BAIT KE-23: HADIS FARD

741
BAIT KE HADIS FARD
Perkiraan waktu baca: 2 menit

SYARAH MUDAH MATAN AL-BAIQŪNI[1]
BAIT KE-23: HADIS FARD

Imam al-Baiqūni:

والفَرْدُ مَا قَيَّدْتَهُ بِثِقَةِ … أَوْ جَمْعٍ أوْ قَصْرٍ عَلَى رِوَايَةِ

Artinya:
“Hadis fard adalah yang engkau ikat dengan seorang rawi ṣiqah, banyak, atau terbatas, dalam periwayatan.”

Definisi:

Al-fard[2] diambil dari kata al-tafarrud. Hal ini terbagi dua:

  1. Fard muṭlaq, yaitu hadis yang di dalamnya seorang rawi ṣiqah bersendirian di mana tidak ada rawi ṣiqah selainnya yang meriwayatkan hadis tersebut.

Contoh:

Dalam sebuah hadis[3] ‘Umar bin Khaṭṭāb bertanya kepada Abu Wāqid al-Laiṡi raḍiyallahu’anhuma, “Apa yang dibaca oleh Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam dalam Iduladha dan Idulfitri?” Beliau menjawab, “Beliau membaca surah Qāf dan surah al-Qamar.”

Al-Ḥāfiẓ al-‘Irāqi raḥimahullāh berkata,[4] “Hadis ini juga datang melalui riwayat Ḍamrah bin Sa’īd al-Māzini dari ‘Abdullāh bin ‘Abdullāh bin Abu Wāqid al-Laiṡi raḍiyallahu’anhu dari Nabi ṣallallāhu‘alaihiwasallam sedang hadis ini tidak diriwayatkan dari rawi ṣiqah kecuali dari Ḍamrah, dan telah diriwayatkan dari berbagai jalur lain yang daif.”

  1. Fard muqayyad, juga terbagi dua:

Pertama: apabila penduduk sebuah negeri tertentu bersendirian di mana tidak ada penduduk negeri lain yang meriwayatkannya.

Contoh:

Imam Muslim raḥimahullāh meriwayatkan dalam kitab Ṣaḥīḥ-nya[5] dari ‘Āisyah raḍiyallahu’anha, beliau berkata,

وَاللهِ لَقَدْ صَلَّى رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى ابنَيْ بَيْضَاءَ فِي المسْجِدِ سَهْلٍ وَأَخِيهِ

Artinya:
“… Demi Allah Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam telah menyalati dua putra Baiḍa di dalam masjid yaitu Sahl dan saudaranya.”

Imam al-Ḥākim raḥimahullāh berkata,[6] “Penduduk Madinah menyendiri dalam hadis ini, seluruh rawinya adalah orang Madinah. Hadis ini juga telah diriwayatkan dengan isnad lain dari Mūsa bin ‘Uqbah dari ‘Abd al-Wāḥid bin Ḥamzah dari ‘Abdullāh bin al-Zubair dari ‘Āisyah raḍiyallahu’anhuma. Mereka semua adalah orang Madinah, tidak ada yang mencampuri mereka.”

Baca juga:  GAMBARAN RINGKAS KITAB-KITAB HADIS (BAGIAN I)

Kedua: Apabila rawi tertentu bersendirian dalam periwayatannya di mana tidak ada yang meriwayatkan dari fulan kecuali fulan, meskipun hadis tersebut diriwayatkan melalui jalur-jalur selainnya.

Contoh:

Imam al-Tirmiżi raḥimahullāh dalam Sunan-nya[7] dan Abu Dāwūd juga dalam Sunan-nya[8] meriwayatkan hadis dari jalur Sufyān bin ‘Uyainah dari Wāil bin Dāwūd dari putranya Bakr bin Wāil dari al-Zuhri dari Anas raḍiyallahu’anhu,

أَنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أوْلَمَ عَلَى صَفِيَّةَ بِسَوِيقٍ وَتَمْرٍ

Artinya:
“Bahwa Nabi ṣallallāhu‘alaihiwasallam mengadakan walimah dengan Ṣafiyyah dengan sawiq dan kurma.”

Al-Tirmiżi berkata, “(ini adalah) hadis garib.”

Ibn al-Ṭāhir raḥimahullāh dalam Aṭrāf al-Garāib berkata, “Hadis ini garib dari hadis Bakr bin Wāil, Wāil bin Dāwūd bersendirian di dalamnya, tidak ada yang meriwayatkannya darinya kecuali Sufyān bin ‘Uyainah.”[9]

 

 


Footnote:

[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab al-Ta’liqāt al-Aariyyah ‘ala al-Manẓūmah al-Baiquniyyah karya Syekh ‘Ali bin Ḥasan al-Ḥalabi al-Aṡari rahimahullāh.

[2] Lihat: ‘Ulūm al-Ḥadīṡ (h. 80) dan Tadrīb al-Rāwi (1/218).

[3] H.R. Muslim dalam Ṣaḥīḥ-nya (no. 891), Abu Dāwūd (no. 1154), al-Tirmiżi (no. 534), al-Nasāi dalam al-Sunan (no. 1567) dan kitabnya al-Tafsīr (no. 570), dan Ibn Mājah (no. 1282).

[4] Al-Tabṣirah wa al-Tażkirah (1/220).

[5] Ṣaḥīḥ Muslim (no. 101 dan 973).

[6] Ma’rifah ‘Ulūm al-Ḥadīṡ (h. 97).

[7] No. 1095

[8] No. 3744

[9] Al-Tabṣirah wa al-Tażkirah (1/218).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments