MERASAKAN MANISNYA IMAN

343
MERASAKAN MANISNYA IMAN
Perkiraan waktu baca: 1 menit

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَجِدُ أَحَدٌ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ حَتَّى يُحِبَّ الْمَرْءَ، لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَحَتَّى أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللهُ، وَحَتَّى يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا.

Dari Anas bin Mālik raḍiyallāhu ‘anhu, dia berkata, “Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Seseorang tidak akan mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang dan ia tidak mencintainya kecuali karena Allah sehingga ia lebih suka dimasukkan ke dalam api daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran, dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain’.”

TAKHRIJ HADIS:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, kitab al-Adab, Bab “Kecintaan Karena Allah Ta’ālā, nomor 6041, dan Imam Muslim dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ Muslim, kitab al-Iman, Bab “Tiga Perkara yang Membuat Seseorang Merasakan Manisnya Iman”, nomor 43.

BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS:

Lihat pembahasan tentang biografi Anas bin Mālik raḍiyallāhu ’anhu, di tautan berikut: https://markazsunnah.com/anas-bin-malik-sosok-khadim-sunah/ .

 FAEDAH DAN KESIMPULAN:

  1. Iman memiliki cita rasa yang manis dan lezat namun tidak dirasakan oleh semua yang mengaku beriman.
  2. Manisnya iman dan lezatnya ibadah hanya didapatkan oleh orang yang mendapatkan taufik dari Allah ‘Azza wa Jalla dan bermujahadah untuk meraihnya, di antaranya dengan melaksanakan tiga hal yang disebutkan dalam hadis ini.
  3. Kecintaan kepada seseorang dan kepada sesuatu sejatinya hanya didasari oleh kecintaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dalam artian yaitu kita tidak mencintai seseorang dan sesuatu kecuali yang dicintai-Nya.
  4. Ukhuwah Islamiyah dan saling mencintai karena Allah ‘Azza wa Jalla adalah di antara nikmat terbesar yang perlu dicapai dan senantiasa dijaga oleh sesama orang beriman.
  5. Kecintaan kepada seseorang atau sesuatu, ada yang disyariatkan dan ada juga yang terlarang serta ada yang sifatnya manusiawi dan alami. Jenis yang terakhir ini tidak diganjar pahala kecuali jika diniatkan ibadah dan melaksanakan konsekuensinya sesuai dengan yang diatur dan diajarkan dalam syariat Islam.
  6. Nikmat Islam dan dijauhkannya seseorang dari kekufuran adalah anugerah dan nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah Tabāraka wa Ta’āla kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
  7. Siksa api dunia jauh lebih ringan dan tidak sebanding dengan siksa neraka di akhirat kelak.
  8. Kaum kuffār kekal di dalam siksa neraka dan tidak akan keluar darinya.
  9. Perintah untuk senantiasa menjaga nikmat iman dan mempertahankannya walaupun harus menanggung resiko dan cobaan yang berat.
  10. Kecintaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam wajib dikedepankan dari kecintaan kepada selainnya.
Baca juga:  LARANGAN MEREMEHKAN HADIAH TETANGGA
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments