MAKSUD UBAN MENJADI CAHAYA

160
MAKSUD UBAN MENJADI CAHAYA
Perkiraan waktu baca: 2 menit

Daftar Isi:

Pertanyaan:

Assalamualaikum Ustaz, saya pernah mendengar hadis yang artinya:

“Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang memiliki sehelai uban, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud)

Cahaya itu maksudnya apa ya? Bisa dijelaskan. Terima kasih, Jazakallah khairan ustaz     

(AI – Jakarta)


Jawaban:

Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuhu

Hadis yang anda maksudkan teks lengkapnya seperti ini:

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ. رواه أبو داود.

Artinya:

Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah kamu mencabut uban, tidaklah seorang muslim dalam Islam beruban walaupun sehelai, melainkan uban itu akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat (HR. Abū Daud)

Derajat Hadīṡ:

Dalam sanad hadīṡ yang diriwayatkan oleh Abū Daud ini ada perawi Muhammad bin’Ajlān al-Qurasyī dan Syu’aib bin bin Muhammad al-Sahmī, keduanya adalah perawi shadūq, yang derajat hadīṡnya adalah hasan. Namun hadīṡ ini dikuatkan oleh syawāhid lainnya diriwayatkan oleh Al-Tirmizī dan Al-Nasā’ī sehingga hadīṡ ini dinyatakan hasan shahīh oleh Syeikh Al-Albānī (w. 1420 H) dalam Shahīh wa Dha’īf Sunan Abī Dāwūd, No. Hadīṡ 4202.

Faedah Hadīṡ:
    1. Hadīṡ ini menunjukan larangan mencabut uban bagi seorang muslim. Imām al-Nawawī (w. 676 H) menerangkan bahwa mencabut uban baik pada janggut atau rambut hukumnya adalah makruh. Hal ini ditegaskan oleh Imam Ghazali, Al Baghawi, dan lainnya.[1]
    2. Dalam hadīṡ-hadīṡ larangan mencabut uban, Rasulullah ﷺ menyebutkan alasannya, yaitu uban akan menjadi cahaya bagi pemiliknya, uban juga dapat menjadi sebab seorang muslim mendapat satu kebaikan, dihapuskan satu kesalahan dan ditinggikan satu derajatnya.
Baca juga:  SUDAH PUASA DAUD, BOLEHKAH MELAKUKAN PUASA SUNAH LAINNYA?

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قال: لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ فَإِنَّهُ نُورٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ كُتِبَ لَهُ بِهَا حَسَنَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ وَرُفِعَ له بها درجة. رواه              ابن حبان.

Artinya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah mencabut uban, karena uban adalah Cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam islam walaupun sehelai maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat. (HR. Ibnu Hibbān dalam kitabnya  Shahih Ibn Hibbān, dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arna’ūth dalam tahkik kitab al-Ihsan fi Taqrib Shahih Ibn Hibban, 7/253)

    1. Maksud dari sabda Rasulullah ﷺ (uban itu akan menjadi cahaya bagi pemiliknya) diterangkan oleh pensyarah hadīṡ sebagai berikut:
      • Syekh al-Mubarakfūrī (w. 1353 H) dalam syarah Jāmi’ Al-Trmiżī menerangkan, “Uban itu dapat menjaga pribadi seorang muslim agar tidak terpedaya dengan syahwat dunia karena Allah ﷻ telah memberinya cahaya pengingat (uban) yang menerangi jalannya agar giat beramal shalih. Dengan amal itu ia dapatkan cahaya dalam kuburnya dan penerang dalam jalannya di tengah kegelapan hari pembalasan”.[2]
      • Syekh al-Siddīqī al-Aẓim Ᾱbādī (w. 1329 H) dalam syarah sunan Abī Dāwūd menjelaskan, “Uban akan menjadi cahaya bagi pemiliknya” maksudnya dengan kesadaran pemiliknya, uban dapat memotivasinya giat beramal, sehingga itu menjadi sebab ia mendapat cahaya pada hari kiamat nanti.[3]

 


Footnote:

[1] Al-Majmū’ Syarhu al-Muhazab (1/ 344).

[2] Tuhfatu al-Ahwazī bisyarh Jāmi’ al-Tirmizī, cet. Dāral-Kutub al-‘Ilmiah (8/ 88).

[3] ‘Aun al-Ma’būd syarah sunan Abī Daud. Cet. 2, Dār al-Kutub al-Ilmiah, (11/171).

Baca juga:  APAKAH SETIAP PERKATAAN ADALAH DOA?
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments