Daftar Isi:
REDAKSI HADIS:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَّابًا وَلَا فَحَّاشًا وَلَا لَعَّانًا كَانَ يَقُولُ لِأَحَدِنَا عِنْدَ الْمَعْتِبَةِ: مَا لَهُ تَرِبَ جَبِينُهُ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu dia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah sosok yang tidak suka mengumpat, serta tidak berkata keji dan melaknat. Apabila beliau menegur salah satu dari kami, maka beliau akan berkata (berupa sindiran), “Mengapa dia, alisnya berdebu.”
TAKHRIJ HADIS:
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhārī dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, kitab al-Adab, Bab Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam Bukan Seorang yang Keji dan Tidak Melakukan Perbuatan Keji, nomor 6031 dan di Bab Larangan Mengumpat dan Melaknat, nomor 6046.
BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS:
Biografi sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu sudah disebutkan sebelumnya, silakan lihat pada link: https://markazsunnah.com/anas-bin-malik-sosok-khadim-sunah/
FAEDAH DAN KESIMPULAN:
- Hadis ini termasuk hadis shifah khuluqiyyah (hadis yang menyifatkan akhlak Nabi shallallahu alaihi wasallam) dan diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu anhu salah seorang sahabat yang hampir sepuluh tahun menemani Nabi shallallahu alaihi wasallam.
- Luhur dan tingginya akhlak serta budi pekerti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
- Nabi shallallahu alaihi wasallam senantiasa menjaga lisannya dari kata-kata yang tidak pantas seperti umpatan, kekejian, dan kutukan.
- Mengontrol lisan dari kata-kata yang tidak pantas tetap dituntut hingga ketika menegur dan mengoreksi kesalahan.
- Ada dua penafsiran ulama tentang makna “alisnya berdebu”
- Sebagai sindiran dan celaan yang halus, mirip dengan makna raghima anfu (hidungnya berdebu).
- Makna kedua kalimat tersebut sebagai doa kebaikan semoga Allah azza wajalla menjadikan orang tersebut banyak bersujud kepada Allah azza wajalla.
- Sepatutnya seorang muslim meneladani Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam tutur katanya dan segala perbuatannya.
- Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencontohkan teladan mulia untuk kita semua akan pentingnya iltizam dan komitmen terhadap syariat hingga ketika kita marah atau pada saat mengoreksi kesalahan saudara kita.