NABI MUHAMMAD SEORANG PEMBERANI

483
NABI MUHAMMAD SEORANG PEMBERANI
Perkiraan waktu baca: 2 menit

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS:

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ، وَأَجْوَدَ النَّاسِ، وَأَشْجَعَ النَّاسِ، وَلَقَدْ فَزِعَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَانْطَلَقَ النَّاسُ قِبَلَ الصَّوْتِ، فَاسْتَقْبَلَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَدْ سَبَقَ النَّاسَ إِلَى الصَّوْتِ، وَهُوَ يَقُولُ: لَنْ تُرَاعُوا لَنْ تُرَاعُوا. وَهُوَ عَلَى فَرَسٍ لِأَبِي طَلْحَةَ عُرْيٍ، مَا عَلَيْهِ سَرْجٌ، فِي عُنُقِهِ سَيْفٌ، فَقَالَ: لَقَدْ وَجَدْتُهُ بَحْرًا. أَوْ: إِنَّهُ لَبَحْرٌ

Dari Anas radhiyallahu anhu berkata, “Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah sosok manusia yang terbaik, orang yang paling dermawan, dan paling pemberani. Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suatu suara, lalu orang-orang keluar ke arah datangnya suara itu. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang hendak pulang dari tempat suara tersebut. Rupanya beliau telah mendahului mereka ke tempat datangnya suara itu. Beliau bersabda, ‘Jangan takut, jangan takut!’ sambil mengendarai kuda yang dipinjamnya dari Abu Thalhah. Beliau tidak membawa lampu sambil menyandang pedang (yang digantung) di leher kuda tersebut. Beliau bersabda, “Aku mendapati kuda ini bagaikan lautan” atau “Sesungguhnya kudanya seperti lautan” (maksudnya berlari sangat kencang).

TAKHRIJ HADIS:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhārī dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, kitab al-Adab, Bab Akhlak yang Baik dan Kedermawanan, nomor 6033, dan Imam Muslim dalam dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ Muslim, kitab al-Fadhāil, Bab Keberanian Nabi shallallahu alaihi wasallam dan Beliau Terdepan dalam Peperangan, nomor 2307.

BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS:

Biografi sahabat yang mulia Anas bin Malik radhiyallahu anhu sudah disebutkan sebelumnya. Silakan lihat pada link: https://markazsunnah.com/anas-bin-malik-sosok-khadim-sunah/

 FAEDAH DAN KESIMPULAN:

  1. Persaksian dari salah seorang sahabat terdekat Nabi shallallahu alaihi wasallam yaitu Anas bin Malik radhiyallahu anhu tentang kesempurnaan budi pekerti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
  2. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah manusia terbaik dari seluruh sisi kelebihan yang ada pada manusia lain.
  3. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengumpulkan antara sifat keberanian dan kasih sayang kepada sesam
  4. Ketika memberikan pujian dan rekomendasi pada sesorang sebaiknya dirinci dan disebutkan bukti dan alasan pujian tersebut.
  5. Hadis ini menjadi salah satu bukti nyata tentang keberanian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
  6. Sepatutnya seorang muslim memiliki kepedulian terhadap kejadian atau peristiwa penting yang terjadi di sekitarnya.
  7. Seorang pemimpin harus menjadi teladan dan yang terdepan dalam mengetahui dan menyelesaikan persoalan yang terjadi di sekitarnya.
  8. Nabi shallallahu alaihi wasallam mencontohkan kepada kita sifat pemimpin ideal yang mampu menenangkan dan menentramkan perasaan bawahan atau rakyat yang dipimpinnya.
  9. Bolehnya meminjam kendaraan orang lain.
  10. Nama kuda yang ditunggangi dan dipinjam tersebut adalah Mandub sebagaimana yang disebut dalam riwayat Bukhari lainnya.(1)
  11. Keutamaan sahabat yang mulia Abu Thalhah al-Anshari radhiyallahu anhu yang senantiasa siap berkontribusi dengan harta dan jiwanya dalam kepentingan perjuangan umat Islam
  12. Imam Nawawi menyebutkan bahwa hadis ini juga menjadi dalil bolehnya berjihad dengan kendaraan pinjaman.(2)
  13. Bolehnya membawa atau menggantungkan pedang/senjata pada kendaraan kuda atau yang lainnya selama tidak dimaksudkan untuk mempertakuti sesama kaum muslimin.
  14. Kelihaian dan ketangkasan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam menunggangi kuda.
  15. Para ulama menyebutkan bahwa kisah ini salah satu bukti mukjizat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam karena kuda yang bernama Mandub itu sebelumnya dikenal sangat lamban jalannya namun berubah menjadi sangat kencang ketika ditunggangi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.(3)
Baca juga:  DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA TERMASUK DOSA BESAR

 


Footnote:

(1) H.R. Bukhari (no. 2857 dan 2862).

(2) Al-Minhāj Syarhu Shahīh Muslim bin al-Hajjāj (15/ 68).

(3) Lihat: Al-Minhāj (15/68).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments