SETIAP KEBAIKAN ADALAH SEDEKAH

553
SETIAP KEBAIKAN ADALAH SEDEKAH
SETIAP KEBAIKAN ADALAH SEDEKAH
Perkiraan waktu baca: 3 menit

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ »

Dari Jabir bin Abdullāh raḍiyallāhu ‘anhumā, dari Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Setiap perbuatan kebaikan adalah sedekah.”

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رضي الله عنه قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ»، قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: « فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: « فَيُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: « فَلْيَأْمُرْ بِالْخَيْرِ -أَوْ قَالَ-: بِالْمَعْرُوفِ» قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ ؟ قَالَ:             فَلْيُمْسِكْ عَنْ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَةٌ

Dari Abu Mūsā al-Asy’arī raḍiyallāhu ‘anhu, dia berkata, “Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap muslim hendaknya bersedekah’.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkan?” Beliau bersabda, “Bekerja dengan kedua tangannya sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.” Mereka bertanya, “Bagaimana jika ia tidak sanggup melakukannya atau tidak melakukannya?” Beliau bersabda, “Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.” Mereka bertanya, “Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya?” Beliau bersabda, “Menyuruh untuk melakukan kebaikan,” atau beliau bersabda, “Menyuruh melakukan yang makruf.” Dia berkata, “Bagaimana jika ia tidak melakukannya?” Beliau bersabda, “Menahan diri dari kejahatan karena itu terhitung sedekah baginya.”

TAKHRIJ HADIS:

Hadis Jābir bin Abdullāh raḍiyallāhu ‘anhumā diriwayatkan oleh Imam Bukhārī dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, kitab al-Adab, Bab “Setiap Kebaikan Sedekah”, nomor 6021.

Hadis Abū Mūsā al-Asy’arīi raḍiyallāhu ‘anhu diriwayatkan oleh Imam Bukhārī dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, kitab al-Adab, Bab “Setiap Kebaikan Adalah Sedekah”, nomor 6022, dan Imam Muslim dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ Muslim, kitab al-Zakāh, Bab “Penjelasan Bahwa Istilah Sedekah Berlaku bagi Setiap Kebaikan”, nomor 1008.

Baca juga:  KAUM MUKMININ BAGAIKAN SATU TUBUH

BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS:

Biografi sahabat mulia, Jābir bin Abdullāh raḍiyallāhu ‘anhumā, sudah disebutkan sebelumnya, silakan lihat pada linkhttps://markazsunnah.com/jabir-bin-Abdullāh-teladan-dalam-rihlah-mencari-hadis/.

Adapun sahabat kedua, perawi hadis ini, yaitu Abu Mūsā al-Asy’arī raḍiyallāhu ‘anhu (1), nama asli beliau adalah Abdullāh bin Qais bin Sulaim bin Haḍḍar bin Harb. Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada beliau, “Engkau telah diberi seruling dari seruling keluarga Daud ‘alaihi al-salām”. Abu Mūsā memiliki perawakan kurus dan pendek, jenggot beliau juga tidak terlalu lebat. Beliau meninggalkan negerinya, Yaman, menuju ke Makkah ketika mendengar adanya seseorang yang mendakwahkan tauhid di sisi Ka’bah. Selama di Makkah, beliau duduk di majelis Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dan talaqqi berkaitan dengan akidah dan adab serta ilmu syariat lainnya. Abu Mūsā pulang ke negerinya dengan membawa kalimat tauhid. Ketika menjelang wafatnya, semangat dan kesungguhan beliau dalam ibadah bertambah. Ketika ditanya apa penyebabnya, beliau menjawab bahwa kuda ketika sudah hampir mencapai finisnya dia akan mengeluarkan seluruh kekuatan dan kemampuannya, waktu yang tersisa dari ajalnya lebih sedikit dari itu. Beliau wafat di Kufah dan ada juga yang mengatakan di Madinah, pada masa pemerintahan Muawiyah raḍiyallāhu ‘anhu  tahun 50 H atau 51 H atau 52 H atau 53 H dalam usia 63 tahun, raḍiyallāhu ‘anhu .

FAEDAH DAN KESIMPULAN DARI KEDUA HADIS DI ATAS:

  1. Setiap kebaikan terhitung sebagai sedekah di sisi Allah subḥānahu wa ta’ālā.
  2. Setiap muslim wajib bersedekah sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya.
  3. Sedekah tidak hanya terbatas pada harta benda.
  4. Pintu-pintu kebaikan begitu banyak dalam syariat yang suci dan komprehensif ini.
  5. Kemampuan manusia berbeda-beda dalam menjalankan berbagai jenis kebaikan.
  6. Seorang muslim tidak mampu melakukan satu jenis kebaikan sehingga hendaknya segera melihat dan mencari kebaikan lain yang mampu untuk dilaksanakan.
  7. Disyariatkannya bertanya dan mengetahui tentang jenis-jenis kebaikan.
  8. Seorang muslim dituntut untuk berusaha bekerja dengan tangannya agar mampu bersedekah.
  9. Membantu seseorang yang membutuhkan pertolongan termasuk sedekah, baik dengan perkataan maupun perbuatan atau dengan keduanya sekaligus.
  10. Menyuruh seseorang untuk berbuat kebaikan (amar makruf) juga terhitung sedekah.
  11. Perkataan yang baik kepada orang lain juga bagian dari sedekah.
  12. Siapa yang tidak mampu melakukan kebaikan apapun maka hal yang paling minimal adalah hendaknya dia menahan dirinya untuk tidak melakukan kejahatan kepada orang lain karena hal itu juga terhitung sedekah di sisi Allah ‘azza wa jalla.

 

Baca juga:  LARANGAN MEREMEHKAN HADIAH TETANGGA

Footnote:

](1) Lihat biografi beliau di: Al-Isti’āb fī Ma’rifah al-Asḥāb karya Ibnu ‘Abdilbarr (3/979) dan (4/1762), Usdu al-Gābah karya Ibnu al-Aṡīr (3/364) dan al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah karya Ibnu Hajar al-Asqalanī (4/181).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments