GAMBARAN RINGKAS KITAB-KITAB HADIS (BAGIAN II)(1)
AL-JĀMI’ KARYA IMAM TIRMIŻĪ
Penyusunnya adalah Abū ‘Īsā Muḥammad bin ‘Īsā bin Saurah bin Mūsā bin al-Ḍahhāk al-Sulami al-Bughi al-Tirmiżī al-Ḍarir. Nama yang benar untuk kitab beliau, sebagaimana yang dibaca oleh penulis dari sebuah manuskrip yang muktamad untuk kitab (Jāmi’) beliau adalah al-Jāmi’ al-Kabīr.
Sebagian ulama menyebutnya dengan “al-Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ“, dan nama inilah yang lebih dikenal.
Padahal di dalamnya terdapat hadis lemah, mungkar, palsu, yang bisa membuat penamaan kitab ini “saḥīḥ” menjadi kurang pas.
Imam Tirmiżī merupakan murid dari Imam Bukhārī, rahimahumallāh. Ibaratnya, Tirmiżī adalah alumnus madrasah imam Bukhārī dalam disiplin ilmu hadis. Dalam kitabnya ini, imam Tirmiżī sangat banyak menukil perkataan sang guru (Bukhārī) ketika berbicara tentang status atau keadaan para perawi, apakah perawi-perawi itu mendengar dari guru mereka, dan pembahasan cacatnya hadis-hadis mereka.
Karya beliau (al-Jāmi’) ini berbeda dengan kitab al-Sunan karya Imam Abu Daud, karena beliau menyebutkan bab tentang zuhud, keutamaan beramal, yang tidak disebutkan oleh Imam Abu Daud.
Karya ini merupakan sebuah kitab hadis yang komprehensif, memilki faedah yang besar, terhimpun di dalamnya ilmu periwayatan dan ilmu uṣūl hadis (riwāyah dan dirāyah), menjelaskan cacat-cacat hadis, kedudukan para periwayatnya, dan mazhab para ulama dalam bab-bab fikih.
Akan tetapi, beliau memiliki istilah-istilah khusus untuk dirinya sendiri terhadap hadis yang ada di dalam kitabnya. Para ulama memiliki pendapat yang berbeda dalam memaknai maksudnya, dan dalam memahami makna dan tujuannya.
Seperti perkataan beliau “ḥasan saḥīḥ“, dan “ḥasan garīb“, dan “ḥasan laisa bi isnādihi bi żāka al-qā-im“.
Perincian makna dan penjelasan maksud terhadap istilah-istilah ini tidak akan dijelaskan dalam kitab ringkas ini, karena kami telah memberikan rincian di dalam kitab syarah kami terhadap kitab al-Muqiẓah karya Imam al-Żahabi, dan dalam kitab al-Ḥasan fī Mīzān al-Ihtijāj.
Sebagian ulama memberikan label “tasāhul” (menggampang-gampangkan dalam mensahihkan hadis, pen) kepada Imam Tirmiżī, padahal yang ada adalah sebaliknya, sebagaimana yang telah kami jelaskan pada beberapa tema yang lain.
Karya Imam Tirmiżī ini merupakan salah satu karya fenomenal yang penuh dengan manfaat. Oleh karenanya, kita berdoa, semoga Allah membalas kerja keras beliau untuk kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan, dan semoga Allah ta’ālā senantiasa merahmati beliau.
Footnote:
(1) Diterjemahkan dan disadur dari kitab “Taysīr ‘Ulūm al-Hadīṡ lil Mubtadi’īn” karya Syekh Amru Abdul Mun’im Salim.