UMMU MA’BAD MENYIFATI RASULULLAH ﷺ

2
Syamail ()
Perkiraan waktu baca: 1 menit

UMMU MA’BAD MENYIFATI RASULULLAH[1]

Ummu Ma’bad berkata, “Aku melihat seorang pria yang wajahnya bercahaya, bersinar, cerah, bersih dan mulia. Tidak terlalu kurus  dan tidak terlalu gemuk. Beliau tampan dan ideal. Warna hitam pekat pada matanya, bulu matanya panjang, suaranya merdu dan indah. Lehernya panjang, dan janggutnya lebat. Alisnya panjang, melengkung, dan hampir menyatu.

Ketika ia diam, ia tampak penuh wibawa, dan ketika berbicara, ia memancarkan keagungan dan keelokan. Dari kejauhan, ia adalah orang yang paling mempesona dan menawan. Dari dekat, ia adalah yang paling jelas dan indah. Ucapannya manis, jelas, dan tegas; tidak terlalu sedikit dan tidak berlebihan, seolah-olah kata-katanya seperti butiran mutiara yang teratur keluar satu per satu. Tinggi badannya sedang; tidak terlalu tinggi sehingga mengesankan menjulang, dan tidak terlalu pendek sehingga diremehkan oleh mata, seperti dahan di antara dua dahan; ia tampak paling segar dan menawan di antara mereka bertiga, serta paling mulia dalam kedudukannya. Ia selalu dikelilingi oleh para sahabatnya yang setia; jika ia berbicara, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian, dan jika ia memberi perintah, mereka segera melaksanakan dengan sigap. Ia dihormati dan dilayani, tidak pernah bermuka masam, dan kata-katanya selalu benar serta terbebas dari kebatilan.”

Abu Ma’bad berkata, “Dia, demi Allah, adalah orang Quraisy yang telah disebutkan kepada kita tentang perkaranya di Makkah. Aku sungguh ingin menyertainya, dan aku pasti akan melakukannya jika aku menemukan jalan untuk itu.”

Keesokan harinya, suara lantang terdengar di Makkah. Orang-orang mendengarnya, tetapi tidak tahu siapa yang mengatakannya. Suara itu melantunkan, “Semoga Allah, Rabb manusia, memberikan balasan terbaik-Nya kepada dua sahabat yang singgah di tenda Ummu Ma’bad.
Mereka singgah dengan membawa petunjuk dan memberinya petunjuk pula, sungguh beruntunglah siapa yang menjadi sahabat Muḥammad.”

Baca juga:  RASULULLAH ﷺ YANG DIBERKAHI

Hadis ini hasan dan kuat, diriwayatkan oleh al-Ḥākim dan dinyatakan sahih olehnya. Al-Żahabī juga menyetujuinya.[2]

Ibnu Kaṡīr berkata, “Kisah Ummu Ma’bad ini terkenal dan diriwayatkan melalui berbagai jalur yang saling menguatkan satu sama lain.”[3]


Footnote:

[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab Quṭūf min al-Syamā’il al-Muḥammadiyyah wa al-Akhlāq ‘an-Nabawiyyah wa al-Adab al-Islāmiyyah karya Muḥammad bin Jamīl Zainū (Pengajar di Dārul Hadīṡ al-Khairiyyah, Makkah al-Mukarramah), cetakan kelima belas; telah ditambah dan direvisi.

[2] H.R. Ḥākim dalam al-Mustadrak (no. 4274).

[3] Al-Bidāyah wa al-Nihāyah (3/456).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments