MENGUSAP KHUF PADA SAAT BERWUDU SETELAH KENCING

107
Mengusap Khuf Pada Saat Berwudu Setelah Kencing
Perkiraan waktu baca: 1 menit

SYARAH KITAB ‘UMDAH AL-AKĀM[1]

عن حُذيفةَ بنِ اليمان رضي الله عنهما قال: كنتُ مع النبيِّ -صلى الله عليه وسلم-، فبالَ، فتوضَّأَ، ومسحَ على خُفّيه. مختصرٌ

Artinya :

Dari Ḥużaifah bin al-Yamān raiyallāhu anhumā, ia berkata, “Dulu aku membersamai Nabi ﷺ, beliau pun buang air kecil lalu berwudu dan mengusap kedua khufnya.” (Diriwayatkan secara singkat).

Daftar Isi:

Takhrij Hadis:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhārī dalam kitabnya, al-Shaḥīḥ, kitab al-Wuḍū’, bab “Kencing Berdiri dan Duduk”, no. 224, dan Muslim dalam kitabnya, al- Shaḥīḥ, kitab al-Ṭahārah, bab “Mengusap di Atas Kedua Khuf”, no. 273.

Syarah dan Faedah yang Terkandung dalam Hadis Ini:

  1. Bolehnya mengusap khuf pada saat berwudu disebabkan hadas kencing.
  2. Dikiaskan dengan itu yaitu seluruh pembatal wudu lainnya. Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ṣafwān bin ‘Assāl raḍiyallāhu ‘anhu, disebutkan bolehnya mengusap khuf disebabkan karena hadas tidur, kencing dan buang air besar. Beliau mengatakan,

كان رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا إذا كنا سفرا أَنْ لَا نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا مِنْ جَنَابَةٍ وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ

Artinya:

“Dahulu Rasulullah ﷺ  memerintah kami jika kami safar agar tidak melepaskan khuf kami selama tiga hari kecuali disebabkan oleh janabah. (Kami dibolehkan tidak melepaskannya) karena buang air besar, kencing dan tidur.”[2] Hadis ini disahihkan oleh Tirmiżī.

 


Footnote:

[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab “Mūjaz al-Kalām ‘ala ‘Umdah al-Akām” karya Dr. Manṣūr bin Muhammad al-Ṣaq’ūb hafiahullāh.

[2] H.R. Aḥmad (18095) dan Tirmiżī (3535). Beliau berkata, “Hadis ini hasan sahih.”

Baca juga:  HUKUM SESEORANG YANG TIDAK MAMPU BERTAHARAH SECARA SEMPURNA
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments