BEBERAPA FIKIH PUASA DAN HUKUM TERKAIT RAMADAN[1] (BAGIAN KETIGA)
Sahur dan Berbuka Puasa
๐ Sepatutnya tidak meninggalkan makan sahur, meskipun hanya dengan sesuatu yang sedikit. Diriwayatkan dalam hadis,
โุงูุณููุญููุฑู โุฃููููููู โุจูุฑูููุฉูุ ููููุง ุชูุฏูุนูููู ูููููู ุฃููู ููุฌูุฑูุนู ุฃูุญูุฏูููู ู ุฌูุฑูุนูุฉู ู ููู ู ูุงุกู
Artinya: “Sahur adalah makanan yang penuh berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walaupun hanya dengan meneguk seteguk air.”[2]
๐ Dianjurkan agar sahur dilakukan dengan kurma atau disertai kurma. Ini adalah sunah yang sering dilupakan oleh banyak orang, karena mereka mengira bahwa kurma hanya disunnahkan untuk berbuka puasa. Dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi ๏ทบ bersabda:
ููุนูู ู โุณูุญููุฑู ุงูู ูุคู ููู ุงูุชููู ูุฑู
Artinya: “Sebaik-baik sahur bagi seorang mukmin adalah kurma.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang sahih).
๐ Dianjurkan untuk menyegerakan salat Subuh di bulan Ramadan setelah waktu masuknya telah dipastikan. Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu berkata, โJarak antara sahur dan masuknya mengerjakan salat kira-kira seukuran seseorang membaca lima puluh ayatโ, yang bagi seseorang yang membaca dengan perlahan kira-kira memakan waktu 10 menit.
๐ Sebaiknya berbuka puasa dengan kurma, dan jumlah sunah yang paling sedikit adalah tiga butir kurma, lalu minum beberapa teguk air. Tidak ada riwayat yang sahih bahwa Nabi ๏ทบ makan sesuatu selain itu sebelum salat (Magrib), tetapi setelah salat beliau makan apa yang beliau kehendaki.
๐ Jika seorang yang berpuasa yakin bahwa matahari telah terbenam berdasarkan jadwal waktu yang valid, maka disunnahkan baginya untuk berbuka, meskipun azan di masjid belum dikumandangkan. Sebab, berbuka dan azan sama-sama terkait dengan waktu terbenamnya matahari, dan salah satu dari keduanya tidak bergantung pada yang lain.
๐ Barang siapa yang telah yakin matahari telah terbenam tetapi menunda berbuka karena menunggu azan masjid, maka ia menyelisihi sunah. Saat ini, jadwal waktu telah digunakan baik oleh muazin maupun lainnya. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma sendiri berbuka begitu yakin matahari telah terbenam, meskipun azan belum dikumandangkan di masjid.
Footnote:
[1] Dipilih dan disadur serta diterjemahkan dari kitab Suthur min al-Naql wa al-โAql wa al-Fikr (Kumpulan Tweet al-Syaikh al-Muhaddits Abdul Aziz bin Marzuq al-Tharifi –hafizhahullah-)
[2] H.R. Ahmad dalam kitabnya al-Musnad dari sahabat Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, no. 11086.