عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: «أُمُّكَ»، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ»، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ»، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أَبُوكَ»
2/5971. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seraya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’
Faedah dan Kesimpulan:
- Disyariatkannya mendatangi sumber ilmu;
- Di antara metode dalam menuntut ilmu adalah bertanya kepada alim ulama;
- Kewajiban berbuat baik kepada sesama manusia;
- Hak manusia berbeda dan bertingkat-tingkat dalam hal berbuat kebaikan kepadanya;
- Perlunya mengetahui fikih prioritas;
- Kewajiban berterima kasih kepada orang yang telah berbuat kebaikan kepada kita;
- Kewajiban berbuat kebaikan kepada orang tua didahulukan daripada selainnya;
- Hak berbuat baik kepada ibu diutamakan dan didahulukan dari hak bapak sebanyak tiga kali;
- Ibnu Baththal rahimahullah menyebutkan bahwa diantara hikmah didahulukannya ibu dari bapak karena beliau memiliki tiga kekhususan yang tidak dilakukan oleh bapak kepada anaknya yaitu: mengandung, melahirkan, dan menyusui (Syarhu Shahih al-Bukhari, 9/ 189)
- Sahabat yang bertanya ini kemungkinannya adalah Muawiyah bin Haidah radhiyallahu anhu kakek dari Bahz bin Hakam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud (no. 5139), Tirmidizi (no. 1897), dan Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad (no. 3), wallahu a’lam.