HADIS KE-40: MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN POTENSI ANAK DIDIK SERTA MENGARAHKANNYA

74
HADITS KE
Perkiraan waktu baca: 2 menit

40 HADIS PENDIDIKAN ANAK[1]

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قاَلَ: أَمَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَعَلَّمْتُ لَهُ كِتَابَ يَهُودَ، وَقَالَ: «إِنِّي وَاللهِ مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابِي». فَتَعَلَّمْتُهُ، فَلَمْ يَمُرَّ بِي إِلَّا نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى حَذَقْتُهُ، فَكُنْتُ أَكْتُبُ لَهُ إِذَا كَتَبَ، وَأَقْرَأُ لَهُ إِذَا كُتِبَ إِلَيْهِ.

Artinya:

Dari Zaid bin Ṡābit raḍiyallahu’anhu beliau berkata, “Rasulullah ﷺ memerintahkanku untuk mempelajari tulisan Yahudi. Beliau bersabda, ‘Demi Allah, aku tidak merasa aman terhadap Yahudi jika menjadi juru tulisku.’ Maka aku pun mempelajarinya, dan tidak berlalu setengah bulan hingga aku telah menguasainya dengan baik. Aku pun menulis untuk beliau ketika beliau membutuhkan, dan membacakan untuk beliau jika ada surat yang ditujukan kepadanya.”

Daftar Isi:

Takhrij Hadis

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawūd dalam al-Sunan dalam Awwal Kitāb al-‘Ilm Bab Meriwayatakan Perkataan Ahli Kitab nomor 3645 -Ini adalah lafaz Abu Dawūd- dan diriwayatkan oleh al-Tirmiżi dalam al-Sunan Bab Tentang Mempelajari Bahasa Suryaniyah nomor 2715. Al-Tirmiżi berkata, “Ini adalah hadis yang hasan sahih.” Disahihkan oleh al-Ḥākim dan al-Albāni. Isnadnya sahih.

Kosa kata Hadis

حَذِفْتُهُ: أَتْقَنْتُهُ artinya menguasainya dengan baik.

Pelajaran

  1. Salah satu kecerdasan seorang murabbi (pendidik) adalah mengembangkan potensi dan kemampuan mutarabbi (anak didiknya).
  2. Menjadikan anak didik sebagai asas pembelajaran adalah metode terbaik dalam belajar, yang sekarang dikenal dengan konsep “pembelajaran aktif.”
  3. Pendidik hendaknya mampu mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengasah kemampuan peserta didik.
  4. Pendidik perlu mengarahkan kemampuan anak didiknya pada hal-hal yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan umat secara keseluruhan.
  5. Jika potensi peserta didik tidak dimanfaatkan dan diasah, maka potensi tersebut akan terkubur dan mati, atau akan diarahkan kepada keburukan.
  6. Semakin dini pendidik menemukan keunggulan anak didiknya, semakin besar pula manfaat yang dapat diambil darinya.
  7. Pemanfaatan dan pengarahan potensi anak didik akan memberinya rasa percaya diri, membentuk kepribadiannya, dan menjadikannya elemen yang baik dalam masyarakatnya.
  8. Diriwayatkan bahwa Umar berkata,
Baca juga:  HADIS KE-27: WAJIBNYA ADIL KEPADA ANAK DALAM HAL PEMBERIAN

لَا تَعَلَّمُوا رِطَانَةَ الْأَعَاجِمِ

Artinya: “Janganlah kalian mempelajari bahasa asing.”

Aṡar ini diriwayatkan oleh Abd al-Razzāq, Ibn Abi Syaibah, dan al-Baihaqi.

Ibn Taimiyah dan Ibn al-Qayyim menilai hadis ini sahih, mungkin dengan berbagai jalur dan saksinya, akan tetapi sanad atsar ini terputus antara ‘Aṭā’ bin Dīnār dan Umar. Andaipun atsar ini sahih maka larangan mempelajari bahasa asing ini diartikan sebagai larangan jika tidak ada kebutuhan. Ibn Taimiyah mengatakan, “Membiasakan berbicara dengan selain Bahasa Arab adalah makruh.”

Makna رِطَانَةَ الأَعَاجِمِ adalah berbicara dengan bahasa non-Arab.

  1. Jika seseorang berbicara dengan kata-kata non-Arab hanya sesekali atau jarang, atau menggunakannya untuk menyenangkan orang yang paham bahasa tersebut di beberapa kesempatan, atau untuk menjelaskan sesuatu kepada yang tidak menguasai bahasa Arab, maka tidak mengapa dan tidak ada larangan.
  2. Waspadalah terhadap tipu daya Yahudi, Nasrani, dan musuh-musuh agama.

– selesai –

Selawat dan salam dari Allah atas nabi kita Muhammad, keluarga, dan para sahabat.


Footnote:

[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab al-Arba’ūn al-Jiyād fi Tarbiyah al-Aulād (Empat Puluh Hadis Pendidikan Anak) karya Syekh Abd al-Azīz bin Muḥammad al-Ḥuwaiṭān hafiẓahullāh.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments