
SYARAH KITAB ‘UMDAH AL-AHKĀM[1]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ -رضي الله عنهما- قَالَ: أَعْتَمَ النَّبِيُّ ﷺ بِالْعِشَاءِ، فَخَرَجَ عُمَرُ رضي الله عنه، فَقَالَ: الصَّلاةُ، يَا رَسُولَ اللَّهِ. رَقَدَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ، فَخَرَجَ وَرَأْسُهُ يَقْطُرُ يَقُولُ: لَوْلا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي – أَوْ عَلَى النَّاسِ – لأَمَرْتُهُمْ بِهَذِهِ الصَّلاةِ هَذِهِ السَّاعَةِ
Artinya:
Ibnu ‘Abbās raḍiyallāhu ‘anhumā mengatakan, “Nabi ﷺ menunda waktu Isya hingga waktu ‘atamah[2], lalu ‘Umar raḍiyallāhu ‘anhupun keluar dan berkata, ‘Salat, wahai Rasulullah. Para wanita dan anak-anak sudah tertidur’. Nabi pun keluar sedangkan kepala beliau basah. Beliau pun bersabda, ‘Kalau bukan karena aku takut memberatkan umatku (atau memberatkan manusia) tentu akan perintahkan mereka mengerjakan salat pada waktu ini’.”
Takhrij Hadis:
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya al-Shahīh; kitab al-Tamanni, bab Ucapan Law (Seandainya) yang Dibolehkan, no. 6812 dan Imam Muslim dalam kitabnya al-Shahīh; kitab al-Masajid wa Mawadhi’ al-Shalah, bab Waktu Salat Isya dan Mengakhirkannya, no. 638.
Syarah dan Faedah Yang Terkandung Dalam Hadis Ini:
- Pengerjaan salat Isya yang paling afdal adalah menundanya hingga sepertiga malam karena Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّهُ لَوَقْتُهَا لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ
Artinya: “Ini adalah waktunya kalaulah tidak memberatkan umatku.”[3]
Berdasarkan zahir perbuatan beliau, hal ini tidak sering dikerjakan. Beliau lebih memperhatikan keadaan para makmum sebagaimana dalam hadis, “Apabila beliau ﷺ melihat mereka sudah berkumpul, beliau menyegerakan pelaksanaan salat. Jika mereka lambat, beliau pun menundanya.”[4]
- Hadis ini juga menunjukkan bolehnya wanita dan anak-anak mengerjakan salat bersama dengan jemaah berdasarkan ucapan ‘Umar radhiyallahu anhu, “Para wanita dan anak-anak sudah tertidur.” Para wanita diperbolehkan salat di masjid apabila menutup aurat dan jauh dari sebab-sebab fitnah. Anak-anak yang sudah mencapai umur tujuh tahun, diwajibkan bagi walinya untuk memerintahkannya mengerjakan salat. Adapun anak-anak di bawah umur tersebut, tidak maslahat membawanya ke masjid untuk mengerjakan salat berjemaah bahkan bisa jadi keberadaan mereka di masjid dapat mengganggu jemaah. Hal ini sangat tergantung dengan keadaan sang anak kecil tersebut.
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab “Mūjaz al-Kalām ‘ala ‘Umdah al-Ahkām” karya Dr. Manṣūr bin Muhammad Al-Ṣaq’ūb hafizhahullāh.
[2] Waktu ‘atamah adalah waktu setelah malam mulai gelap ditandai dengan hilangnya cahaya di ufuk.
[3] H.R. Muslim, no. 638.
[4] H.R. Bukhārī, no. 535 dan no. 540.