AKHIR ZAMAN MENDEKAT

426
AKHIR ZAMAN MENDEKAT
AKHIR ZAMAN MENDEKAT
Perkiraan waktu baca: 2 menit

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ. عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ. الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ. كَلَّا سَيَعْلَمُونَ. ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ

“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak! Kelak mereka akan mengetahui. Kemudian sekali-kali tidak! kelak mereka mengetahui.” (Q.S. al-Naba: 1-5)

عَنْ ثَوْبِانَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُوْشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ ؟ قَالَ: بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَينْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمْ المَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيُقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ الوَهْنَ. فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا الوَهْنُ ؟ قَالَ: حُبُّ الدُنْيَا وَكَرَاهِيَةُ المَوْتِ

Dari Ṡaubān raḍiyallāhu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hampir tiba suatu zaman dimana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni hidangan mereka’. Salah seorang sahabat bertanya, ‘Apakah karena jumlah kami sedikit pada hari itu, wahai Rasulullah’? Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di waktu banjir. Dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu. Dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit wahn’. Sahabat lainnya bertanya kembali, “Apakah wahn itu’? Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Cinta dunia dan takut mati’.“[1]

⁕⁕⁕

Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan jauh-jauh hari akan tibanya akhir zaman sebagai zaman fitnah. Zaman yang dipenuhi dengan keburukan dimana setiap manusia merasa yakin akan kebinasaannya akibat ujian, musibah dan fitnah di kala itu. Dalam kecemasannya terhadap umat ini,  Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam secara eksplisit menyebutkan jenis fitnah yang paling ditakutkan. Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Baca juga:  PERMISALAN TENTANG MEMAKMURKAN MASJID

فَوَاللَّهِ مَا الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang saya khawatirkan atas kalian. Namun yang saya khawatirkan adalah jika kalian diberi kemakmuran dunia sebagaimana telah diberikan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka, sehingga akhirnya dunia membinasakan kalian sebagaimana mereka telah binasa.”[2]

Beliau juga bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Saya tidak meninggalkan satu fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain ujian wanita.”[3]

Beratnya ujian pada masa fitnah tersebut dan sulitnya seseorang untuk selamat darinya, digambarkan oleh Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ

“Akan datang suatu zaman kepada manusia, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.”[4]

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ فَيَتَمَرَّغَ عَلَيْهِ، وَيَقُولَ: يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَكَانَ صَاحِبِ هَذَا الْقَبْرِ، وَلَيْسَ بِهِ الدِّينُ إِلَّا الْبَلَاءُ

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dunia ini tidak akan berakhir hingga seseorang berjalan melewati sebuah kuburan lalu ia mengais-ngais di atasnya dan berkata, ‘Sungguh celaka! Andai saja saya yang menempati kuburan ini’, ia melakukannya bukan karena agama, melainkan karena bala bencana yang menimpanya.”[5]

Sayangnya, demi Allah, sebagian besar dari fitnah-fitnah tersebut sudah sangat lazim disaksikan pada hari ini. Kekayaan dan kemakmuran dunia yang diperebutkan. Berapa banyak majelis-majelis kita yang isinya semata hanya untuk persoalan dunia? Harkat dan martabat yang diagung-agungkan. Berapa banyak usaha yang dilakoni untuk membentuk topeng sandiwara dunia? Fitnah wanita yang melenakan. Berapa banyak kerusakan akibat kedangkalan ilmu kita? Semuanya hampir-hampir merenggut iman yang separuh jiwa. Ditambah tekanan musuh-musuh Allah yang menginginkan dan menggelontorkan semua yang mereka miliki untuk keburukan Islam dan kaum muslimin. Pemurtadan berkedok perbandingan agama, penyesatan berkedok perbandingan mazhab dan masih sangat banyak macam usaha mereka untuk mengambil karunia yang Allah berikan di tangan kaum muslimin; karunia Islam dan iman, karunia keamanan dan kedamaian. Ibarat kaum muslimin seperti makanan yang dicabik dan dikoyak tak berdaya. Ibarat buih di waktu banjir tak berharga.

Baca juga:  PERMISALAN TENTANG SI BAKHIL DAN SI DERMAWAN

Olehnya, hari ini setiap muslim tidak boleh merasa cukup dengan sekadar ritual dan rutinitas ibadah harian mereka. Namun sebaliknya, mereka hendaknya memiliki ilmu yang cukup untuk melawan syubhat dan syahwat godaan fitnah akhir zaman.

 


Footnote: 

[1] H.R. Abu Dawud nomor 4297, disahihkan oleh Syekh al-Albānī dalam Silsilah Ṣaḥīḥah nomor 958.

[2] H.R. Bukhārī nomor 4015 dan Muslim nomor 2961.

[3] H.R. Bukhārī nomor 5096 dan Muslim nomor 2740.

[4] H.R. Al-Tirmiżī nomor 2260, disahihkan oleh Syekh al-Albānī dalam Ṣaḥīḥ Jamī’ Ṣagīr nomor 8002.

[5] H.R. Ibnu Majah nomor 4037, disahihkan oleh Syekh al-Albānī dalam Ṣaḥīḥ Jamī’ Ṣagīr nomor 7082.

Subscribe
Notify of
guest
1 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Luluk Purwicendani El-Grobogany

Tentang dia yang diceritakan kekasih kita;

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ فَيَتَمَرَّغَ عَلَيْهِ، وَيَقُولَ: يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَكَانَ صَاحِبِ هَذَا الْقَبْرِ، وَلَيْسَ بِهِ الدِّينُ إِلَّا الْبَلَاءُ

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dunia ini tidak akan berakhir hingga seseorang berjalan melewati sebuah kuburan lalu ia mengais-ngais di atasnya dan berkata, ‘Sungguh celaka! Andai saja saya yang menempati kuburan ini’, ia melakukannya bukan karena agama, melainkan karena bala bencana yang menimpanya.”[5]

Tidak dengannya agama kecuali bala’
Teringat doa agar tidak ditimpa bala’ seperti orang yang kita lihat (dengan mata hati):
الحمد لله الذي عافانا من ما ابتلاه به وفضلنا على كثير ممن خلق تفضيلا
Kalau salah kata ganti mohon yth ust ibn anshar betulkan.

١ – كتاب العلم

١ – فضل أهل العلم

١ – عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال «إذا فسد أهل الشام فلا خير فيكم ولن تزال طائفة من أمتي منصورين لا يضرهم من خذلهم حتى تقوم الساعة».

والطائفة المنصورة قد قال البخاري: إنهم أهل العلم.
وقال الإمام أحمد: إن لم يكونوا أهل الحديث فلا أدري من هم.
فإن خير الحديث كتاب الله
https://app.turath.io/book/148097
والله ورسوله أعلم.