
KELAPARAN SAHABAT DAN RASUL ﷺ [1]
يَخْرُجُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَإِذَا هُوَ بِأَبِي بَكْرٍ قَاعِدٌ وَعُمَرُ مَعَهُ خَارِجَ بُيُوتِهِمَا
الرَّسُولُ ﷺ: مَا أَخْرَجَكُمَا مِنْ بُيُوتِكُمَا هَذِهِ السَّاعَةِ؟!
أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ: الْجُوعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ!!
الرَّسُولُ ﷺ: وَأَنَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَخْرَجَنِي الَّذِي أَخْرَجَكُمَا!
يَأْمُرُهُمُ الرَّسُولُ ﷺ أَنْ يَقُومُوا، فَقَامُوا مَعَهُ، فَذَهَبُوا إِلَى بَيْتِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ اسْمُهُ: (أَبُو الْهَيْثَمِ بْنُ التَّيِّهَانِ)، فَلَمْ يَجِدُوهُ فِي بَيْتِهِ.
Rasulullah ﷺ keluar pada suatu malam, dan tiba-tiba beliau melihat Abu Bakar sedang duduk dan Umar bersamanya, keluar dari rumah mereka.
Rasul ﷺ: “Apa yang menyebabkan kalian keluar dari rumah kalian pada saat seperti ini?!”
Abu Bakar dan Umar: “Kelaparan, wahai Rasulullah!!”
Rasul ﷺ: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, yang mengeluarkan kalian adalah yang mengeluarkan aku!”
Rasulullah ﷺ memerintahkan mereka untuk berdiri, maka mereka berdiri bersama beliau, kemudian pergi ke rumah seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang bernama (Abul Haitsam bin At-Tayhan), namun mereka tidak menemukannya di rumahnya.
…الْمَرْأَةُ (تُخَاطِبُ الرَّسُولَ ﷺ): مَرْحَبًا وَأَهْلًا
الرَّسُولُ ﷺ: أَيْنَ فُلَانٌ؟ (يَعْنِي أَبَا الْهَيْثَمِ)
…الْمَرْأَةُ: ذَهَبَ يَسْتَعْذِبُ لَنَا الْمَاءَ (يَأْتِي بِالْمَاءِ الْحُلْوِ)
يَأْتِي أَبُو الْهَيْثَمِ، فَيَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَصَاحِبَيْهِ، وَيَلْتَزِمُ النَّبِيَّ، وَيَفْدِيهِ بِأَبِيهِ وَأُمِّهِ
أَبُو الْهَيْثَمِ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، مَا أَحَدٌ الْيَوْمَ أَكْرَمُ أَضْيَافًا مِنِّي!
Seorang wanita berkata: “Selamat datang…”
Rasul ﷺ: “Di mana si Fulan? (yaitu Abul Haitsam)”
Wanita: “Dia pergi untuk mengambil air yang manis bagi kami.”
Abul Haitsam datang dan melihat Rasulullah ﷺ beserta kedua sahabatnya, lalu beliau merangkul Nabi ﷺ dan menebusnya dengan ayah dan ibunya.
Abul Haitsam: “Segala puji bagi Allah, tidak ada orang yang lebih memuliakan tamu-tamu pada hari ini selain saya!”
يَنْطَلِقُ أَبُو الْهَيْثَمِ، فَيَأْتِي بِغُصْنِ نَخِيلٍ فِيهِ بُسْرٌ وَتَمْرٌ وَرُطَبٌ (أَنْوَاعُ التَّمْرِ حِينَ نُضْجِهِ)
…أَبُو الْهَيْثَمِ: كُلُوا مِنْ هَذِهِ
يَنْطَلِقُ أَبُو الْهَيْثَمِ وَمَعَهُ السِّكِّينُ لِيَذْبَحَ لَهُمْ شَاةً
الرَّسُولُ ﷺ: إِيَّاكَ وَالْحَلُوبَ (احْذَرِ الشَّاةَ ذَاتَ اللَّبَنِ)
الرَّسُولُ ﷺ وَصَاحِبَاهُ يَأْكُلُونَ التَّمْرَ وَاللَّحْمَ وَيَشْرَبُونَ الْمَاءَ الْعَذْبَ، حَتَّى شَبِعُوا وَرَوَوْا
الرَّسُولُ ﷺ: (لِأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ): وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتُسْأَلُنَّ عَنْ هَذَا النَّعِيمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ!، أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمُ الْجُوعُ، ثُمَّ لَمْ تَرْجِعُوا حَتَّى أَصَابَكُمْ هَذَا النَّعِيمُ!
Abul Haitsam pergi dan membawa sebuah dahan kurma yang berisi buah tin, kurma, dan rutab. (Ini adalah jenis kurma ketika sudah masak).
Abu Haitsama: “Makanlah ini…”
Abul Haitsam pergi dengan membawa pisau untuk menyembelih kambing untuk mereka.
Rasul ﷺ: “Hati-hati dengan yang memiliki susu (hindari kambing yang memiliki susu)”
Rasulullah ﷺ dan kedua sahabatnya makan kurma dan daging, serta minum air yang manis hingga mereka kenyang dan puas.
Rasul ﷺ (berkata kepada Abu Bakar dan Umar): “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian akan ditanya tentang kenikmatan ini pada Hari Kiamat, kalian keluar dari rumah kalian karena kelaparan, dan tidak kembali hingga kalian mendapat kenikmatan ini!” [HR. Muslim, Malik, dan Tirmidzi]
Pelajaran yang diambil dari hadis ini:
Pertama: Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya pernah mengalami rasa lapar yang sangat, hingga mereka keluar dari rumah mereka dengan harapan bisa menemukan makanan.
Kedua: Tidak ada masalah bagi seseorang untuk pergi makan di rumah salah satu sahabatnya.
Ketiga: Menunjukkan pentingnya bersyukur atas nikmat, mengingat Sang Pencipta, dan tidak teralihkan dari nikmat yang diberikan oleh-Nya.
Keempat: Diperbolehkan bagi seorang pria untuk bertanya kepada wanita dari balik hijab.
Kelima: Kesabaran Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum terhadap kelaparan.
Keenam: Menjamu tamu dengan baik serta memberikan apa yang dimiliki, baik berupa makanan, air, atau selainnya.
Ketujuh: Keluar dari rumah saat kelaparan untuk mencari makanan dan berusaha mencapainya.
Kedelapan: Disunnahkan (dianjurkan) untuk tidak menyembelih hewan yang memberikan manfaat berkelanjutan, seperti kambing perah (yang menghasilkan susu), jika tersedia makanan lain yang mencukupi sebagai pengganti.
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab Quthuf min Asy-Syama’il Al-Muhammadiyyah Wal-Akhlaq An-Nabawiyyah wal-Adab Al-Islamiyyah karya Muhammad bin Jamil Zainu (Pengajar di Darul Hadits Al-Khairiyyah, Makkah Al-Mukarramah), cetakan kelima belas; telah ditambah dan direvisi.