وَعَن شُرَيْحِ بْنِ هَانِئ، قَالَ: أَتَيْتُ عَائِشَةَ أَسْأَلُهَا عَنْ المـَسْحِ عَلَى الخُفَّيْنِ، فَقَالَتْ: عَلَيْكَ بِابْنِ أَبِي طَالِبٍ فَسَلْهُ، فَإِنَّهُ كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلْنَاهُ فَقَالَ: جَعَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ لِلْمُسَافِرِ، وَيَوْماً وَلَيْلَةٍ لِلْمُقِيْمِ. رَوَاهُ مُسْلِمٍ، وَقَالَ أَبُو عُمَرَ بْنِ عَبْدِ البَرِّ: وَاخْتَلَفَتْ الرُوَاةُ فِي رَفْعِ هَذَا الحَدِيثِ، وَوَقْفُهِ عَلَى عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. قَالَ: وَمَنْ رَفَعَهُ أَحْفَظُ وَأَضْبَطُ
Dari Syuraiḥ bin Hānī, beliau berkata, “Saya mendatangi Aisyah raḍiyallāhu ‘anhā dan bertanya kepada beliau tentang mengusap kedua khuf, beliau menjawab, ‘Datangi dan tanyakan kepada Ibnu Abī Ṭālib karena dia pernah bersafar bersama Rasulullah ﷺ’. Kami pun bertanya kepada beliau (Ālī bin Abī Ṭālib raḍiyallāhu ‘anhu). Beliau berkata, ‘Rasulullah raḍiyallāhu ‘anhu menetapkan (mengusap kedua khuf) selama tiga hari dan tiga malam bagi musafir dan satu hari satu malam bagi mukim’.” Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim. Abū ‘Umar Ibnu Abdil Bar berkata, “Para rawi berbeda pandangan menetapkan hadis ini apakah ia marfuk atau maukuf hanya sampai kepada Ālī bin Abī Ṭālib raḍiyallāhu ‘anhu. Beliau juga berkata, “Rawi yang menetapkan ia marfuk lebih kuat hafalan dan ketelitiannya.”[1]
Daftar Isi:
Kosa kata hadis:
- Syuraiḥ bin Hānī bin Yazīd al-Hāriṡī, Abū al-Miqdam, adalah seorang tabiin yang ṡiqah, juga salah seorang murid Ālī bin Abī Ṭālib raḍiyallāhu ‘anhu dan ikut banyak peperangan bersamanya. [2] Ayah beliau, Yazīd, pernah datang sebagai utusan kepada Nabi ﷺ dan beliau memberi kun-yah kepada Yazīd yaitu Abu Syuraiḥ karena kun-yah beliau sebelumnya adalah Abu al-Ḥakam. Beliau wafat di Sijistān pada tahun 78 hijriah dalam usia 120 tahun.[3]
- Hadis marfukadalah hadis yang mempunyai sanad sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ.
- Hadis maukuf adalah sifat hadis yang sanadnya terhenti sehingga tidak berlanjut kepada Nabi Muhammad ﷺ atau hanya sampai kepada sahabat Nabi saja.
Makna hadis:
Aisyah, Ummul Mukminin, raḍiyallāhu ‘anhā memberi rekomendasi kepada orang yang ingin mengetahui hukum terkait membasuh khuf agar bertanya kepada Ālī bin Abī Ṭālib raḍiyallāhu ‘anhu, karena beliau pernah safar bersama Rasulullah ﷺ.
Ālī bin Abī Ṭālib raḍiyallāhu ‘anhu kemudian menyampaikan bahwa durasi mengusap kedua khuf sebagaimana yang diajarkan Rasulullah ﷺ adalah selama tiga hari dan tiga malam bagi musafir dan satu hari satu malam bagi mukim.
Faedah dan istinbat dari hadis:
- Hadis tersebut menunjukkan bolehnya mengusap khuf bagi musafir dan mukim.[4]
- Hukum fikih dari hadis ini bahwa mazhab jumhur ulama yaitu Abū Ḥanīfah, al-Syāfi’ī dan Aḥmad bin Hanbal serta mayoritas sahabat memandang bahwa mengusap khuf boleh dilakukan selama tiga hari tiga malam bagi musafir dan satu hari satu malam bagi yang bermukim berlandaskan hadis ini.
- Hadis ini memberi pelajaran adab bagi ahli hadis, mualim, mufti, bahwa jika ditanya tentang sesuatu dan dia tahu ada yang lebih baik dan berilmu dari dirinya, dia mengarahkan orang tersebut kepada orang yang lebih alim dan berilmu tersebut. [5]
Footnote:
[1] H.R. Muslim (276).
[2] Ibnu Sa’ad. Op. Cit. Jilid 6, hlm. 128.
[3] Ibnu Hajar al-Asqalanī. Al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah. Jilid 3, hlm. 308.
[4] Ibnul Jauzi. Kasyful Musykil min Hadīṡ al-Ṣaḥīḥaini. Jilid 4, hlm. 197.
[5] Al-Nawawi. Al-Minhāj. Jilid 3, hlm. 176.
