SERIAL HADIS TENTANG PUASA RAMADAN[1]
REDAKSI HADIS:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
وَفي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: ((رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Bila telah masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu.”
Dalam riwayat Imam Muslim, “Dibuka pintu-pintu rahmat.”
TAKHRIJ HADIS:
Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari (no. 1899) dan Muslim (no. 1079). Redaksi hadis “Dibuka pintu-pintu rahmat” adalah periwayatan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu.
PROFIL SAHABAT PERAWI HADIS:
Lihat: https://markazsunnah.com/perawi-islam-abu-hurairah/
PENJELASAN HADIS SECARA GLOBAL:
Hadis tersebut menjadi dalil tentang keutamaan bulan Ramadan dan kekhususannya yang sangat agung. Allah Ta’ala mengutamakan Ramadan dari bulan-bulan yang lain dan mengkhususkannya dengan sesuatu yang tidak terdapat pada bulan lainnya. Hal itu menjadi panggilan untuk beramal saleh, kebajikan dan ihsan.
Pada bulan mulia tersebut, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, karena –Allahu a’lam– pada bulan Ramadan banyak sekali kebaikan dan bertambahnya kecenderungan terhadap magfirah dan rida-Nya. Keburukan di permukaan bumi berkurang karena setan-setan yang durhaka diikat dengan rantai-rantai dan belenggu. Kaum muslimin sibuk dengan ibadah puasa, tilawah Al-Qur’an, zikrullah, amalan-amalan kebaikan, dan perkataan-perkataan yang penuh kebajikan.
Hal tersebut di atas menjelaskan rahasia di balik taubat dan kembalinya orang-orang yang berbuat dosa terhadap ketaatan dan kesungguhan mereka melakukannya serta kehadiran mereka di masjid-masjid pada bulan yang penuh keutamaan tersebut.
Setan yang terbelenggu mungkin saja tetap mengganggu, namun hal tersebut lebih minim dan lemah jika dibandingkan dengan waktu selain Ramadan. Semua itu terkait erat dengan sempurna atau tidaknya ibadah puasa. Siapa yang puasanya sempurna, dengan menjaga syarat-syarat dan adab puasa, dia telah menangkal setan. Jika puasanya penuh kekurangan tentu tidak memberi penangkalan yang maksimal.
Tidak mesti jika setan dalam kondisi terbelenggu, kemudian tidak terjadi keburukan dan maksiat karena ada banyak sebab lain selain setan seperti: jiwa yang penuh noda, kebiasaan yang buruk, setan dari golongan insan, atau maksud setan (golongan jin) yang terbelenggu adalah setan yang penuh kedurhakaan (maradatu syayaatiin). Sedangkan setan yang tidak (penuh) dengan kedurhakaan, merekalah yang memengaruhi, sebagaimana disebutkan dalam riwayat lainny. [2]Hakikat ilmu-Nya tentunya milik Allah Ta’ala.
Wajib bagi setiap muslim untuk bersegera melakukan kebaikan dan ketaatan pada waktunya dan memanfaatkan musim ketaatan. Hendaknya setiap muslim waspada dari banyak begadang pada malam-malam bulan Ramadan agar dia penuh semangat pada siang harinya. Jika begadang dilarang pada malam-malam selain Ramadan, maka pada malam-malam Ramadan tentu lebih terlarang lagi. Begitu juga, begadang dan memainkan alat-alat musik dan yang melalaikan lainnya, majelis-majelis yang kosong dari manfaat atau mudaratnya lebih banyak, banyak tidur pada siang hari bulan Ramadan yang mengandung mudarat, apalagi jika sampai melewatkan salat fardu. Allahu a’lam.
اللهم أيقظنا من رقدات الغفلة، ووفقنا للاستعداد قبل النقلة، وألهمنا اغتنام الزمان وقتَ المـُهلة، واغفر اللَّهم لنا ولوالدينا ولجميع المسلمين
Footnote:
[1] Dari kitab Mukhtashar Ahāditsi al- Ṣiyām, karya Syekh Abdullah bin Sālih al-Fauzān.
[2] Sunan al-Nasai (4/129).