HADIS HUKUM KENCING ANAK LAKI-LAKI YANG MASIH MENYUSU

172
Hadis Hukum Kencing Anak Laki laki Yang Masih Menyusu
Perkiraan waktu baca: 2 menit

SYARAH KITAB ‘UMDAH AL-AHKĀM[1]

عن أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ الأَسَدِيَّةِ؛ أَنَّهَا أَتَتْ بِابْنٍ لَهَا صَغِيْرٍ -لَمْ يَأْكُلِ الطَّعَامَ- إِلَى رَسُوْلِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم -، فَأَجْلَسَهُ رَسُوْلُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – فِيْ حِجْرِهِ، فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ، فَدَعَا بِمَاءٍ، فَنَضَحَهُ، وَلَمْ يَغْسِلْهُ.

وعن عَائِشَةَ رضي الله عنها؛ أَنَّ رَسُوْلَ الله – صلى الله عليه وسلم – أُتِيَ بِصَبِيٍّ، فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ، فَدَعَا بِمَاءٍ، فَأَتْبَعَهُ إِيَّاهُ. وَلِمُسْلِمٍ: فَأَتْبَعَهُ بَوْلَهُ، وَلَمْ يَغْسِلْهُ

Artinya :

Ummu Qais binti Miḥṣan al-Asadiyyah raḍiyallahu’anha meriwayatkan bahwa beliau membawa anak laki-laki beliau yang masih kecil (belum memakan makanan) kepada Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam. Beliau pun mendudukkan sang anak di pangkuan beliau. Anak itu lalu kencing di atas pakaian beliau. Beliau pun meminta didatangkan air. Lalu beliau memercikkan air pada bekas kencing dan tidak membasuhnya.

Aisyah raḍiyallahu’anha meriwayatkan bahwa ada seorang anak laki-laki yang dibawa kepada Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam. Anak itu lalu kencing di atas pakaian beliau. Nabi pun meminta diambilkan air lalu memercikkannya pada pakaian beliau. Di dalam riwayat Muslim, “Beliau memercikkan air pada pakaiannya dan tidak membasuhnya.”

Daftar Isi:

Takhrij Hadis:

Hadis Ummu Qais binti Miḥṣan al-Asadiyyah raḍiyallahu’anhu diriwayatkan oleh Imam Bukhāri dalam Kitabnya al-Ṣaḥīḥ, Kitab al-Wuḍū’, Bab Kencing Anak Kecil Laki-laki, nomor 223 dan Imam Muslim dalam Kitabnya al-Ṣaḥīḥ, Kitab al-Ṭahārah, Bab Hukum Kencing Anak Kecil Laki-laki yang Masih Menyusu dan Cara Membersihkannya, nomor. 287.

Hadis Aisyah raḍiyallahu’anhu diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya al-Ṣaḥīḥ, Kitab al-Wuḍū’, Bab Kencing Anak Kecil Laki-laki, nomor 222 dan Imam Muslim dalam kitabnya al-Ṣaḥīḥ, Kitab al-Ṭahārah, Bab Hukum Kencing Anak Kecil Laki-laki yang Masih Menyusu dan Cara Membersihkannya, nomor 286.

Baca juga:  MENGQADA SALAT NĀFILAH DI WAKTU LARANGAN

Syarah dan Faedah Yang Terkandung pada Kedua Hadis Ini:

  1. Air kencing anak laki-laki yang belum makan makanan cukup hanya diperciki air dan tidak harus dicuci. Yang dimaksud adalah anak yang belum bergantung dengan makanan yang menjadi pengganti ASI. Air kencing anak laki-laki tersebut dikategorikan sebagai najis ringan dan hukum ini hanya berlaku bagi air kencing anak laki-laki, tidak berlaku pada anak perempuan. Nabi ṣallallāhu‘alaihiwasallam bersabda, “Air kencing anak perempuan dicuci dan air kencing anak laki-laki diperciki air.”[2]
  2. Apabila sang anak laki-laki sudah bergantung dengan makanan maka wajib dicuci air kencingnya. Ibn ‘Abd al-Bar berkata, “Kaum muslimin bersepakat bahwa air kencing setiap anak laki-laki yang sudah makan dan tidak menyusu adalah najis seperti air kencing bapaknya.”[3]

 


Footnote:

[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab “Mūjaz al-Kalām ‘ala ‘Umdah al-Ahkām” karya Dr. Manṣūr bin Muhammad Al-Ṣaq’ūb hafizhahullāh.

[2] H.R. Abu Dāwūd, no. 376, Ibn Mājah, no. 526, dan Ibn Khuzaimah, no. 283.

[3] Al-Istiżkār (1/356) dan al-Tamhīd (9/109).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments