Faedah Kedua Puluh Tujuh: Dianjurkan seseorang untuk berpuasa selama sembilan hari pertama di Bulan Zulhijah atau hari apa yang mudah baginya. Terdapat beberapa hadis yang menyebutkan hal tersebut begitu pun dengan apa yang dicontohkan para salaf saleh. Puasa merupakan kafarat bagi kesalahan-kesalahan dan tameng yang melindungi seseorang dari masuk ke dalam neraka, dan pelindung dari terjatuh dalam dosa sebagaimana dalam hadis,
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللهِ، بَاعَدَ اللهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Artinya: “Siapa yg berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 tahun.”(1)
Faedah Kedua Puluh Delapan: Puasa Arafah bagi yang tidak melaksanakan haji merupakan sunah sekaligus peluang kebaikan yang sangat besar. Allah azza wajalla menghapuskan dengan puasa ini dosa para hamba selama dua tahun. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
Artinya: “Puasa Hari Arafah saya berharap dengannya Allah azza wajalla menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.”(2)
Faedah Kedua Puluh Sembilan: Lebih utama dan sempurna bagi yang akan melaksanakan puasa sunah tertentu seperti puasa Arafah hendaknya meniatkan puasanya sejak malam hari agar mendapatkan pahala yang maksimal dan sempurna tanpa ada kekurangan.
Faedah Ketiga Puluh: Sepatutnya kita menaruh perhatian dan mewasiatkan istri, anak-anak kita, begitu pun orang yang berada dalam tanggungan kita untuk menunaikan puasa Arafah ini. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Said bin Jubair rahimahullah, beliau mengatakan, “Bangunkanlah khadim-khadim kalian untuk bersahur guna melaksanakan puasa di Hari Arafah.”(3)
Faedah Ketiga Puluh Satu: Semangatlah untuk menenggelamkan dan mengubur keburukan-keburukan kita di Hari Arafah bersama dengan terbenamnya matahari di sore hari.
Faedah Ketiga Puluh Dua: Di antara perdagangan yang sangat menguntungkan pada sepuluh hari awal Bulan Zulhijah ini adalah mengkhatamkan al-Qur’an disertai dengan tadabur, dan tafakur, karena sesungguhnya Allah memberikan ganjaran setiap satu huruf satu kebaikan dan satu kebaikannya dilipatgandakan sepuluh pahala. Pahala besar ini dilipatgandakan lagi oleh Allah azza wajalla pada sepuluh hari pertama Bulan Zulhijah.
Faedah Ketiga Puluh Tiga: Salat yang paling afdal setelah salat wajib lima waktu adalah salat malam,(4) seorang muslim tidak hanya bersungguh-sungguh bangun salat lail pada saat Bulan Ramadan saja namun juga semestinya dia juga bersungguh-sungguh untuk bangun dan salat lail di sepuluh hari awal Bulan Zulhijah ini.
Faedah Ketiga Puluh Empat: Hendaknya kita berusaha mengambil bagian dari apa yang Allah ta’ala firmankan dalam al-Qur’an di surah Ali Imran ayat 17 ,
….وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ…..
Artinya: “Dan orang yang beristigfar pada waktu sahur (sebelum masuk waktu fajar).”
Begitu pula pada surah al-Dzariyat ayat 17 -18,
كَانُوۡا قَلِيۡلًا مِّنَ الَّيۡلِ مَا يَهۡجَعُوۡنَ * وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ
Artinya: “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”
Di mana saat itu adalah waktu Allah azza wajalla turun, permohonan ampun diterima, doa diijabah, memberikan bagi siapa yang meminta kepada-Nya. Ya Allah janganlah Engkau menghalangi kami dari keutamaan dan karunia-Mu.
Faedah Ketiga Puluh Lima: Sedekah juga bagian dari amalan paling mulia yang merupakan petunjuk bagi para pelakunya, sebagai hujah dan tanda kebenaran iman bagi pelakunya, pelakunya berada di bawah naungannya pada hari kiamat. Sedekah juga mencegah dari kematian yang buruk, menghapus dosa, dapat meredamkan kemurkaan Allah azza wajalla, di antara sebab keberkahan harta dan ditambahkannya rezki, Allah juga akan memberikan ganti kepada pelakunya. Manakala sedekah dilaksanakan di sepuluh hari awal Bulan Zulhijah ini maka ini jauh lebih afdal dibandingkan kita kerjakan di hari-hari yang lainnya.
Faedah Ketiga Puluh Enam: Di antara amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukkan ke dalam hati saudara kalian sesama muslim, juga silaturahmi, sedekah, atau menunaikan hajatnya, dan bagaimana lagi jikalau semua ini dilakukan di sepuluh hari pertama Bulan Zulhijah ini?
Faedah Ketiga Puluh Tujuh: Di antara kebaikan adalah melihat dan memperhatikan keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang pergi melaksanakan ibadah haji, berbuat baik kepada mereka, menanggungi anak-anak mereka. Disebutkan dalam hadis, “Barang siapa yang membantu mempersiapkan seseorang melaksanakan ibadah haji, ataukah mengambil alih tanggungan keluarga orang yang pergi melaksanakan ibadah haji, maka baginya pahala sama dengan yang melaksanakan ibadah haji, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang-orang tersebut.”(5)
Faedah Ketiga Puluh Delapan: Di antara ibadah yang mulia pula pada sepuluh hari awal Bulan Zulhijah ini adalah salat Id dan mendekatkan diri kepada Allah melalui kurban yang dimana keduanya merupakan sunah yang disebutkan dalam al-Qur’an. Allah berfirman dalam surah al-Kautsar ayat 2,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Artinya: Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
Faedah Ketiga Puluh Sembilan: Menahan diri untuk tidak memotong rambut dan kuku pada sepuluh hari awal Bulan Zulhijah bagi orang yang ingin berkurban dimulai pada hari terakhir tenggelamnya matahari di Bulan Zulkaidah. Disebutkan dalam hadis,
“إِذَا رَأَيْتُمْ هِلَالَ ذِي الْحِجَّةِ، وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعَرِهِ، وَأَظْفَارِهِ”
Artinya: “Jika engkau melihat hilal masuknya Bulan Zulhijah dan salah seorang di antara kalian ingin berkurban maka hendaknya dia menahan dirinya dari memotong rambut dan kukunya.”
Dalam riwayat yang lain ada tambahan, “Sampai dia telah selesai berkurban.”(6)
Faedah Keempat Puluh: Barang siapa yang mengetahui (kemuliaan) apa yang dia kejar maka ringan baginya apa yang dia korbankan. Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal, dan ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga! Oleh karena itu, hendaknya kita bersegera untuk mengerjakan amalan saleh, begitu pun bersegera untuk tobat kepada Allah dengan tobat nasuha, dengan meninggalkan dosa dan maksiat, perasaan menyesal atas dosa tersebut, dan berazam untuk tidak kembali melakukannya, kemudian mengembalikan kezaliman yang telah kita lakukan kepada seseorang jika kezaliman itu berkaitan dengan hak sesama manusia. Oleh karena itu, jadikanlah sepuluh hari awal Bulan Zulhijah ini sebagai lembaran baru dalam ketaatan kepada Allah. Allah azza wajalla berfirman dalam Surah al-Tahrim ayat 8,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami, sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.’”
Faedah Keempat Puluh Satu: Di antara tanda kefakihan seorang muslim adalah ketika dia mampu untuk menggabungkan ibadah yang khusus seperti zikir dan salat, dengan ibadah-ibadah yang bersifat umum yang memberikan manfaat kepada manusia agar bisa memberikan manfaat dan menambah kadar pahalanya.
Faedah Keempat Puluh Dua: Amalan-amalan saleh pada hari-hari ini serta meninggalkan maksiat akan membimbing seorang muslim untuk memuliakan atau mengagungkan syariat Allah serta menjaga batasan Allah. Allah telah bercerita tentang bulan yang haram dengan berfirman dalam Surah al-Taubah ayat 36,
……فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ…
Artinya: “Maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu!”
Dan juga dalam Surah al-Hajj ayat 32,
وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ
Artinya: “Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.”
Dan juga dalam Surah al-Hajj ayat 30,
وَمَنْ يُّعَظِّمْ حُرُمٰتِ اللّٰهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ
Artinya: “Dan barang siapa mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (hurumat) maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya.”
Faedah Keempat Puluh Tiga: Amalan saleh sepuluh hari awal Bulan Zulhijah ini serta berbekal dengan ketaatan dan kebaikan di dalamnya, juga memanfaatkan kesempatan yang mungkin tidak akan terulang bagi seorang hamba dalam setahun adalah wasilah yang sangat baik untuk mentarbiah jiwa seorang hamba untuk terus berada pada ketaatan kepada Allah, sekaligus menjadi wasilah menambah keimanan, agar hal itu menjadi pendorong baginya beramal saleh sepanjang tahun.
Faedah Keempat Puluh Empat: Istri-istri dan anak-anak kita adalah amanah di pundak-pundak kita. Dalam hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: “Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.”(7)
Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh mentarbiah anak-anak kita untuk turut juga mengagungkan hari-hari ini, memotivasi mereka untuk juga memperbanyak ketaatan di dalamnya, mengingatkan serta melatih mereka dan menjelaskan tentang keutamaan bulan dan hari-hari ini sebelum masuk Bulan Zulhijah supaya mereka siap untuk menyambutnya dan juga hendaknya kita menjadi qudwah/contoh bagi mereka dalam mengagungkan dan memuliakan bulan ini.
Semoga Allah memberikan kita taufik beserta kaum muslimin untuk memanfaatkan sebaik-sebaiknya musim ketaatan ini, dan semoga Allah membantu kita untuk senantiasa berzikir, bersyukur, dan memperbaiki ibadah kepada-Nya.
Walhamdulillah Rabbi al-‘Alamin
Footnote:
(1) H.R. Bukhari (no. 2840) dan Muslim (no. 1153).
(2) H.R. Muslim (no. 1162).
(3) Hilyah al-Aulia karya Abu Nuaim (4/281) dan Siyar al-A’lam al-Nubala (4/326).
(4) H.R. Muslim (no. 1163).
(5) H.R. Ibnu Khuzaimah dalam Sahih-nya (no. 1930) dan dinyatakan sahih oleh al-Albani.
(6) H.R. Muslim (no. 1977).
(7) H.R. Bukhari (no. 2409) dan Muslim (no. 1829).
Insyaallah ilmunya berkah.