SAKIT DAN WAFATNYA NABI ṢALLALLĀHU ‘ALAIHI WA SALLAM (PENUTUP)

3
PENUTUP SIRAH
Perkiraan waktu baca: 2 menit

SAKIT DAN WAFATNYA NABI ALLALLĀHU ‘ALAIHI WA SALLAM[1] (PENUTUP)

Kemudian Allah Ta’ālā memberikan pilihan kepada Nabi-Nya ﷺ antara dunia atau perjumpaan dengan-Nya dan surga, maka beliau pun memilih perjumpaan dengan Allah Ta’ālā dan surga. Setelah itu Nabi ﷺ jatuh sakit keras, lalu beliau meminta izin kepada para istrinya untuk dirawat di rumah ‘Ā’isyah raḍiyallāhu ‘anhā, dan mereka pun mengizinkan beliau ﷺ. Pada saat beliau sudah tidak mampu untuk mendirikan salat di masjid, beliau mengutus Abū Bakar raḍiyallāhu ‘anhu untuk memimpin salat kaum muslimin, dan ini merupakan isyarat bahwa beliau raḍiyallāhu ‘anhu yang akan menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah ﷺ.

Pada hari Senin, 12 Rabiulawal, tahun ke 11 Hijriah, Rasulullah ﷺ keluar hendak melihat umatnya yang sedang melaksanakan salat Subuh di masjid, lalu beliau menyingkap tirai dan membuka pintu rumahnya, sehingga para sahabat melihat beliau ﷺ, beliau ﷺ pun tersenyum dan memberikan isyarat kepada mereka agar menyempurnakan salatnya. Ketika tiba waktu Duha, Rasulullah ﷺ pun wafat. Wafatnya beliau ﷺ merupakan musibah terbesar yang melanda kaum Muslimin. dan membuat mereka merasakan kesedihan yang sangat dalam. Setelah itu kaum muslimin berkumpul untuk mendatangi Abū Bakar raḍiyallāhu ‘anhu dan membaiat beliau sebagai khalifah, tidak satu pun dari sahabat yang tidak membaiat beliau karena mereka tahu bahwa Abū Bakar raḍiyallāhu ‘anhu adalah seseorang yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam, dan beliau juga merupakan orang yang paling mulia setelah Nabi Muḥammad ﷺ di antara umatnya yang lain.

Kemudian Rasulullah ﷺ dimandikan dan dikafani dengan tiga helai kain putih, lalu dimakamkan di tempat beliau wafat, yaitu di dalam kamar Ummu al-Mu’minīn, ‘Ā’isyah raḍiyallāhu ‘anhā. Hal Ini merupakan ketetapan Allah Ta’ālā bagi para Nabi-Nya bahwa setiap dari mereka dimakamkan di tempat mereka diwafatkan. Kemudian seluruh kaum muslimin dari bangsa manusia dan jin ikut menyalatkan beliau ﷺ. Kita bersaksi bahwa Rasulullah ﷺ telah menunaikan amanahnya, menasihati umatnya, dan berjihad di jalan Allah Ta’ālā dengan sebenar-benarnya jihad. Semoga Allah Ta’ālā membalas kebaikan beliau atas umatnya dengan balasan terbaik bagi para nabi atas umat mereka. Walḥamdulillāhi rabbil ‘ālamīn.

Ḥassān bin Ṡābit, penyair Rasulullah ﷺ berkata,

Baca juga:  SYAMĀ’IL NABI ṢALLALLĀHU ‘ALAIHI WA SALLAM (BAGIAN KEDUA)

يَا رَبِّ! فَاجْمَعْنَا مَعًا وَنَبِيَّنَا          فِي جَنَّةٍ تُثْنِي عُيُونَ الحُسَّدِ

فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ وَاكْتُبْهَا لَنَا        يَا ذَا الجَلَالِ وَذَا العُلَا وَالسُّؤْدَدِ

صَلَّى الإلٰهُ وَمَنْ يَحُفُّ بِعَرْشِهِ         وَالطَّيِّبُونَ عَلَى الْمُبَارَكِ أَحْمَدِ

Artinya:

“Wahai Rabbku! Satukan kami bersama Nabi kami  

                    Di surga yang menjauhkan kami dari mata para penghasad,

Di surga Firdaus, dan tulislah (takdirkanlah) untuk kami,

                  Wahai yang memiliki keagungan, ketinggian, dan kehormatan.

Semoga Allah dan yang di sekitar Arsy-Nya (para malaikat) mencurahkan selawat kepada-Nya (Nabi Muḥammad ﷺ)

               Serta orang-orang yang baik berselawat atas Nabi yang diberkahi, Aḥmad.”


Footnote:

[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab al-Mukhtaar al-Mufīd li Sirah al-Nabi al-Muṣṭafā allallāhu alaihi wa sallam wa Syamāilihi karya Haiṡam bin Muḥammad Sarhan (Mantan Pengajar Ma’had Masjid Nabawi dan pengasuh situs: alsarhaan.com.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments