BAB: ANCAMAN KERAS BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM (HADIS PERTAMA)

12
Bab Ancaman Keras Berdusta Atas Nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam H
Perkiraan waktu baca: 2 menit

Bab: Ancaman Keras Berdusta atas Nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Daftar Isi:

Hadis Pertama

عن عليٍّ -رضي الله عنه- قال: قال النبيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: لا تكذِبوا عليَّ، فإنه من كَذَبَ عليَّ فَلْيَلِجِ النارَ

Artinya: Dari Ali radhiyallahu anhu ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian berdusta atas namaku. Sesungguhnya siapa yang berdusta atas namaku, maka hendaklah ia masuk ke dalam neraka.”

Takhrij Hadis

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitabnya al-Shahih; kitab al-‘Ilmi, bab Itsmu Man Kadzaba ‘ala an-Nabi (Dosa Seseorang yang Berdusta Atas Nama Nabi), no. 106 dan Imam Muslim dalam kitabya al-Shahih; Muqaddimah Shahih Muslim, bab Taghlizh al-Kadzib ‘ala Rasulillah shallalllahu alaihi wasallam (Besarnya Dosa Berdusta Atas Nama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam), no. 1.

Biografi Singkat Perawi Hadis

Beliau adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim al-Qurasyi, kuniyahnya Abu Hasan al-Hasyimi. Ia adalah amirulmukminin dan salah seorang di antara khulafaurasyidin, yang juga merupakan sepupu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan suami dari putri beliau, Fathimah radhiyallahu anha. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah memanggilnya dengan kuniyah “Abu Turab”. Ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim al-Hasyimiyah. Ali radhiyallahu anhu wafat pada tahun 40 Hijriah.1

Makna Umum Hadis

Hadis ini menunjukkan betapa berbahayanya tindakan berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejatinya orang yang berdusta atas nama Nabi berarti juga berdusta atas nama Allah, karena sunah Rasul adalah syariat dan wahyu dari Allah azza wajalla, sebagaimana firman-Nya:

﴾وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى﴿ 

Artinya: “Dia (Muhammad) tidak berkata-kata menurut hawa nafsunya. Itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)

Mereka yang melakukan dosa besar ini akan menghadapi ancaman keras sebagaimana disebutkan dalam hadis. Peringatan untuk tidak berdusta atas Nabi bertujuan untuk menjaga kemurnian sunah dari penyimpangan, kebohongan, dan penafsiran yang salah. Kedustaan ini berbeda dengan kedustaan kepada manusia biasa, karena jika berdusta secara umum haram, maka berdusta secara khusus atas nama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih keras lagi pengharamannya.

Faedah dan Pelajaran yang Dapat Diambil dari Hadis:

  1. Makna kedustaan secara umum adalah menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik secara sengaja maupun tidak.
  2. Larangan berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat tegas, karena termasuk dosa besar yang diancam dengan neraka.
  3. Haramnya berdusta atas nama Nabi shallallahu alaihi wasalla berlaku secara umum apapun tujuan dan motifnya.
  4. Perbuatan dusta dosanya bertingkat-tingkat, walaupun secara umum haram akan tetapi kedustaan atas nama agama dan syariat dosanya jauh lebih besar.
  5. Wajib berhati-hati dalam menyampaikan hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam dan tidak menisbatkan sesuatu kepada beliau tanpa memastikan kebenarannya.

 

 

 

 


Footnote:

1 Lihat biografi lengkapnya di: Al-Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashhab karya Ibnu Abdilbarr (5/297), Usdu al-Ghabah karya Ibnu al-Atsir al-Jazari (4/87) dan al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah karya Ibnu Hajar al-‘Asqalani (4/464).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments