HADIS KEDUA PULUH SATU: AL-QUR’AN ADALAH CAHAYA DI BUMI DAN PERBENDAHARAAN BAGIMU DI LANGIT

462
(jpg) Hadis ke
Perkiraan waktu baca: 1 menit

40 HADIS PENGAGUNGAN AL-QUR’AN(1)

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، أَوْصِنِي. قَالَ‏:‏ أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهُ رَأْسُ الأَمْرِ كُلِّهِ‏.‏ قُلْتُ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، زِدْنِي، قَالَ‏: ‏عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ، وَذِكْرِ اللهِ، فَإِنَّهُ نُورٌ لَكَ فِي الأَرْضِ، وَذُخْرٌ لَكَ فِي السَّمَاءِ.

Artinya:

Dari Abū Żar raḍiyallāhu ‘anhu, dia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, berikanlah aku wasiat’! Beliau bersabda, ‘Aku wasiatkan kepadamu untuk selalu bertakwa kepada Allah karena sesungguhnya takwa adalah inti semua perkara’. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, tambahkanlah lagi wasiat untukku’. Beliau bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an, dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya hal itu menjadi cahaya untukmu di bumi dan menjadi bekal perbendaharaanmu di akhirat’. ”

TAKHRIJ HADIS:

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Ḥibbān dengan lafaz yang lebih lengkap sebagaimana dalam al-Iḥsān fī Taqrīb Ṣaḥīḥ Ibn Ḥibbān (no. 361) dan dinilai hasan atau sahih oleh al-Albānī sebagaimana disebutkan dalam Ṣaḥīḥ al-Targīb wa al-Tarhīb (no. 1422, 2233, dan 2868).

BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS:

Abū Żar al-Gifārī adalah sahabat yang terkenal dengan kezuhudannya dan kejujuran perkataannya. Para ulama berbeda pendapat tentang namanya dan nama bapaknya. Pendapat yang paling terkenal adalah Jundab bin Junādah bin al-Sakan. Dikatakan bahwa beliau adalah sahabat keempat yang masuk Islam. Setelah masuk Islam, beliau kembali ke negerinya dan berdomisili di sana sehingga tidak ikut dalam perang Badar. Namun demikian, ‘Umar memasukkannya dalam deretan para sahabat yang ikut perang Badar dan juga qurrā’. Ilmunya disandingkan dengan Ibnu Mas’ūd raḍiyallāhu ‘anhu. Postur tubuh beliau tinggi dan kurus serta kulitnya agak kecoklatan. Abū Żar wafat pada tahun 32 H di kota Rabżah pada masa pemerintahan khalifah ‘Uṡmān bin ‘Affān raḍiyallāhu ‘anhu.

KOSA KATA HADIS:

تِلاَوَة :  maknanya secara etimologi ialah mengikuti, digunakan untuk makna membaca Al-Qur’an karena tilawah Al-Qur’an mengikuti ayat demi ayat.

Baca juga:  HADIS KEDUA PULUH: KEAGUNGAN AL-QUR’AN MENCAKUP SAHABAT AL-QUR’AN DAN JUGA ORANG TUANYA

ذُخْرٌ: maknanya adalah apapun yang disimpan dan akan digunakan ketika dibutuhkan.

FAEDAH DAN PELAJARAN HADIS:

  1. Tilawah Al-Qur’an adalah cahaya yang dapat menunjukkan kepada seorang hamba tentang hakikat suatu perkara.
  2. Tilawah Al-Qur’an adalah investasimu di akhirat kelak.
  3. Di antara faktor terpenting mewujudkan ketakwaan adalah membaca Al-Qur’an.
  4. Mintalah wasiat dari orang yang paham, berilmu, yang bertakwa, dan orang yang baik.
  5. Terangilah hidupmu dengan bacaan Al-Qur’an.
  6. Simpanlah untukmu perbendaharaan dari kebaikan berupa bacaan Al-Qur’an.

 

 


Footnote:

(1) Diterjemahkan dan disadur dari buku al-Arba’ūn Ḥadīṡan fī Ta’ẓīm al-Qur’ān al-Karīm, diterbitkan oleh al-Lajnah al-‘Ilmiyyah bi Masyrū’ Ta’ẓīm al-Qur’ān al-Karīm di Jeddah, Arab Saudi.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments