MENCUCI KEDUA TAPAK KAKI HINGGA KE MATA KAKI

504
MENCUCI KEDUA TAPAK KAKI HINGGA KE MATA KAKI
MENCUCI KEDUA TAPAK KAKI HINGGA KE MATA KAKI
Perkiraan waktu baca: 3 menit

وَعَن عَمْرو بن يَحْيَى الْمَازِنيِّ، عَنْ أَبِيْهِ، قَالَ: شَهِدْتُ عَمْرَو بنِ أَبِي حَسَنٍ سَأَلَ عبدَ الله بنَ زيدٍ عَنْ وُضُوءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَدَعَا بتَوْرٍ من مَاءٍ، فَتَوَضَّأَ لَهُمْ، فَكَفَأَهُ عَلَى يَدَيْهِ، فَغَسَلَهُمَا ثَلَاثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ، فَمَضْمَضَ، واسْتَنْشَقَ، واسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا، بِثَلَاث غَرَفاتٍ من مَاءٍ، ثمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ، فَغَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى المِرْفَقَيْنِ، مرَّتَيْنِ مرَّتَيْنِ، ثمَّ أَدخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ، فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ، فَأَقْبَلَ بيدَيْهِ، وَأَدْبَرَ بِهِمَا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ، فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الكَعْبَيْنِ، فَقَالَ: هَكَذَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يتَوَضَّأُ. وَفِي رِوَايَةٍ: فَمَضْمَضَ واسْتَنْثَرَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ غَرْفَةٍ وَاحِدَةٍ. وَفِي رِوَايَةٍ: بَدَأَ بِمقَدَّمِ رَأسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Amru bin Yahya al-Maazini, dari bapaknya, beliau berkata, “Saya menyaksikan Amru bin Abi Hasan bertanya kepada Abdullah bin Zaid tentang wudu Nabi ﷺ. Beliau minta didatangkan bejana berisi air, kemudian beliau berwudu di hadapan mereka dengan memiringkan bejana tersebut ke arahnya dan mencuci tangannya sebanyak tiga kali. Beliau kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana (untuk menciduk air), kemudian berkumur-kumur, ber-istinsyaq dan ber-istintsar sebanyak tiga kali, yaitu dengan tiga kali cidukan air, kemudian beliau memasukkan lagi tangannya ke dalam bejana (untuk menciduk air), kemudian mencuci kedua tangannya hingga ke siku (masing-masing) sebanyak dua kali, kemudian beliau memasukkan lagi tangannya ke dalam bejana (untuk menciduk air), kemudian membasuh kepala ke arah depan lalu ke arah belakang kepala, kemudian beliau memasukkan lagi tangannya ke dalam bejana (untuk menciduk air) dan mencuci kedua kaki (dari telapak) hingga ke mata kaki, kemudian beliau berkata, ‘Demikianlah saya melihat Rasulullah ﷺ berwudu’.”

Baca juga:  HADIS PERINTAH ISTINSYĀQ

Dalam riwayat yang lain, “Berkumur dan ber-istintsar sebanyak tiga kali dengan satu kali cidukan air.” pada lafal riwayat yang lain, “Beliau memulai dengan bagian depan kepala, kemudian menggesernya hingga ke tengkuk, kemudian beliau kembalikan ke tempat mulainya.” Muttafaqun alaihi.[1]

Daftar Isi:

Kosa kata hadis:

  1. Abdullah bin Zaid radhiyallahu anhu yang dimaksud dalam hadis ini adalah Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim, bukan Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbih.

Hadis tentang lafal azan yang disaksikan dalam mimpi adalah hadis dari Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbih radhiyallahu anhu.[2]

  1. Kata al-taur (التَّوْرُ) adalah tempayan yang terbuat dari logam yang sejenis tembaga.[3]

Makna hadis:

Hadis ini memiliki makna yang sama dengan hadis sebelumnya yang diriwayatkan oleh sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu anhu[4]karena kedua hadis tersebut menyebutkan tata cara wudu yang sempurna dari Nabi ﷺ. Namun demikian, ada beberapa tambahan faedah pada hadis yang tidak terdapat pada hadis sebelumnya, antara lain:

  1. Dipertegas dalam hadis ini bahwa berkumur dan istinsyaq sebanyak tiga kali dengan tiga kali cidukan air.
  2. Pada hadis yang sebelumnya disebutkan bahwa mencuci tangan (hingga ke siku) sebanyak tiga kali, namun pada hadis ini hanya dua kali saja.
  3. Pada hadis ini, tangan yang digunakan untuk menciduk air dari bejana hanya satu tangan saja, dimana ini juga termasuk sunah. Namun pendapat yang masyhur di kalangan jumhur ulama, mengambil air dengan kedua telapak tangan karena air akan lebih merata ketika membasuh wajah.
  4. Kewajiban membasuh seluruh kepala.

Faedah dan istinbat dari hadis:

  1. Hadis tersebut mengandung dalil tentang kebolehan berwudu dari bejana yang terbuat dari tembaga. Ketika bersuci boleh menggunakan semua jenis bejana yang suci kecuali bejana yang terbuat dari emas dan perak karena hadis-hadis yang sahih menjelaskan larangan makan dan minum dari bejana emas dan perak, berwudu di-qiyas-kan dengan hal tersebut. [5]
  2. Disunahkan membasuh tangan sebelum memasukkannya ke dalam bejana ketika berwudu meskipun bukan ketika bangun dari tidur.[6]
  3. Hadis ini menunjukkan bahwa berkumur dan ber-istinsyaq dilakukan dengan satu cidukan air yang sama.
  4. Boleh mencuci tangan ketika berwudu sebanyak dua kali saja.
  5. Hadis ini dicantumkan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab (al-Shahih)-nya dalam Bab yang berjudul, ‘Membasuh kepala sekali saja’. Sisi pendalilannya adalah nas hadis secara jelas menyebutkan tiga kali dan dua kali cucian untuk anggota tubuh yang lain, dan satu kali pada kepala.[7]
  6. Faedah dari hadis tersebut juga adalah bolehnya mencuci anggota tubuh ketika berwudu dengan bilangan yang berbeda antara satu dan yang lainnya meskipun bilangan tiga kali adalah yang paling sempurna. Telah diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau berwudu dengan bilangan sekali, dua-dua kali, dan dan tiga-tiga kali, dan sebagian tiga kali serta sebagian dua kali.[8]
  7. Kewajiban mencuci anggota wudu secara berurutan, berdasar lafal ثُمَّ (kemudian) pada setiap bagiannya.[9]
Baca juga:  MENCUCI TANGAN SEBELUM MEMASUKKANNYA KE BEJANA AIR WUDU

 


Footnote:

[1] H.R. Al-Bukhari (185, 186, 191) dan Muslim (235).

[2] Ibnu Daqiiq al-‘Ied. Ihkamul Ahkam Syarh Umdatil Ahkam. Jilid 1, hlm. 88.

[3] Ibnu Hajar. Fathul Baari Syarhu Shahihil Bukhari. Jilid. 10, hlm. 291.

[4] Hadis nomor 37.

[5] Ibnu Daqiiq al-‘Ied. Ihkamul Ahkam Syarh Umdatil Ahkam. Jilid 1, hlm. 88.

[6] Ibnu Hajar. Fathul Baari Syarhu Shahihil Bukhari. Jilid. 1, hlm. 291.

[7] Badruddin al-Aini. Syarah Sunan Abi Daud. Jilid 3, hlm. 81.

[8] Ibnu Daqiiq al-‘Ied. Ihkamul Ahkam Syarh Umdatil Ahkam. Jilid 1, hlm. 89.

[9] Ibnu Hajar. Fathul Baari Syarhu Shahihil Bukhari. Jilid. 1, hlm. 292.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments