BEBERAPA KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN NABI ﷺ

106
Sirah 21-02-2024
Perkiraan waktu baca: 4 menit

BEBERAPA KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN NABI ṢALLALLĀHU ‘ALAIHI WA SALLAM[1]

Daftar Isi:

Diutus dengan Agama yang Lurus dan Toleran

Ibnul Qayyim raḥimahullāh berkata,

جَمَعَ بَيْنَ كَوْنِهَا حَنِيْفِيَّةً وَكَوْنِهَا سَمْحَةً، فَهِيَ حَنِيْفِيَّةٌ فِي التَّوْحِيْدِ سَمْحَةٌ فِي الْأَخْلَاقِ، وَضِدُّ الْأَمْرَيْنِ: الشِّرْكُ، وَتَحْرِيْمُ الْحَلَالِ

Artinya:

“Beliau menggabungkan antara agama yang lurus dan toleran. Lurus dalam memurnikan tauhid, dan toleran dalam perkara akhlak, lawan dari kedua hal ini adalah syirik dan mengharamkan yang halal.”[2]

Diutus kepada Bangsa Jin dan Manusia

Beliau ﷺ bersabda,

كَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ فِي قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إلَى النَّاسِ كَافَّةً

Artinya:

“Nabi terdahulu diutus kepada kaumnya secara khusus, sedangkan aku diutus kepada manusia seluruhnya.”[3]

Kitab dan Dakwah Beliau

Allah Ta’ālā berfirman,

الٓر ۚ كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَمِيدِ

Artinya:

Alif Lām Rā, ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb, yaitu menuju jalan Rabb yang Maha Perkasa Maha Terpuji.”[4]

Mukjizat Beliau

Mukjizat terbesar beliau ﷺ adalah Al-Qur’an, tidak ada mukjizat yang diberikan kepada Rasul atau Nabi sebelumnya kecuali beliau ﷺ memiliki bagian dari mukjizat tersebut.

Mencintai Beliau Adalah Bagian dari Agama

Beliau ﷺ bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ والنَّاسِ أجْمَعِينَ

Artinya:

“Tidaklah beriman secara sempurna salah seorang di antara kalian sampai aku lebih ia cintai daripada anaknya, orangtuanya, dan seluruh manusia.”[5]

Hukum Membenci Beliau

Kafir dengan kekufuran yang besar.

Allah Ta’ālā berfirman,

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.”[6]

Kekasih Allah Ta’ālā

Beliau ﷺ bersabda,

فَإِنَّ اللَّهَ قَدِ اتَّخَذَنِيْ خَلِيْلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلًا

Artinya:

“Sesungguhnya Allah Ta’ālā telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Nabi Ibrahim ‘alaihi al-salām sebagai kekasih-Nya”[7]

Termasuk Ulul ‘Azmi

Allah Ta’ālā berfirman,

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِيثَٰقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ

Artinya:

“Dan (ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian dari para Nabi, dan dari engkau, dari Nūḥ, Ibrāhīm, Mūsā dan ‘Īsā putra Maryam.”[8]

Baca juga:  SYAMĀ’IL NABI ṢALLALLĀHU ‘ALAIHI WA SALLAM (BAGIAN KEDUA)

Ilmu Beliau

Beliau ﷺ bersabda,

أَمَا إِنِّي أَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ

Artinya:

“Sesungguhnya aku adalah orang yang paling berilmu di antara kalian tentang Allah Ta’ālā.”[9]

Allah Ta’ālā berfirman,

قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ

Artinya:

“Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak pula mengatakan kepada kalian bahwa aku adalah Malaikat’.”[10]

Hukum Menaati dan Menyelisihi Beliau

Allah Ta’ālā berfirman,

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

Artinya:

“Katakanlah (Muhammad), ‘Apabila kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai dan mengampuni dosa kalian’.”[11]

Allah Ta’ālā juga berfirman,

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya:

“Dan janganlah kalian merasa lemah dan merasa sedih, sesungguhnya kalianlah yang paling mulia apabila kalian beriman.”[12]

Rasulullah ﷺ bersabda,

كُلُّكُمْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

Artinya:

“Setiap kalian akan masuk surga, kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan masuk surga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Siapa yang taat kepadaku, dia akan masuk surga, siapa yang tidak menaatiku, sesungguhnya dialah yang enggan masuk surga.”[13]

Beliau ﷺ bersabda,

وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي

Artinya:

“Allah Ta’ālā menjadikan kehinaan dan kerendahan bagi orang yang menyelisihi perintahku.”[14]

Umat Beliau

Allah Ta’ālā berfirman,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ

Artinya:

“Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) memerintahkan kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”[15]

Rasulullah ﷺ bersabda,

وَالَّذِي نَفسِي بِيَدِهِ إِنِّي لأَطمَعُ أَن تَكُونُوا شَطْرَ أَهْلِ الجَنَّةِ

Artinya:

“Demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh, aku mendambakan kalian menjadi setengah penghuni surga.”[16]

Negeri Beliau

Negeri Beliau ﷺ adalah Makkah.

Allah Ta’ālā berfirman,

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ * فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Baca juga:  HAJI WADAK

Artinya:

“Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqām Ibrāhīm; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”[17]

Mekah adalah Negeri Haram (Suci)

Beliau ﷺ bersabda,

إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللهِ

Artinya:

“Sesungguhnya negeri ini telah Allah Ta’ālā ikrarkan kesuciannya sejak hari penciptaan langit dan bumi. Dia akan terus suci dengan penyucian dari Allah Ta’ālā.”[18]

Makkah adalah Negeri Kaum Muslimin Sampai Hari Kiamat

Beliau ﷺ bersabda,

لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ

Artinya:

“Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Makkah.”[19]

Kiblat Beliau

Kiblat beliau ﷺ menghadap ke ka’bah, setelah sebelumnya menghadap Baitulmaqdis.

Allah Ta’ālā berfirman,

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ

Artinya:

“Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya.”[20]

Masjidil Haram adalah Masjid Pertama yang Dibangun di Muka Bumi

Abu Żār raḍiyallāhu ‘anhu berkata,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ عَنْ أَوَّلِ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ؟ فَقَالَ: الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ

Artinya:

“Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang masjid pertama yang dibangun di muka bumi, beliau menjawab, ‘Masjidil Haram’.”[21]

Beliau ﷺ bersabda,

مَنْ أَتَى هَذَا الْبَيْتَ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya:

“Siapa yang datang ke rumah ini (Ka’bah) dan tidak berkata kotor, serta tidak berbuat keji, niscaya ia akan kembali seperti hari dilahirkan oleh ibunya (bersih dari dosa).”[22]

Baca juga:  SYAMĀ’IL NABI ṢALLALLĀHU ‘ALAIHI WA SALLAM (BAGIAN KEEMPAT)

Beliau ﷺ bersabda,

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ ‌مِنْ ‌مِائَةِ ‌أَلْفِ ‌صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Artinya:

“Salat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih afdal dari seribu salat di masjid lain kecuali Masjidilharam, salat di Masjidharam lebih afdal dari 100.000 salat  di masjid yang lain.”[23]

Beliau ﷺ bersabda,

وَلَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى

Artinya:

“Janganlah kalian mengkhususkan perjalanan jauh (dalam rangka beribadah) kecuali ke tiga masjid; Masjidilharam, Masjidku, dan Masjidilaqsa.”[24]

Beliau ﷺ bersabda,

إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا

Artinya:

“Apabila kalian mendatangi tempat buang hajat, maka janganlah kalian menghadap kiblat, dan jangan pula membelakanginya, akan tetapi menghadaplah ke arah yang lain.”[25]

 

 


Footnote:

[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab al-Mukhtaar al-Mufīd li Sirah al-Nabi al-Muṣṭafā allallāhu alaihi wa sallam wa Syamāilihi karya Haiṡam bin Muḥammad Sarhan (Mantan Pengajar Ma’had Masjid Nabawi dan pengasuh situs: alsarhaan.com).

[2] Igāṡah al-Lahfān min Maṣā’id al-Syaiṭān, hal. 158.

[3] H.R. Bukhārī (no. 438) dan Muslim (no. 521).

[4] Q.S. Ibrāhīm: 1.

[5] H.R. Bukhārī (no. 438) dan Muslim (no. 521), lafaz ini baginya.

[6] Q.S. al-Kauṡar: 3.

[7] H.R. Muslim (no. 532).

[8] Q.S. al-Aḥzāb: 7.

[9] H.R. Bukhārī (no. 20).

[10] Q.S. al-An’ām: 50.

[11] Q.S. Ali ‘Imrān: 31.

[12] Q.S. Ali ‘Imrān: 139.

[13] H.R. Bukhārī (no. 7280).

[14] H.R. Bukhārī (no. 2914): mu’allaq; Aḥmad (no.5667):  mauṣūl dan lafaz baginya.

[15] Q.S. Ali ‘Imrān: 110.

[16] H.R. Bukhārī (no. 3348).

[17] Q.S. Ali ‘Imrān: 96-97.

[18] H.R. Bukhārī (no. 1834) lafaz baginya, dan Muslim (no. 1353).

[19] H.R. Muslim (no. 1864).

[20] Q.S. al-Baqarah: 144.

[21] H.R. Bukhārī (no. 3425) lafaz baginya, dan Muslim (no. 520).

[22] H.R. Muslim (no. 1350).

[23] H.R. Ibnu Mājah (no. 1406).

[24] H.R. Bukhārī (no. 1188, 1189) dan Muslim (no. 827).

[25] H.R. Bukhārī (no. 394) dan Muslim (no. 264).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments