PERKATAAN YANG SERING DIANGGAP HADIS

698
PERKATAAN YANG SERING DIANGGAP HADIS
PERKATAAN YANG SERING DIANGGAP HADIS
Perkiraan waktu baca: 3 menit

Tulisan ini berasal dari beberapa catatan pribadi saat membaca kitab Al-Jadd al-Hatsis fi Bayan Maa Laisa bi Hadits karya ulama hadis abad ke-12 H, Syekh Ahmad bin Abdul Karim al-‘Amiri al-Ghazzi rahimahullah (wafat 1143 H). Kitab tersebut mencakup banyak perkataan yang sering dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai hadis, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, perkataan:

إِنَّ اللهَ يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَاءِ أُمَّهَاتِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِه

“Sesungguhnya Allah menyeru manusia pada hari kiamat dengan nama ibu mereka demi menyembunyikan aib para hamba-Nya.”

Perkataan ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, akan tetapi sanadnya lemah sekali. Imam Ibnu al-Jauzi berkata, “Hadis ini palsu.” Perkataan ini juga menyelisihi hadis Abu ad-Darda’ radhiyallahu anhu,

إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُم

“Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian, dan nama ayah kalian, maka perindahlah nama kalian.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-20, hadis no. 52.

Kedua, perkataan:

إن الميت يرى النار في بيته سبعة أيام

“Sesungguhnya mayit bisa melihat api di rumahnya selama tujuh hari (dari hari wafatnya).”

Imam Ahmad saat ditanya tentang perkataan ini, beliau menjawab, “Hadis ini batil, tidak punya sumber (palsu), dan ini adalah suatu keyakinan bidah.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-23, hadis no. 66.

Ketiga, perkataan:

تحية البيت الطواف

“Tahiyat (penghormatan) untuk Kabah (ketika masuk Masjidil Haram) adalah Tawaf “.

Ini bukan hadis namun maknanya sahih sebagaimana dalam hadis sahih dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أول شيء بدأ به النبي صلى الله عليه وسلم حين دخل مكة أنه توضأ ثم طاف

Baca juga:  HADIS SAHIH DAN DAIF TENTANG BULAN SAFAR

“Perkara pertama yang dilakukan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam ketika masuk Mekah (Masjidil Haram) adalah beliau berwudhu lalu tawaf.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-28, hadis no. 87.

Keempat, perkataan:

حب الوطن من الإيمان 

“Cinta tanah air adalah bagian dari iman”

Perkataan ini bukan hadis.

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-32, hadis no. 111.

Kelima, perkataan:

خير الأمور أوساطها

“Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.”

Ini bukan hadis melainkan ucapan Mutharrif bin Abdullah dan Yazid bin Murrah al-Ju’fi. Perkataan ini juga diriwayatkan dari Abu Qilabah dan Ali radhiyallahu ‘anhu.

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-37, hadis no. 136.

Keenam, tambahan lafaz ad-darajah ar-rafi’ah dalam doa setelah azan. As-Sakhawi rahimahullah berkata, “Saya tidak mendapatkannya (tambahan lafaz ini) dalam riwayat-riwayat hadis. Adapun hadisnya (doa setelah azan) adalah riwayat dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang ketika selesai mendengar azan membaca,

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ

niscaya dia berhak mendapatkan syafaatku.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-39, hadis no.144.

Ketujuh, perkataan

رحم الله من عمل عملا وأتقنه

“Semoga Allah merahmati orang yang beramal dan menekuninya dengan profesional.”

Lafaz yang seperti ini tidak diketahui (dalam hadis). Yang ada di dalam hadis adalah lafaz:

إِنَّ اللهَ جَلَّ وَعَزَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ 

“Sesungguhnya Allah cinta jika salah seorang diantaramu melakukan suatu amalan, dia benar-benar menekuninya dengan profesional.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-42, hadis no. 159.

Kedelapan, hadis, “Keutamaan bulan Rajab atas semua bulan adalah sebagaimana keutamaan al-Qur’an atas semua perkataan, dan keutamaan bulan Syaban atas semua bulan adalah seperti keutamaanku atas semua nabi, dan keutamaan Ramadan atas semua bulan adalah sebagaimana keutamaan Allah atas para hamba-Nya.”

Baca juga:  HADIS-HADIS LEMAH DAN PALSU SEPUTAR BULAN SYAKBAN (BAGIAN PERTAMA)

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Hadis ini palsu.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-65, hadis no. 258.

Kesembilan, perkataan:

كنت نبيا وآدم بين الماء والطين

“Waktu aku telah menjadi nabi, Adam masih berbentuk antara air dan tanah.”

Hadis ini tidak diketahui memiliki lafaz seperti ini, namun dengan lafadz lain, di antaranya dalam riwayat Umar radhiyallahu ‘anhu. Hadis yang seperti ini sangat popular di kalangan kaum sufi. Dengan hadis ini dasar-dasar kesufian mereka terbangun, diantaranya bahwa asal semua makhluk adalah dari nur Nabi Muhammad, bolehnya bertawasul dengan hak dan jah (kehormatan) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Akan tetapi, hadis ini diingkari (dianggap palsu) oleh Ibnu Taimiyah, az-Zarkasyi, Ibnu Hajar, as-Suyuthi, dan selain mereka.

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-72, hadis no. 301.

Kesepuluh, hadis, “Tidak ada seorang nabi pun kecuali diangkat setelah berumur 40 tahun.”

Imam Ibnu al-Jauzi rahimahullah berkata, “Hadis ini palsu.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-82, hadis no. 365.

Kesebelasa, perkataan:

المغتاب والمستمع شريكان في الإثم

“Orang yang menggunjing dan yang mendengarkannya sama-sama mendapatkan dosa.”

Ungkapan ini tidak diketahui sebagai hadis walaupun al-Ghazali menukilnya dalam Kitab Ihya ‘Ulumiddin sebagai hadis. Adapun maknanya telah ada dalam hadis bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk menggunjing dan mendengarkannya.

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-85, hadis no.389.

Keduabelas, perkataan:

 من اكتحل يوم عاشوراء لم ترمد عيناه أبدا

“Siapa yang memakai celak pada hari Asyura, dia tidak akan pernah sakit mata selamanya.”

Telah diriwayatkan satu hadis yang semakna dengan ini, namun al-Hakim rahimahullah berkata, “Hadisnya mungkar.” Ibnu al-Jauzi dan as-Sakhawi juga berkata, “Hadis ini maudhu’ (palsu).” Bahkan al-Hakim menambahkan, “Memakai celak pada hari Asyura secara khusus tidak ada sumbernya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini adalah bidah yang dibuat-buat oleh para pembunuh Husein.”

Baca juga:  HADIS-HADIS LEMAH DAN PALSU SEPUTAR BULAN SYABAN

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-87, hadis no. 402.

Ketigabelas, perkataan:

من زارني وزار أبي إبراهيم في عام واحد دخل الجنة 

“siapa yang menziarahi kuburku dan kubur bapakku Ibrahim dalam satu tahun, dia akan masuk surga.”

Ibnu Taimiyah dan an-Nawawi rahimahumallah berkata, “Hadis ini palsu dan tidak punya sumber.”

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-91, hadis no. 429.

Keempatbelas, perkataan:

 من عرف نفسه فقد عرف ربه 

“Siapa yang mengenal dirinya, maka dia telah mengenal Tuhannya.”

Ibnu as-Sam’ani rahimahullah berkata, “Hadis ini tidak diketahui secara marfu’ (dari ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) namun dikisahkan dari ucapan Yahya bin Mu’adz ar-Razi.” Imam an-Nawawai berkata. “Hadis ini tidak tasbit/sahih (dari Rasulullah).

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-92, hadis no. 436.

Kelimabelas, perkataan:

 من كثرت صلاته بالليل حسن وجهه بالنهار 

“Barangsiapa yang banyak salat malam maka wajahnya akan indah pada siang harinya.”

Yang benar, ini bukanlah hadis namun dari ucapan Syarik rahimahullah.

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-93, hadis no. 445.

Keenambelas, perkataan:

لا يدخل الجنة ولد زانية 

“Tidak masuk surga anak hasil zina.”

Ibnu Thahir dan Ibnu al-Jauzi rahimahumallah berkata, “Hadis ini palsu.

Keterangan: Perkataan ini terdapat pada halaman ke-106, hadis no. 522.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments