BEBERAPA KEUTAMAAN DAN AMAL SALEH TERKAIT ZULHIJAH[1]
Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Zulhijah dan Amalan Terbaik di Dalamnya:
💎 Sepuluh hari pertama bulan Zulhijah adalah hari-hari ketika Allah ‘Azza wa Jalla berbicara kepada Nabi Musa ‘alaihi al-salām2, padanya agama kita disempurnakan3, Allah ‘Azza wa Jalla bersumpah dengannya4, dan ibadah di dalamnya lebih utama daripada hari-hari lainnya seperti takbiran dan puasa. Hari Arafah adalah hari terbaik di antara sepuluh hari-hari tersebut.
💎 Sepuluh hari pertama bulan Zulhijah adalah hari-hari terbaik sepanjang tahun, dan malam-malam sepuluh terakhir Ramadan adalah malam-malam terbaik. Oleh karena itu, siapa yang diberi taufik untuk beribadah pada siang hari sepuluh pertama Zulhijah dan malam-malam sepuluh terakhir Ramadan, maka dialah yang benar-benar mendapat taufik.
💎 Tidaklah matahari terbit pada hari-hari yang lebih utama dari sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Amal saleh pada hari-hari itu diagungkan dan di antara amalan yang paling utama adalah salat, takbiran, sedekah, puasa, dan haji. Waktu yang diagungkan ketika dosa-dosa dikerjakan padanya maka dilipatgandakan hukumannya.
💎 Dianjurkan untuk mengqada puasa yang ditinggalkan di bulan Ramadan pada hari-hari sepuluh pertama bulan Zulhijah. Diharapkan mendapat pahala ganda, yaitu pahala mengganti puasa Ramadan dan juga keutamaan puasa pada sepuluh hari ini. Umar raḍiyallāhu ‘anhu berkata, “Tidak ada hari yang lebih aku cintai untuk aku berpuasa qada Ramadan padanya selain hari-hari sepuluh pertama Zulhijah ini.”
💎 Lafaz takbiran yang paling sahih adalah yang diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzāq dalam al-Muṣannaf dari sahabat Salmān al-Fārisī radhiyallahu anhu, dia berkata, “Bertakbirlah: Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar Kabīra…”. Aṡar ini sanadnya sahih.
💎 Setiap amalan mulia yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Zulhijah akan menjadi lebih afdal. Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan ketika bertepatan dengan sepuluh hari pertama Zulhijah, maka kemuliaannya pun bertambah (lebih afdal dibandingkan dengan Jumat di hari-hari lainnya). Suatu amalan menjadi lebih afdal ketika didukung oleh kemuliaan lain yang mengiringinya.
💎 Di hari-hari agung (seperti sepuluh hari pertama Zulhijah), Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan amalan ketaatan termudah yaitu zikir sebagai amalan yang paling agung di sisi-Nya agar semua orang dapat meraih keutamaannya termasuk seseorang yang kadang lalai dalam beribadah. Oleh karena itu, tidak ada yang luput dari keutamaan hari-hari agung ini kecuali seseorang yang benar-benar terhalangi dari kebaikan.
Footnote:
[1] Dipilih dan disadur serta diterjemahkan dari kitab Suṭur min al-Naql wa al-‘Aql wa al-Fikr dan kitab kitab Żakhā’ir fī Suṭūr (kedua kitab ini adalah kumpulan tweet al-Syaikh al-Muḥaddiṡ ‘Abdul ‘Azīz bin Marzūq al-Ṭarifī ḥafiẓahullāh)
2 Lihat firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam Q.S. al-A’raf ayat 143 dan Tafsīr al-Bagawī (3/275).
3 Firman Allah ‘Azza wa Jalla (artinya), “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. al-Maidah, ayat 3) Ayat ini turun pada hari Jumat, 9 Zulhijah 10 H. Lihat: Tafsīr al-Bagawi (3/12) dan Tafsīr Ibn Kaṡīr (3/27).
4 Q.S. al-Fajr ayat 2 (artinya), “Demi malam-malam yang sepuluh”, ‘Abdullāh bin ‘Abbās raḍiyallāhu ‘anhumā, ‘Abdullāh bin al-Zubair radhiyallahu anhuma, Qatādah, Mujāhid bin Jabr, dll. menafsirkan dengan sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Lihat: Tafsīr al-Bagawi (8/412) dan Tafsir Ibn Katsir (8/390).
