عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: تُقَبِّلُونَ الصِّبْيَانَ فَمَا نُقَبِّلُهُمْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, “Seorang Arab Badui datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan berkata, ‘Kalian menciumi anak-anak kalian, sedangkan kami tidak pernah menciumi anak-anak kami.’ Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Apakah aku mampu menjadikan pada hatimu rasa kasih sayang setelah Allah menghilangkannya?’”
Daftar Isi:
Takhrij Hadis:
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari, Kitab al-Adab, Bab Menyayangi Anak, Mencium, dan Merangkulnya, nomor 5998, dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim, Kitab al-Fadhail, Bab Sayangnya Nabi shallallahu alaihi wasallam Kepada Anak Kecil dan Keluarga, Tawaduk Beliau, dan Keutamaannya, nomor 2317.
Biografi Sahabat Rawi Hadis:
Lihat: https://markazsunnah.com/aisyah-ahli-hadis-umat-islam-dari-kalangan-wanita/
Faedah dan Kesimpulan:
1. Semangat dan antusias kaum Arab Badui dalam belajar dan mengajukan berbagai persoalan mereka kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
2. Arab Badui yang dimaksud pada hadis ini kemungkinannya adalah Aqra’ bin Habis radhiyallahu anhu yang telah disebutkan dalam hadis sebelumnya, atau mungkin dia adalah Qais bin Ashim al-Tamimi al-Sa’di sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu al-Faraj al-Ashbahani dalam al-Aghani, dan mungkin saja Uyainah bin Hishn bin Hudzaifah al-Fazari sebagaimana yang disebut dalam riwayat Abu Ya’la al-Mushili dalam Musnad-nya.(1)
3. Bolehnya menyampaikan tradisi dan perbuatan yang kadang kita lakukan kepada seorang alim untuk mengetahui benar tidaknya amalan tersebut.
4. Menyayangi anak kecil dan menciumnya adalah sunah serta kebiasaan baik yang dikenal dan berlaku pada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan kalangan sahabat terdekatnya.
5. Umumnya Arab Badui memiliki watak yang keras dan kasar, di antaranya tidak terbiasa mencium anak-anaknya.
6. Kebiasaan yang ada di tengah masyarakat, suku, atau daerah tertentu harus disesuaikan dan diukur baik tidaknya dengan syariat Islam.
7. Seorang alim dan dai hanyalah mengarahkan umat dan menunjukkan kebenaran pada mereka namun hidayah taufik hanyalah milik Allah azza wajalla semata.
8. Akhlak, perangai, dan adab yang baik adalah pemberian dan taufik dari Allah azza wajalla.
9. Peran dan kedudukan hati dalam membentuk karakter dan pribadi seseorang.
10. Sifat kasih sayang bersumber dari hati yang saleh dan selamat.
Footnote:
(1) Lihat: Fathu al-Bari (10/ 430) dan Umdah al-Qari’ (22/ 100).