Daftar Isi:
وَعَن عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ المـَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ ثُمَامَةَ بْنَ أُثَالٍ أَسْلَمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((اذْهَبُوا بِهِ إِلَى حَائِطِ بَنِي فُلَانٍ، فَمُرُوهُ أَنْ يَغْتَسِلَ)). رَوَاهُ أَحْمَدُ. وَعَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ العُمَرِيِّ: تُكُلَّمَ فِيْهِ مِنْ قَبَلِ حِفْظِهِ. وَقَدْ رَوَاهُ البَيْهَقِيُّ مِنْ رِوَايَةِ عَبْدِ الرَّزَاقِ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ وَعَبْدِ اللهِ ابْنَي عُمَرَ، عَنْ سَعِيْدٍ المـَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبْي هُرَيْرَةَ وَفِيْهِ: وَأَمَرَهُ أَنْ يَغْتَسِلَ فَاغْتَسَلَ، وَقَالَ الطَّبَرَانِيُّ: ((هَذَا الحَدِيْثُ عِنْدَ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ وَعُبَيْدِ اللهِ))، وَرَوَاهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ فِي صَحِيْحِهِ. وَفِي الصَّحِيْحَيْنِ: أَنَّهُ اغْتَسَلَ، وَلَيْسَ فِيْهِ أَمْرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُ بِذَلِكَ
Dari ‘Abdullāh bin ‘Umar, dari Sa’īd bin Abi Sa’īd Al-Maqburi, dari Abu Hurairah h bahwa Ṡumamah bin Uṡāl masuk Islam, Nabi ﷺ kemudian bersabda, “Pergilah kalian bersamanya ke kebun Bani Fulan, dan perintahkan kepadanya untuk mandi.” Hadis riwayat Ahmad.[1] ‘Abdullāh bin ‘Umar al-’Umari dikritisi terkait hafalannya. Al-Baihaqi meriwayatkan hadis tersebut melalui jalur Abd al-Razzāq, dari ‘Abdullāh bin ‘Umar dan ‘Ubaidullāh bin ‘Umar, dari Sa’īd al-Maqburi, dari Abu Hurairah h, dengan lafal , ’beliau memerintahkannya salat, maka dia kemudian salat.” Al-Ṭabari berkata, “Hadis tersebut melalui jalur Sufyān, dari ‘Abdullāh dan ‘Ubaidullāh.” Diriwayatkan pula oleh Ibn Khuzaimah dalam Ṣaḥīḥ-nya, dan lafal dalam al-Ṣaḥīḥain hanya disebut dia mandi, dan tidak ada lafal perintah Nabi ﷺ kepadanya untuk itu.
Kosakata Ḥadis:
- Ṡumamahbin Uṡāl bin al-Nu’mān al-Hanafi; Abu Umamah al-Yamami h. Kisah Ṡumamah bin Uṡāl menjadi tawanan Nabi ﷺ disebutkan Al-Bukhāri, beliau diikat di tiang masjid nabawi beberapa waktu lamanya dan Nabi ﷺ menawarkan dia masuk Islam tapi terus menerus menolak.
Pada akhirnya dia dilepaskan oleh Nabi ﷺ, namun tanpa disangka-sangka dia kembali lagi setelah mandi di salah satu kebun Kota Madinah untuk bersyahadat. Keislamannya penuh berkah dan istikamah.[2]
Makna hadis:
Abu Hurairah h menyebutkan tentang keislaman Ṡumamah bin Uṡāl setelah sebelumnya menjadi tawanan kaum Muslim. Nabi ﷺ memerintahkan para sahabat untuk mengantarkannya ke kebun milik penduduk di Kota Madinah agar dia mandi di situ. Namun dalam riwayat lain tidak ada lafal sahabat tersebut mandi atas perintah Nabi ﷺ.
Faedah dan istinbat dari hadis:
- Jika seorang kafir masuk Islam dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu. Hukumnya menurut jumhur ulama adalah mustahab dan bukan merupakan kewajiban.
Ahmad bin Hambal dan Abu Ṡaur beralasan karena seseorang pada masa masih kafir tidak terlepas pernah bersetubuh (jimak) atau ihtilam (mimpi basah) dan seandainya dia mandi pada saat tersebut (tidak beriman), tidak sah mandinya tersebut. Kewajiban dalam agama hanya sah dilakukan jika seseorang telah beriman.[3]
Footnote:
[1] HR. Ahmad (8037).
[2] Ibn Ḥajar al-Aṡqalāni. al-Iṣābah fi Tamyīz al-Ṣaḥābah. Jilid 1, hlm. 525.
[3] Al-Khaṭṭābi. Ma’ālim al-Sunan. Jilid 1, hlm. 112.