
PUASA NABI ﷺ [1]
Pertama: Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaih)
Kedua: Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، وَأَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan, lalu melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)
Ketiga: Nabi ﷺ bersabda,
ثَلَاثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ، صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Tiga hari setiap bulan, dan Ramadan ke Ramadan, maka itu adalah puasa sepanjang masa. Puasa hari Arafah[2], aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya. Dan puasa hari ‘Asyura[3], aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)
Keempat: Nabi ﷺ bersabda,
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
“Seandainya aku masih hidup hingga tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan[4].” (HR. Muslim)
Kelima: Rasulullah ﷺ ditanya tentang puasa hari Senin dan Kamis. Beliau menjawab,
يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الْأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Dua hari itu adalah hari-hari di mana amal-amal diangkat kepada Tuhan semesta alam, dan aku suka jika amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i, dinilai hasan oleh Al-Mundziri)
Keenam:
نَهَى رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى
“Rasulullah ﷺ melarang puasa pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.” (Muttafaq ‘alaih)
Ketujuh:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا شَهْرَ رَمَضَانَ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ menyempurnakan puasa satu bulan penuh selain bulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab Quthuf min Asy-Syama’il Al-Muhammadiyyah Wal-Akhlaq An-Nabawiyyah wal-Adab Al-Islamiyyah karya Muhammad bin Jamil Zainu (Pengajar di Darul Hadits Al-Khairiyyah, Makkah Al-Mukarramah), cetakan kelima belas; telah ditambah dan direvisi.
[2] Orang yang sedang wukuf di Arafah (saat haji) tidak dianjurkan berpuasa.
[3] Hari ke-10 bulan Muharram.
[4] Hari ke-9 bulan Muharram.