BAIT KE-6: HADIS DAIF

203
BAIT KEENAM HADIS DAIF
Perkiraan waktu baca: 1 menit

SYARAH MUDAH MATAN AL-BAIQUNI(1)

Daftar Isi:

BAIT KEENAM: HADIS DAIF

Imam al-Baiqūni:

وكُلُّ مَا عَنْ رُتْبَةِ الحُسْنِ قَصُرْ *** فَهُوَ الضَّعِيفُ وَهْوَ أَقْسَاماً كُثُرْ

Artinya:
“Setiap yang berada di bawah tingkatan hasan *** maka ia adalah daif dan ia terdiri dari banyak jenis.”

SYARAH:

Definisi: Hadis daif(2) adalah hadis yang tidak memenuhi kriteria hadis hasan lantaran salah satu syarat hadis hasan tidak ada. Hadis daif memiliki banyak jenis yang sebagiannya akan dijelaskan pada pembahasan-pembahasan berikutnya insyaallah.

Contoh: Hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmizī (no. 2617), Ibnu Mājah (no. 802), al-Dārimi (1/278), Ahmad (3/76), Ibnu Khuzaimah (no. 1052), dan selain mereka, dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ المَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالإِيمَانِ…

Artinya:

“Jika engkau melihat laki-laki yang senantiasa terikat dengan masjid maka persaksikanlah pada dirinya keimanan!…”

Ini adalah hadis yang daif sebab di dalam sanadnya ada seorang rawi yang bernama Darrāj bin Sam’ān Abu al-Samh.(3) Al-Zahabi berkata tentangnya, “Darrāj memiliki banyak hadis munkar.”(4) Imam Ahmad dan yang lainnya berkata, “Hadis-hadisnya munkar.”(5) Ibnu Hajar berkata dalam al-Taqrīb (no. 1824), “Shadūq, namun dalam periwayatannya dari Abu al-Haitsam terdapat kelemahan.”

Syekh Ali al-Halabi berkata, “Riwayat ini termasuk di antaranya.”

 


Footnote:

(1) Diterjemahkan dan disadur dari kitab “Al-Ta’liqāt al-Atsariyyah ‘ala al-Manzhumah al-Baiquniyyah” karya Syekh Ali bin Hasan al-Halabi al-Atsari rahimahullāh.

(2) Taqrīb al-Tahzīb (1/374).

(3) Lihat biografinya pada Tahzīb al-Tahzīb (3/208) dan al-Mīzān (2/24).

(4) Sebagaimana dalam Talkhīsh al-Mustadrak (1/212). Beliau mengatakan hal tersebut sebagai tanggapan terhadap al-Hākim ketika menilainya sahih setelah meriwayatkannya.

Baca juga:  HADIS LEMAH YANG DISEBABKAN OLEH CACATNYA  SIFAT ‘ADÂLAH SEORANG PERAWI (BAGIAN KETIGA)

(5) Sebagaimana dinukil dalam al-Mugni fi al-Dhu’afa (1/223).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments