40 HADIS PENDIDIKAN ANAK[1]
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: دَخَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ، تُغَنِّيَانِ بِغِنَاءِ بُعَاثٍ، فَاضْطَجَعَ عَلَى الْفِرَاشِ، وَحَوَّلَ وَجْهَهُ، فَدَخَلَ أَبُو بَكْرٍ فَانْتَهَرَنِي، وَقَالَ: مِزْمَارُ الشَّيْطَانِ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «دَعْهُمَا»، فَلَمَّا غَفَلَ غَمَزْتُهُمَا فَخَرَجَتَا، وَكَانَ يَوْمَ عِيدٍ يَلْعَبُ السُّودَانُ بِالدَّرَقِ وَالْحِرَابِ، فَإِمَّا سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِمَّا قَالَ: «تَشْتَهِينَ تَنْظُرِينَ؟» فَقُلْتُ: نَعَمْ، فَأَقَامَنِي وَرَاءَهُ، خَدِّي عَلَى خَدِّهِ، وَهُوَ يَقُولُ: «دُونَكُمْ يَا بَنِي أَرْفِدَةَ» حَتَّى إِذَا مَلِلْتُ، قَالَ: «حَسْبُكِ؟» قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: «فَاذْهَبِي» رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ وَاللَّفْظُ لَهُ. وَفِي رِوَايَةٍ لَهُمَا «فَاقْدُرُوا قَدْرَ الجَارِيَةِ الحَدِيثَةِ السِّنِّ، الحَرِيصَةِ عَلَى اللَّهْوِ»
Artinya:
Dari ‘Āisyah raḍiyallahu’anha ia berkata, “Suatu ketika Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wasallam masuk ke dalam rumahku, sementara di tempatku terdapat dua orang anak wanita yang sedang bernyanyi dengan nyanyian Bu’āṡ, lalu beliau langsung berbaring di atas tempat tidur dengan membalikkan wajahnya. Setelah itu, masuklah Abu Bakar dan langsung marah seraya berkata, ‘Nyanyian setan ada di sisi Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wasallam?’ Maka Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wasallam pun menemuinya dan bersabda, ‘Biarkanlah mereka berdua!’ Ketika ia tidak mengindahkan lagi, maka saya pun memberi isyarat pada kedua budak wanita itu sehingga keduanya pun keluar, saat itu adalah hari raya di mana orang-orang berkulit hitam bermain baju besi dan tombak. Kemungkinan saya yang bertanya kepada Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wasallam atau pun beliau yang bertanya padaku, ‘Apakah kamu ingin melihatnya?’ Saya menjawab, ‘Ya.’ Maka beliau pun meletakkanku berdiri di belakangnya, pipiku menempel di pipi beliau dan beliau bersabda, ‘Silakan kalian bermain-main, wahai Bani Arfidah!’ Hingga ketika aku bosan, beliau bertanya, ‘Cukup?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Beliau berkata, ‘Pergilah!’” Dalam riwayat lain, “Karena itu, berilah keleluasaan kepada anak-anak perempuan untuk bermain!”
Takhrij Hadis
Hadis pertama ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhāri dalam al-Ṣaḥīḥ dalam Abwāb al-‘Īdain Bab Tombak dan Anak Panah di Hari Raya nomor 949 dan Imam Muslim dalam al-Ṣaḥīḥ dalam Kitab Ṣalāh al-‘Īdain Bab Rukhsah dalam permainan yang tidak mengandung maksiat pada hari raya nomor 892 dan ini adalah lafaz Muslim.
Kosakata
بُعَاث: al-Khaṭṭābi berkata, “Hari Bu’āṡ adalah hari yang masyhur di antara hari-hari Arab. Ia merupakan pertempuran besar, penyerangan kabilah Aus atas Khazraj.
الدَرَقَة: Anak panah, jamaknya adalah دَرَقٌ.
بَنِي أَرْفَدَة: Dikatakan bahwa itu adalah sebutan untuk Habasyah.
Pelajaran
-
- Tidak mengekang anak-anak dari hal yang mubah, utamanya dalam momen-momen tertentu.
- Memfasilitasi anak-anak hanya pada hal yang diridai oleh Allah.
- Seorang murabbi harus memperhatikan kegemaran anak kecil pada permainan dan memudahkan mereka untuk itu.
- Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda,
«أَحَبُّ الدِّينِ إِلَى اللَّهِ الحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ»
Artinya:
“Agama yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling lurus dan toleran.”[2]
-
- Adanya hiburan dengan kadar tertentu untuk anak kecil merupakan salah satu cara mendidik yang sukses.
- Memadukan antara sikap tegas dan juga hiburan dalam pendidikan adalah metode yang sukses dan berkesan.
- Seorang murabbi harus dekat dengan anak didiknya dan memahami kebutuhan dan keinginannya.
- Apabila syair tanpa diiringi alat musik terbebas dari kandungan yang keji dan kata-kata kotor maka tidak ada khilaf akan kebolehannya. Hal ini dinukil oleh Ibn ‘Abd al-Barr.
- Bolehnya wanita menabuh duf (rebana) -yakni yang salah satu sisinya terbuka- di pesta pernikahan. Ini adalah pendapat Ibn Bāz, Ibn ‘Uṡaimīn. Ibn ‘Uṡaimīn membolehkan duf untuk laki-laki dan perempuan dalam hari raya dan pada saat menyambut kedatangan orang yang lama
- Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wasallam tidak mengingkari kedua anak wanita tersebut karena mereka masih kecil, dan itu di hari id karena itu adalah hari suka cita. Di samping itu, kedua anak tersebut hanya melantunkan senandung kaum Ansar yang mereka warisi pada peristiwa Bu’āṡ yang berkaitan dengan keberanian dan perang.
- Bolehnya mengingkari sesuatu di hadapan orang dewasa.
- Memperhatikan kesan dan perasaan orang dewasa seperti yang dilakukan oleh ‘Āisyah dan bahwa itu merupakan adab.
- Bolehnya seorang ayah mendidik putrinya di hadapan suaminya.
- Bolehnya wanita memandang kepada laki-laki asing apabila aman dari syahwat.
- Permainan orang Habasyah di masjid menunjukkan kebolehan hal tersebut di hari raya, namun tidak menunjukkan bahwa itu adalah anjuran.
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab al-Arba’ūn al-Jiyād fi Tarbiyah al-Aulād (Empat Puluh Hadis Pendidikan Anak) karya Syekh ‘Abd al-‘Azīz bin Muḥammad al-Ḥuwaiṭān hafiẓahullāh.
[2] Diriwayatkan oleh Ahmad (no. 2107) dan sanadnya sahih dengan keberadaan beberapa jalur periwayatannya. Hadis ini dinyatakan hasan lighairihi oleh al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad (no. 220/287) dan dinyatakah shahih lighairihi oleh al-Arnauth dalam tahkik Musnad Imam Ahmad (4/17).
بسم الله الرحمن الرحيم
{وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَاۤ أَبۡرَحُ حَتَّىٰۤ أَبۡلُغَ مَجۡمَعَ ٱلۡبَحۡرَیۡنِ أَوۡ أَمۡضِیَ حُقُبࣰا}
[١٨ الكهف ٦٠]
﴿۞ وَهُوَ ٱلَّذِی مَرَجَ ٱلۡبَحۡرَیۡنِ هَـٰذَا عَذۡبࣱ فُرَاتࣱ وَهَـٰذَا مِلۡحٌ أُجَاجࣱ وَجَعَلَ بَیۡنَهُمَا بَرۡزَخࣰا وَحِجۡرࣰا مَّحۡجُورࣰا}
[٢٥ الفرقان ٥٣]
﴿أَمَّن جَعَلَ ٱلۡأَرۡضَ قَرَارࣰا وَجَعَلَ خِلَـٰلَهَاۤ أَنۡهَـٰرࣰا وَجَعَلَ لَهَا رَوَ ٰسِیَ وَجَعَلَ بَیۡنَ ٱلۡبَحۡرَیۡنِ حَاجِزًاۗ أَءِلَـٰهࣱ مَّعَ ٱللَّهِۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا یَعۡلَمُونَ﴾
[٢٧ النمل ٦١]
{وَمَا یَسۡتَوِی ٱلۡبَحۡرَانِ هَـٰذَا عَذۡبࣱ فُرَاتࣱ سَاۤىِٕغࣱ شَرَابُهُۥ وَهَـٰذَا مِلۡحٌ أُجَاجࣱۖ وَمِن كُلࣲّ تَأۡكُلُونَ لَحۡمࣰا طَرِیࣰّا وَتَسۡتَخۡرِجُونَ حِلۡیَةࣰ تَلۡبَسُونَهَاۖ وَتَرَى ٱلۡفُلۡكَ فِیهِ مَوَاخِرَ لِتَبۡتَغُوا۟ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ}
[٣٥ فاطر ١٢]
﴿مَرَجَ ٱلۡبَحۡرَیۡنِ یَلۡتَقِیَانِ﴾
[٥٥ الرحمن ١٩]
https://www.viva.co.id › … › Digilife
5 Tempat Bertemunya Dua laut, Air Tidak Bercampur
14 Jul 2022 —
1. Teluk Alaska
2. Selat Gibraltar
3. Pantai Grennen
4. Tanjung Reingga
5. The Glass Window Bridge.
والله ورسوله أعلم