Daftar Isi:
REDAKSI HADIS:
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضَعَ صَبِيًّا فِي حَجْرِهِ يُحَنِّكُهُ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ
Dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah meletakkan seorang bayi di pangkuannya kemudian beliau menahniknya(1) lalu bayi itu mengompol, maka beliau meminta diambilkan air dan memercikkannya.
TAKHRIJ HADIS:
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari, Kitab al-Adab, Bab Meletakkan Anak di Pangkuan, no. 6002, dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim, Kitab al-Thaharah, Bab Hukum Kencing Bayi yang Masih Menyusu dan Kaifiat Membersihkannya, nomor 86.
BIOGRAFI SAHABAT PERAWI SAHABAT:
Silakan baca kembali di link berikut: https://markazsunnah.com/aisyah-ahli-hadis-umat-islam-dari-kalangan-wanita/
FAEDAH DAN KESIMPULAN:
1. Dianjurkannya membawa anak bayi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam atau kepada ulama dan orang saleh untuk ditahnik.
2. Disyariatkannya tahnik yaitu mengunyahkan kurma hingga lunak sehingga memungkinkan untuk ditelan kemudian memasukkan ke mulut bayi. Imam Nawawi dan Ibnu Hajar rahimahumallah menyebutkan bahwa jika kurma kering tidak ada maka mungkin dengan rutab (kurma basah) atau jika tidak maka dengan sesuatu yang manis seperti madu atau yang lainnya.(2)
3. Sifat kasih dan sayang yang dimiliki oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada umatnya di antaranya kepada bayi dan anak kecil.
4. Sunahnya memangku bayi dan anak kecil.
5. Bayi yang dimaksud dalam hadis ini tidak disebutkan namanya namun berdasarkan beberapa riwayat yang lain maka kemungkinannya dia adalah Hasan bin Ali bin Abi Thalib atau Husain bin Ali bin Abi Thalib atau Abdullah bin Zubair atau bayi dari Ummu Qais binti Mihshan radhiyallohu anhum jami’an.(3)
6. Memaafkan kesalahan anak kecil atau seseorang yang belum/tidak mukalaf dan tidak memarahinya atau menghukumnya.
7. Tawaduk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam terhadap umatnya bahkan anak kecil sekalipun.
8. Bolehnya meminta bantuan orang lain dalam bersuci atau mensucikan pakaian dari najis.
9. Berkhidmat kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan alim ulama.
10. Cara membersihkan kencing bayi laki-laki yang belum mengonsumsi apa-apa kecuali air susu ibunya adalah cukup dipercikkan di pakaian yang terkena kencing tersebut dan tidak perlu dicuci.
Footnote:
(1) Mengunyahkan kurma kemudian dimasukkan ke mulut bayi dengan digosokkan ke langit-langitnya.
(2) Lihat: Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim bin al-Hajjaj karya al-Nawawi (14/124) dan Fathu al-Bari (9/588).
(3) Lihat: Fathu al-Bari (1/332).
MasyaAllah, jazaakalllahu khairan.