
Bab: Ancaman Keras Berdusta atas Nama Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
Daftar isi:
Hadis Kedua:
عن أَنَسٍ -رضي الله عنه- قال: إِنه لَيَمْنَعُنِيْ أَنْ أُحَدِّثَكُمْ حَدِيْثًا كَثِيْرًا أَنَّ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ تعمَّدَ عَلَيَّ كَذِبًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.
Artinya:
Dari Anas raḍiyallāhu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya yang menghalangiku untuk banyak menyampaikan hadis kepada kalian adalah sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, ‘Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka’.”
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dalam kitabnya al-Ṣaḥīḥ; kitab al-‘Ilmi, bab “Iṡmu Man Każaba ‘alā al-Nabi (Dosa Seseorang yang Berdusta Atas Nama Nabi)”, no. 108, dan Imam Muslim dalam kitabnya al- Ṣaḥīḥ; Muqaddimah Ṣaḥīḥ Muslim, bab “Taglīẓ al-Każib ‘alā Rasulillāh ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam (Besarnya Dosa Berdusta Atas Nama Rasulullah ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam)”, no. 2.
Biografi Singkat Perawi Hadis
Beliau adalah Anas bin Mālik bin al-Naḍr bin Ḍamḍam bin Zaid bin Haram bin Jundub bin ‘Amir bin Ganm bin ‘Ādi bin al-Najjār Al-Anṣārī al-Najjārī. Kuniyah-nya adalah Abū Hamzah al-Madanī. Ibunya adalah Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalīd bin Zaid bin Haram. Beliau wafat pada tahun 92 Hijriah.1
Hadis Ketiga:
عَنْ أبي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- عَنِ النَّبِيِّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: ومَن كَذَب عليّ مُتعمِّدًا فليتبوَّأْ مَقْعَدَهُ من النار.
Artinya:
Dari Abū Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu, Nabi ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.”
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dalam kitabnya al- Ṣaḥīḥ; kitab al-‘Ilmi, bab “Iṡmu Man Każaba ‘alā al-Nabi (Dosa Seseorang yang Berdusta Atas Nama Nabi)”, no. 110, dan Imam Muslim dalam kitabnya al- Ṣaḥīḥ; Muqaddimah Ṣaḥīḥ Muslim, bab “Taglīẓ al-Każib ‘alā Rasulillāh ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam (Besarnya Dosa Berdusta Atas Nama Rasulullah ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam)”, no. 3.
Biografi Singkat Perawi Hadis
Abū Hurairah al-Dausī al-Yamanī, nama aslinya adalah ‘Abdurraḥmān bin Ṣakhr. Beliau masuk Islam pada tahun ketujuh Hijriyah dan diberi kuniyah Abū Hurairah karena beliau biasa membawa anak kucing di lengan bajunya. Beliau termasuk salah satu sumber ilmu dan merupakan sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam. Abu Hurairah wafat pada tahun 57 Hijriyah raḍiyallāhu ‘anhu.2
Hadis Keempat:
عَنِ الْمُغِيرَةِ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يقول: إِنَّ كذِبًا عليّ ليس ككذِبٍ على أحدٍ، مَن كَذَبَ عليَّ مُتعمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ منَ النار.
Artinya:
Dari al-Mugīrah raḍiyallāhu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Nabi ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak sama dengan berdusta atas seseorang, barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka’.”
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dalam kitabnya al- Ṣaḥīḥ; kitab al-Janā’iz, bab “Mā Yukrahu min al-Niyāhah ‘alā al-Mayyit (Hal yang Dibenci dari Meratapi Mayit)”, no. 1291, dan Imam Muslim dalam kitabnya al- Ṣaḥīḥ; Muqaddimah Ṣaḥīḥ Muslim, bab “Taglīẓ al-Każib ‘alā Rasulillāh ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam (Besarnya Dosa Berdusta Atas Nama Rasulullah ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam)”, no. 4.
Biografi Singkat Perawi Hadis
Al-Mugīrah bin Syu‘bah bin Abī ‘Āmir, ikut serta dalam Baiat al-Riḍwān. Beliau adalah seorang laki-laki yang tinggi dan berwibawa. Salah satu matanya hilang pada Perang Yarmuk dan ada yang mengatakan bahwa hal itu terjadi pada Perang Qadisiyyah. Beliau wafat pada tahun 50 Hijriah raḍiyallāhu ‘anhu.3
Faedah dan Pelajaran yang Dapat Diambil dari Ketiga Hadis:
- Keutamaan Anas bin Mālik, Abū Hurairah, dan al-Mugīrah raḍiyallāhu ‘anhum jamī’an yang telah mendampingi Nabi ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam dan telah menyaksikan serta mendengarkan hadisnya.
- Kehati-hatian sahabat Anas bin Mālik raḍiyallāhu ‘anhu dalam menyampaikan dan meriwayatkan hadis Nabi ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam.
- Tidak semua yang kita saksikan dan dengarkan harus kita sampaikan kecuali setelah meyakini kebenarannya serta meriwayatkannya sebagaimana adanya.
- Larangan berdusta atas nama Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam sangat tegas karena termasuk dosa besar yang diancam dengan neraka.
- Haramnya berdusta atas nama Nabi ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam berlaku secara umum apapun tujuan dan motifnya.
- Perbuatan dusta dosanya bertingkat-tingkat, walaupun secara umum hukumnya haram akan tetapi kedustaan atas nama agama dan syariat dosanya jauh lebih besar.
- Wajib berhati-hati dalam menyampaikan hadis Nabi ṣallalllāhu ‘alaihi wa sallam dan tidak menisbatkan sesuatu kepada beliau tanpa memastikan kebenarannya.
- Ancaman keras bagi orang yang berani dan lancang terhadap agama dan syariat serta berkata atas nama Allah tanpa ilmu.
Footnote:
1 Lihat biografi lengkapnya di link: https://markazsunnah.com/anas-bin-malik-sosok-khadim-sunah/
2 Lihat biografi lengkapnya di link: https://markazsunnah.com/perawi-islam-abu-hurairah/ dan https://markazsunnah.com/perisai-bagi-abu-hurairah-radhiyallahu-anhu/ .
3 Lihat biografi lengkapnya di: al-Isti’āb fī Ma’rifah al-Aṣḥāb karya Ibnu ;Abdilbarr (3/453), Usdu al-Gābah karya Ibnu al-Aṡīr al-Jazarī (5/238) dan al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah karya Ibnu Hajar al-‘Asqalānī (6/156).