
SYARAH KITAB ‘UMDAH AL-AHKĀM[1]
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنهما أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رضي الله عنه جَاءَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ بَعْدَ مَا غَرَبَتِ الشَّمْسُ فَجَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيْشٍ، وَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كِدْتُ أُصَلِّي الْعَصْرَ حَتَّى كَادَتِ الشَّمْسُ تَغْرُبُ. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: وَاَللَّهِ مَا صَلَّيْتُهَا. قَالَ: فَقُمْنَا إلَى بُطْحَانَ، فَتَوَضَّأَ لِلصَّلاةِ، وَتَوَضَّأْنَا لَهَا، فَصَلَّى الْعَصْرَ بَعْدَ مَا غَرَبَتْ الشَّمْسُ. ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا الْمَغْرِبَ
Artinya:
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu datang pada hari perang al-Khandaq setelah matahari terbenam. Lalu Umar pun memaki-maki orang-orang kafir Quraisy. Ia pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya hampir tidak mengerjakan salat Asar hingga matahari hampir terbenam. Nabi ﷺ pun menjawab, ‘Demi Allah, aku belum mengerjakannya.’ Jabir mengatakan, ‘Kami pun menuju ke Buthān. Beliau pun lalu berwudu untuk salat, kami juga berwudu. Lalu beliau mengerjakan salat Asar setelah matahari terbenam lalu beliau mengerjakan salat Magrib.
Takhrij Hadis:
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya al-Shahīh; kitab Mawāqit al-Shalāh, bab Seseorang yang Salat Mengimami Manusia Setelah Waktu Salat Lewat, no. 571, dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya al-Shahīh; kitab al-Masājid wa Mawādhi’ al-Shalāh, bab Dalil Bagi yang Mengatakan bahwa Salat Wushta (Pertengahan) adalah Salat Ashar, no. 631. Lafaz hadis ini sesuai redaksi Imam al-Bukhari
Syarah dan Faedah Yang Terkandung Dalam Kedua Hadis Ini:
- Menunda pengerjaan ibadah salat hingga melewati waktunya tidak diperbolehkan, karena Umar radhiyallahu ‘anhu memaki-maki kaum kafir Quraisy disebabkan hal tersebut.
- Orang yang terlewat mengerjakan salat disebabkan uzur maka wajib baginya untuk segera mengganti salatnya.
- Berdasarkan zahir hadis tersebut Nabi dan para sahabat mengerjakan salat Asar dan Magrib secara berjemaah.
- Hal ini menunjukkan kebolehan mengerjakan ibadah salat yang telah terlewat secara berjemaah. Inilah pendapat jumhur ulama.
- Terdapat sebuah hadis sahih bahwa Rasulullah ﷺ mengerjakan salat Subuh berjemaah ketika beliau dan para sahabat tertidur hingga waktu subuh pun terlewat.2
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab “Mūjaz al-Kalām ‘ala ‘Umdah al-Ahkām” karya Dr. Manṣūr bin Muhammad Al-Ṣaq’ūb hafizhahullāh.
2 HR. Bukhari (no. 595) dan Muslim (no. 681).