HADIS KETIGA PULUH EMPAT: DI ANTARA PENGAGUNGAN TERHADAP AL-QUR’AN ADALAH MEMPELAJARINYA UNTUK MEMPEROLEH BALASAN SEMPURNA DI AKHIRAT

20
photo
Perkiraan waktu baca: 1 menit

40 HADIS PENGAGUNGAN AL-QUR’AN(1)

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رضي الله عنه قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا وَنَحْنُ نَقْتَرِئُ، فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، كِتَابُ اللَّهِ وَاحِدٌ، وَفِيكُمْ الْأَحْمَرُ وَفِيكُمْ الْأَبْيَضُ وَفِيكُمْ الْأَسْوَدُ، اقْرَءُوهُ قَبْلَ أَنْ يَقْرَأَهُ أَقْوَامٌ يُقِيمُونَهُ كَمَا يُقَوَّمُ السَّهْمُ؛ يُتَعَجَّلُ أَجْرُهُ وَلَا يُتَأَجَّلُهُ

Artinya :  Dari Sahl bin Sa’ad al-Sa’idi radhiyallahu anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui kami, sementara kami sedang membaca Al Qur’an, maka beliau bersabda, “Segala puji bagi Allah kitab Allah hanya satu, padahal di antara kalian ada bangsa yang berkulit merah, putih dan hitam, bacalah Al Qur’an tersebut, sebelum dibaca oleh suatu kaum, mereka membacanya dengan lurus sebagaimana meluruskan anak panah, mereka mengharap pahalanya yang disegerakan di dunia, dan tidak mengharap pahala yang ditangguhkan di akhirat.”

TAKHRIJ HADIS:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dalam kitabnya al-Sunan; kitab al-Shalah, bab Bacaan yang Mencukupi Bagi Orang yang Ummi (Buta Aksara) dan ‘Ajam (Nonarab), no. 831. Syekh Albani menilai sebagai hadis hasan sahih.(2)

KOSA KATA HADIS:

نَقْتَرِئُ : Kami membaca

يُقِيمُونَهُ : bersungguh-sungguh dan berlebihan dalam membaca Al-Qur’an; dari memperbaiki lafaz-lafaznya, dan memperhatikan sifat dan kaidah-kaidahnya namun sekadar di lisan tanpa menghayati dalam hati.

يُتَعَجَّلُ أَجْرُهُ : Mengutamakan perkara yang disegarakan yaitu kenikmatan dunia

يُتَأَجَّلُهُ : waktu yang telah ditetapakan di masa depan, maknanya mereka tidak menginginkan balasan di akhirat

FAEDAH DAN PELAJARAN HADIS:

  1. Kitabullah (Al-Qur’an) merupakan wasilah agung yang dapat mengumpulkan seluruh umat dari berbagai macam bangsa dan perbedaan yang ada
  2. Al-Qur’an merupakan nikmat yang paling agung bagi umat ini yang patut untuk disyukuri
  3. Sepantasnya bagi pembaca dan pengajar Al-Qur’an untuk selalu memperhatikan keikhlasan dan berhati-hati dari sikap tergesa-gesa dalam meminta balasan
  4. Selalulah memperhatikan ikhlas dalam mempelajari Al-Qur’an dan jauhilah sifat riya (mau dilihat) dan sum’ah (mau didengar)
  5. Pujilah Allah atas nikmat al-Qur’an dengan cara mempelajari dan mengajarkannya
  6. Hindarilah membaca dan mempelajari al-Qur’an hanya karena ingin meraih sesuatu dari dunia ini
Baca juga:  HADIS KEDUA PULUH SEMBILAN: AGUNGNYA KEDUDUKAN KAUM YANG BERKUMPUL UNTUK MEMBACA AL-QUR’AN

Footnote:

(1) Diterjemahkan dan disadur dari buku al-Arba’ūn Ḥadīṡan fī Ta’ẓīm al-Qur’ān al-Karīm, diterbitkan oleh al-Lajnah al-‘Ilmiyyah bi Masyrū’ Ta’ẓīm al-Qur’ān al-Karīm di Jeddah, Arab Saudi.

(2) Lihat: Silsilah al-Ahadits al-Shahihah (no. 259) dan At-Ta’liqat al-Hisan ‘ala Shahih Ibn Hibban (2/168, no. 757).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments