SYARAH KITAB ‘UMDAH AL-AḤKĀM[1]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أنَّ عُمَرَ بْنَ الخَطّابِ – رضي الله عنه- قالَ: يا رَسُولَ اللَّهِ، أيَرْقُدُ أحَدُنا وهُوَ جُنُبٌ؟ قالَ: نَعَمْ، إذا تَوَضَّأ أحَدُكُمْ فَلْيَرْقُدْ
Artinya:
‘Abdullāh bin ‘Umar raḍiyallāhu ‘anhumā meriwayatkan bahwa ‘Umar bin al-Khaṭṭāb raḍiyallāhu ‘anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang dari kita bisa tidur sedang ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Ya, bila salah seorang di antara kalian telah berwudu, maka silakan ia tidur.”
Daftar Isi:
Takhrij Hadis:
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhārī dalam kitabnya, al-Ṣaḥīḥ; kitab al-Gusl, Bab “Tidurnya Orang yang Junub”, no. 287 dan Imam Muslim dalam kitabnya, al-Ṣaḥīḥ; kitab al-Haiḍh, Bab “Bolehnya Tidur dalam Keadaan Junub”, no. 306.
Syarah dan Faedah yang Terkandung dalam Hadis Ini:
- Disunahkan bagi orang junub untuk mandi untuk mengangkat janabahnya jika ingin tidur, jika tidak, hendaknya ia berwudu untuk meringankan janabahnya.
- Seorang yang janabah dan akan tidur hendaknya membasuh kemaluannya, lalu berwudu. Hal ini berdasarkan sabda beliau,
تَوَضَّأْ واغْسِلْ ذَكَرَكَ، ثُمَّ نَمْ
Artinya:
“Berwudulah dan basuhlah kemaluanmu kemudian tidurlah!”[2]
- Tidak sepantasnya seseorang yang dalam keadaan junub tidur tanpa mandi atau berwudu karena orang yang junub tidak didekati oleh para malaikat hingga ia berwudu.[3]
Footnote:
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab “Mūjaz al-Kalām ‘ala ‘Umdah al-Aḥkām” karya Dr. Manṣūr bin Muhammad al-Ṣaq’ūb hafiẓahullāh.
[2] H.R. Bukhārī (290) dan Muslim (306).
[3] Majmū’ Fatāwā Ibn Taimiyah (21/343), Ikhtiyārāt Ibn Taimiyah karya Ibnu ‘Abdi al-Hādī halaman 45 nomor 86.