KEDUA TELINGA BAGIAN DARI KEPALA

320
KEDUA TELINGA BAGIAN DARI KEPALA
KEDUA TELINGA BAGIAN DARI KEPALA
Perkiraan waktu baca: 1 menit

وَعَن سِنَان بْنِ رَبِيْعَةَ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَب، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الأُذُناَنِ مِنَ الرَّأْسِ. وَكَانَ يَمْسَحُ رَأسهُ مرّةً، وَيَمْسَحُ المأْقَيْنِ[1]. رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه

وَسنَان: رَوَى لَهُ البُخَارِيُّ حَدِيثا مَقْرُوناً بِغَيْرِهِ، وَقَالَ النَّسَائِيُّ: ((لَيْسَ بِالقَوِيّ))، وَشَهْرُ: وثَّقهُ أَحْمد، وَابْن معِين وَغَيرُهمَا، وَتَكَلَّمَ فِيهِ غيرُ وَاحِد من الأَئِمَّة، وَرَوَاهُ مُسلمٌ مَقْرُوناً بِغَيْرِهِ

وَالصَّوَاب أَنَّ قَوْلَه: الأُذُناَنِ مِنَ الرَّأْسِ مَوْقُوفٌ عَلَى أَبِي أُمَامَة، كَذَلِكَ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَقَالَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَاللهُ أَعْلَمُ

Dari Sinan bin Rabi’ah, dari Syahr bin Hausyab, dari Abu Umamah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Kedua telinga bagian dari kepala.” Beliau membasuh kepala satu kali dan membasuh kedua sudut mata yang dekat dengan hidung. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.[2]

Rawi Sinan dicantumkan oleh al-Bukhari (dalam kitab beliau)[3] namun beliau menggandengkannya dengan rawi lain. Al-Nasai berkata tentang (Sinan), “Bukan rawi yang kuat.” Sedangkan rawi Syahr tsiqah menurut Ahmad bin Hambal, Ibnu Ma’in, dan selainnya. Dia juga dikritisi oleh banyak ulama, dicantumkan oleh Muslim (dalam kitab beliau)[4] namun menggandengkannya dengan rawi lain.

Kesimpulan yang lebih tepat dari sabda beliau, “Kedua telinga bagian dari kepala” adalah maukuf pada Abu Umamah. Demikian riwayat Abu Daud dan menurut apa yang dijelaskan oleh al-Daraquthni, wallahualam.

Daftar Isi:

KOSA KATA HADIS:

  1. Abu Umamah Al-Bahili, Shudai bin ‘Ajlan bin Wahab bin ‘Arib. Beliau tinggal dan bermukim di Hims, ikut Baiat Ar-Ridwan.

Abu Umamah radhiyallahu anhu meriwayatkan 250 hadis dari Nabi Muhammad ﷺ, lima diantaranya dalam Shahih al-Bukhari dan tiga hadis dalam Shahih Muslim. Beliau wafat di negeri Syam tahun 81 hijriah, sebagian riwayat menyatakan bahwa beliau sahabat Nabi yang paling terakhir wafat di negeri Syam.[5]

  1. (المَأَقَينِ) Al-Ma’qaini atau Al-Maaqaini adalah sudut mata (yang dekat dengan hidung). Sedangkan sudut mata yang ke arah kedua kuping disebut (اللَحَاظُ).[6]
  2. Hadits maukufadalah adalah sifat hadis yang sanadnya terhenti sehingga tidak bersambung kepada Nabi Muhammad ﷺ atau hanya sampai kepada sahabat Nabi saja.
Baca juga:  HUKUM SALAT NĀFILAH SETELAH SALAT SUBUH DAN SALAT ASAR

MAKNA HADIS

Ahli hadis menjelaskan makna hadis dari dua sisi:

Pertama, dua telinga dibasuh bersama kepala karena keduanya bagian dari kepala. Kedua, dua telinga dibasuh sebagaimana membasuh kepala, penisbatannya kepada kepala adalah idhafah al-tasybih wa al-taqrib. [7]

FAEDAH DAN ISTINBAT DARI HADIS:

  1. Sabda Rasulullah ﷺ tersebut menjelaskan bahwa kedua telinga bukan merupakan bagian dari wajah.[8]
  2. Telinga dibasuh bersama kepala satu kali basuhan sebagaimana hadis-hadis sebelumnya telah menjelaskannya.[9]

 


Footnote:

[1] الماقين: تَثْنِيَة ماق، بِالْفَتْح وَسُكُون الْهمزَة

[2] HR. Ibnu Majah (444).

[3] HR. al-Bukhari (5450).

[4] HR. Muslim (2049).

[5] Lihat: Al-Dzahabi. Siyar A’laam An-Nubala. Jilid 3, hlm 359 dan Badruddin Al-Aini. Op. Cit. Jilid 1, hlm 317.

[6] Badruddin Al-Aini. Syarah Sunan Abi Daud. Jilid 1, hlm 317.

[7] Al-Khatthabi. Ma’alim as-Sunan. Jilid 1, hlm 52.

[8] Al-Khatthabi. Ma’alim as-Sunan. Jilid 1, hlm 52.

[9] Muhammad bin Ismail As-Shanaani. Op. Cit. Jilid 1, hlm 69.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments