40 HADIS PENDIDIKAN ANAK[1]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: أَخَذَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ تَمْرَةً مِنْ تَمْرِ الصَّدَقَةِ، فَجَعَلَهَا فِي فِيهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كِخْ كِخْ، ارْمِ بِهَا، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّا لَا نَأْكُلُ الصَّدَقَةَ؟»
Artinya:
Dari Abu Hurairah raḍiyallahu’anhu beliau berkata, “Suatu hari al-Ḥasan bin ‘Ali raḍiyallahu’anhuma mengambil kurma dari kurma-kurma zakat lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Maka Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Hai, hai! Tidakkah kamu mengetahui bahwa kita tidak boleh memakan harta zakat?’
Daftar Isi:
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhāri dalam al-Ṣaḥīḥ dalam Kitab al-Zakāh Bab Tentang Zakat untuk Nabi nomor 1491 dan Imam Muslim dalam al-Ṣaḥīḥ dalam Kitab al-Zakāh Bab Pengharaman Zakat atas Rasulullah nomor 1069.
Kosakata
كِخ كِخ: dengan kaf kasrah atau fatah, dan kha sukun, juga boleh dengan kasrah dengan tanwin. Kalimat ini digunakan untuk menegur anak-anak dari hal yang kotor sebagaimana yang dikatakan oleh al-Qāḍi Iyadh.[2]
Pelajaran
- Melarang anak kecil dari mengonsumsi hal yang haram.
- Mendidik anak kecil di atas sikap warak.
- Pentingnya peran pendidik dalam mengarahkan anak didiknya kepada petunjuk yang sahih.
- Boleh menegur dengan lafaz dalam tarbiah ketika dibutuhkan.
- Kesalahan anak kecil diluruskan dengan tangan ketika dibutuhkan.
- Keluarga Hāsyim dan keluarga al-Muṭṭalib tidak halal bagi mereka harta sedekah.
- Sesungguhnya menyampaikan kesalahan anak didik ketika mereka melakukan kesalahan akan membantu mereka untuk tidak mengulangi hal tersebut di masa yang akan datang.
- Menyampaikan kepada anak didik tentang sebab yang mengharuskan sebuah kesalahan dihilangkan mengandung penghargaan terhadap akalnya dan pemenuhan penjelasan akan kesalahannya.
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab al-Arba’ūn al-Jiyād fi Tarbiyah al-Aulād (Empat Puluh Hadis Pendidikan Anak) karya Syekh ‘Abd al-‘Azīz bin Muḥammad al-Ḥuwaiṭān hafiẓahullāh.
[2] Lihat: Masyâriq al-Anwâr (1/337) dan Ikmâl Mu’lim bi Fawâid Muslim (3/624).