- Abu al-‘Abbās Muḥammad bin Aḥmad bin Maḥbub al-Mahbūbi ( 346 H).
Adapun cetakan yang masyhur adalah cetakan percetakan al-Ḥalabi pada tahun 1357 H yang ditahkik oleh Syekh Aḥmad Syākir. Cetakan ini di antara cetakan yang terbaik akan tetapi tidak sempurna karena beliau wafat sebelum menyelesaikan tahkiknya. Kemudian cetakan Mussasah al-Risālah al-‘Alamiyyah dengan tahkik Syekh Syu’aib al-Arnauṭ yang dicetak dalam enam jilid, tahkik ini menggunakan enam naskah manuskrip. Kemudian cetakan Dār al-Ṡiddīq di Arab Saudi ditahkik oleh Isam Mūsa Hādi dengan berpatokan atas enam naskah manuskrip.
Syarah Kitab Sunan Tirmizi
Di antara syarah yang masyhur untuk kitab ini adalah:
- ’Ariḍah al-Ahwāżi Syarḥ Sunan al-Tirmiżi oleh Qāḍi Abu Bakar Ibn al-‘Arabi al-Māliki (w. 543 H).
- Qūt al-Mughtażi ‘ala Jāmi’ al-Tirmiżi oleh imam al-Suyūṭi (w. 911 H), syarah ini ibarat seperti catatan kaki Jami’ al-Tirmiżi yang ringkas namun bermanfaat.
- Tuḥfah al-Ahawāżi Syarḥ Jāmi’ al-Tirmiżi oleh Muḥammad Abdurraḥmān bin Abdurrahīm al-Mubārakfūri (w. 1353 H), ini merupakan syarah lengkap yang paling afdal sekarang ini. Kitab ini dicetak 11 jilid oleh Maktabah Salafiyyah.
Footnote:
(1) Diterjemahkan dan d’Īsadur dari kitab Tadwīn al-Sunnah al-Nabawiyyah karya Prof. Dr. Muḥammad bin Maṭar al-Zahrāni –raḥimahullāh– dan kitab Al-Mu’īn fī Ma’rifah Manāhij al-Muhaddiṡīn karya Dr. Khālid bin Qāsim al-Raddādī –raḥimahullāh-.
(2) Lihat: Siyar A’lām al-Nubala’, karya Imam al-Żahabi (13/271) dan al-Bidāyah wa al-Nihāyah, karya Ibn Kaṡir (11/71).
(3) Lihat mukadimah kitab Tuhfah al-Ahwāżi, karya Al-Mubārakfūri (1/179-181).
(4) Fahrasāt Ibn Khair (h. 156).
(5) Lihat: Al-‘Ilal as-Ṡagiīr karya Imam Tirmidzi (h. 230).
(6) Syurūṭ al-Aimmah al-Sittah (h. 15).