BEBERAPA FIKIH PUASA DAN HUKUM TERKAIT RAMADAN (BAGIAN KEENAM)Perkiraan waktu baca: 1 menit

bagian 6
bagian 6

BEBERAPA FIKIH PUASA DAN HUKUM TERKAIT RAMADAN[1] (BAGIAN KEENAM)

Keutamaan Sepuluh Ramadan Terakhir

💎 Paruh kedua Ramadan lebih ditekankan untuk meningkatkan kesungguhan dalam ibadah dibandingkan paruh pertamanya. Demikianlah yang tampak dari amalan Nabi ﷺ dan para sahabatnya.

💎 Memberikan ucapan selamat atas datangnya sepuluh hari terakhir Ramadan adalah sesuatu yang baik. Tidak ada hadis khusus menyebutkan tentang lafaznya, akan tetapi sebaiknya memilih ungkapan dalam ucapan selamat itu yang menggabungkan antara motivasi untuk beribadah dan doa keberkahan.

💎 Sepuluh malam terakhir bulan Ramadan lebih baik daripada dua puluh malam sebelumnya secara keseluruhan, apalagi dibandingkan dengan waktu lainnya. Setiap amal saleh yang memiliki keutamaan akan menjadi lebih utama dalam sepuluh malam ini, dan amal yang sedikit pun akan memiliki bobot yang besar dalam timbangan.

💎 Hari-hari terbaik dalam sepuluh hari pertama bulan Zulhijah adalah hari terakhirnya, yaitu Hari Arafah dan Hari Nahr (Idul Adha), sebagaimana pula halnya dalam bulan Ramadan, bagian terbaiknya adalah akhirnya. Barang siapa yang kurang dalam memanfaatkan awal sepuluh hari Ramadan, hendaklah ia mengejar ketertinggalannya di akhirnya, karena sesungguhnya amalan itu dinilai berdasarkan akhirnya.

💎 Ramadan adalah bulan terbaik. Agar semangat tidak melemah di akhirnya, Allah menjadikan bagian akhirnya lebih utama daripada awalnya. Orang yang merugi adalah yang menyia-nyiakannya, sedangkan yang beruntung adalah yang menjaganya.

💎 Allah azza wajalla menjadikan akhir Ramadan lebih utama daripada awalnya karena jiwa biasanya bersemangat di awal dan melemah di akhir. Dengan demikian, orang yang jujur dalam imannya akan tetap teguh, sedangkan orang munafik akan melemah. Keteguhan seseorang bergantung pada kadar imannya.

💎 Orang yang kurang beramal di awal Ramadan tetapi berbuat baik di akhirnya lebih baik daripada orang yang beramal di awal tetapi lalai di akhirnya. Sebab, dalam hadis disebutkan:

Baca juga:  55 FAEDAH TERKAIT HARI ARAFAH (BAGIAN KEDUA)

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ ‌بِالْخَوَاتِيمِ

Artinya: “Sesungguhnya amal itu bergantung pada akhirnya.”[2]

💎 Di antara kesempurnaan akal adalah mempersiapkan bekal terbaik untuk hari kembali. Bekal terbaik untuk perjalanan akhirat adalah di sepuluh hari terakhir ini, agar seseorang mengumpulkan pahala, karena mungkin ia tidak akan melewatinya lagi, sedangkan perjalanannya sangat panjang.


Footnote:

[1] Dipilih dan disadur serta diterjemahkan dari kitab Suthur min al-Naql wa al-‘Aql wa al-Fikr (Kumpulan Tweet al-Syaikh al-Muhaddits Abdul Aziz bin Marzuq al-Tharifi –hafizhahullah-)

[2] H.R. Bukhari (no. 6607) dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu anhu.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments