KEUTAMAAN SALAT BERJAMAAH

508
KEUTAMAAN SALAT BERJAMAAH
KEUTAMAAN SALAT BERJAMAAH
Perkiraan waktu baca: 2 menit

Daftar Isi:

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, ustaz. Mohon dijelaskan tentang hadis keutamaan salat berjemaah, ustaz. Kalau bisa tiga hadis, ustaz, syukran.

Dari Muhammad Abdul Aziz,  Payakumbuh.

Jawaban:

Wa ‘alaikumussalām warahmatullāhi wabarakātuh.

Di antara amalan harian yang seyogyanya diperhatikan dan dilaksanakan oleh kaum muslimin secara umum bahkan merupakan salah satu syiar Islam yang sangat agung adalah salat berjemaah. Cukup banyak dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah yang memerintahkannya, bahkan ada hadis yang mengancam orang yang meninggalkannya, yaitu sabda Rasulullah allallāhu ‘alaihi wasallam,

والذي نَفْسِي بيَدِهِ لقَدْ هَمَمْتُ أنْ آمُرَ بحَطَبٍ، فيُحْطَبَ، ثُمَّ آمُرَ بالصَّلاَةِ، فيُؤَذَّنَ لَهَا، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ، ثُمَّ أُخَالِفَ إلى رِجَالٍ، فَأُحَرِّقَ عليهم بُيُوتَهُمْ

“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, aku telah berkeinginan untuk memerintahkan mengumpulkan kayu bakar, lalu dikumpulkan, kemudian aku memerintahkan azan salat untuk dikumandangkan. Lalu aku meminta seseorang untuk mengimami orang-orang  salat berjemaah, kemudian aku mendatangi orang-orang yang tidak ikut salat berjemaah lalu aku membakar rumah mereka.” (H.R. Bukhari, no. 644 dan Muslim no. 651).

Ditambah lagi, merebaknya dalil-dalil yang memaparkan tentang keutamaan salat berjemaah ini, sehingga diharapkan dapat melecut kaum muslimin untuk berkomitmen dalam melaksanakan ibadah yang mulia ini. Di antara hadis-hadis yang menjelaskan tentang keutamaan salat berjemaah adalah:

  1. Allah melipat gandakan pahala salat yang dilakukan secara berjemaah. Rasulullah allallāhu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

“Salat berjemaah lebih utama dari salat sendiri sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (H.R. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650).

  1. Orang yang mencintai masjid dan memakmurkannya berhak mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat kelak. Rasulullah allallāhu ‘alaihi wasallam menyebutkan di antara tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat,
Baca juga:  HADIS LARANGAN ISRAF MENGGUNAKAN AIR KETIKA BERWUDU

ورَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ في المَسَاجِدِ

 “Seseorang yang hatinya tertaut dengan masjid.” (H.R. Bukhari, no. 60 dan Muslim, no. 1031).

Tertautnya hati dengan masjid berkonsekuensi pada amalan yang menunjukkan kecintaannya kepada masjid, seperti menghadiri salat berjemaah, memakmurkan masjid dengan menghadiri majelis taklim dan lain sebagainya.

Keutamaan yang dijelaskan oleh hadis di atas merupakan hal yang luar biasa. Hal ini disebabkan oleh huru-hara yang terjadi pada hari kiamat kelak, yaitu ketika didekatkannya matahari kepada manusia sejarak 1 mil. Manusia pada saat itu menanggung panas yang amat luar biasa karena dekatnya matahari dari kepala mereka, dan tentunya naungan yang  dianugerahkan oleh Allah kepada hamba-Nya pada saat itu dapat meringankan dari panasnya matahari.

  1. Salat berjemaah menghapus dosa-dosa kecil dan mengangkat derajat seorang hamba. Rasulullah allallāhu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَرْفَعُ اللهُ بِهِ الدَّرَجَاتِ، وَيَمْحُو بِهِ الْخَطَايَا؟ كَثْرَةُ الْخُطَى إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ، وَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ

“Maukah kalian aku tunjukkan pada amalan yang bisa mengangkat derajat dan menghapuskan dosa-dosa? Banyak melangkahkan kaki ke masjid, menunggu salat setelah melaksanakan salat, dan menyempurnakan wudu pada waktu-waktu yang sulit.” (H.R. Ahmad, no. 7729).

  1. Disiapkan baginya tempat dan hidangan di surga. Rasulullah allallāhu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ، أَوْ رَاحَ، أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نُزُلًا، كُلَّمَا غَدَا، أَوْ رَاحَ

“Barang siapa pergi ke masjid pada awal dan akhir siang, maka Allah akan menyiapkan baginya tempat dan hidangan di surga setiap kali ia pergi.” (H.R. Bukhari, no. 662 dan Muslim, no. 669).

Wallāhu a’lam biṣṣawāb.

Baca juga:  PERBEDAAN ATSAR DAN HADIS
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments