SYARAH MUDAH MATAN AL-BAIQŪNI[1]
BAIT KE-23: HADIS FARD
Imam al-Baiqūni:
والفَرْدُ مَا قَيَّدْتَهُ بِثِقَةِ … أَوْ جَمْعٍ أوْ قَصْرٍ عَلَى رِوَايَةِ
Artinya:
“Hadis fard adalah yang engkau ikat dengan seorang rawi ṣiqah, banyak, atau terbatas, dalam periwayatan.”
Definisi:
Al-fard[2] diambil dari kata al-tafarrud. Hal ini terbagi dua:
- Fard muṭlaq, yaitu hadis yang di dalamnya seorang rawi ṣiqah bersendirian di mana tidak ada rawi ṣiqah selainnya yang meriwayatkan hadis tersebut.
Contoh:
Dalam sebuah hadis[3] ‘Umar bin Khaṭṭāb bertanya kepada Abu Wāqid al-Laiṡi raḍiyallahu’anhuma, “Apa yang dibaca oleh Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam dalam Iduladha dan Idulfitri?” Beliau menjawab, “Beliau membaca surah Qāf dan surah al-Qamar.”
Al-Ḥāfiẓ al-‘Irāqi raḥimahullāh berkata,[4] “Hadis ini juga datang melalui riwayat Ḍamrah bin Sa’īd al-Māzini dari ‘Abdullāh bin ‘Abdullāh bin Abu Wāqid al-Laiṡi raḍiyallahu’anhu dari Nabi ṣallallāhu‘alaihiwasallam sedang hadis ini tidak diriwayatkan dari rawi ṣiqah kecuali dari Ḍamrah, dan telah diriwayatkan dari berbagai jalur lain yang daif.”
- Fard muqayyad, juga terbagi dua:
Pertama: apabila penduduk sebuah negeri tertentu bersendirian di mana tidak ada penduduk negeri lain yang meriwayatkannya.
Contoh:
Imam Muslim raḥimahullāh meriwayatkan dalam kitab Ṣaḥīḥ-nya[5] dari ‘Āisyah raḍiyallahu’anha, beliau berkata,
وَاللهِ لَقَدْ صَلَّى رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى ابنَيْ بَيْضَاءَ فِي المسْجِدِ سَهْلٍ وَأَخِيهِ
Artinya:
“… Demi Allah Rasulullah ṣallallāhu‘alaihiwasallam telah menyalati dua putra Baiḍa di dalam masjid yaitu Sahl dan saudaranya.”
Imam al-Ḥākim raḥimahullāh berkata,[6] “Penduduk Madinah menyendiri dalam hadis ini, seluruh rawinya adalah orang Madinah. Hadis ini juga telah diriwayatkan dengan isnad lain dari Mūsa bin ‘Uqbah dari ‘Abd al-Wāḥid bin Ḥamzah dari ‘Abdullāh bin al-Zubair dari ‘Āisyah raḍiyallahu’anhuma. Mereka semua adalah orang Madinah, tidak ada yang mencampuri mereka.”
Kedua: Apabila rawi tertentu bersendirian dalam periwayatannya di mana tidak ada yang meriwayatkan dari fulan kecuali fulan, meskipun hadis tersebut diriwayatkan melalui jalur-jalur selainnya.
Contoh:
Imam al-Tirmiżi raḥimahullāh dalam Sunan-nya[7] dan Abu Dāwūd juga dalam Sunan-nya[8] meriwayatkan hadis dari jalur Sufyān bin ‘Uyainah dari Wāil bin Dāwūd dari putranya Bakr bin Wāil dari al-Zuhri dari Anas raḍiyallahu’anhu,
أَنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أوْلَمَ عَلَى صَفِيَّةَ بِسَوِيقٍ وَتَمْرٍ
Artinya:
“Bahwa Nabi ṣallallāhu‘alaihiwasallam mengadakan walimah dengan Ṣafiyyah dengan sawiq dan kurma.”
Al-Tirmiżi berkata, “(ini adalah) hadis garib.”
Ibn al-Ṭāhir raḥimahullāh dalam Aṭrāf al-Garāib berkata, “Hadis ini garib dari hadis Bakr bin Wāil, Wāil bin Dāwūd bersendirian di dalamnya, tidak ada yang meriwayatkannya darinya kecuali Sufyān bin ‘Uyainah.”[9]
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab al-Ta’liqāt al-Aṡariyyah ‘ala al-Manẓūmah al-Baiquniyyah karya Syekh ‘Ali bin Ḥasan al-Ḥalabi al-Aṡari rahimahullāh.
[2] Lihat: ‘Ulūm al-Ḥadīṡ (h. 80) dan Tadrīb al-Rāwi (1/218).
[3] H.R. Muslim dalam Ṣaḥīḥ-nya (no. 891), Abu Dāwūd (no. 1154), al-Tirmiżi (no. 534), al-Nasāi dalam al-Sunan (no. 1567) dan kitabnya al-Tafsīr (no. 570), dan Ibn Mājah (no. 1282).
[4] Al-Tabṣirah wa al-Tażkirah (1/220).
[5] Ṣaḥīḥ Muslim (no. 101 dan 973).
[6] Ma’rifah ‘Ulūm al-Ḥadīṡ (h. 97).
[7] No. 1095
[8] No. 3744
[9] Al-Tabṣirah wa al-Tażkirah (1/218).