URGENSI ILMU DAN MERUJUK KEPADA ULAMA DALAM INGKAR MUNGKAR

230
URGENSI ILMU DAN MERUJUK KEPADA ULAMA DALAM INGKAR MUNGKAR
Perkiraan waktu baca: 2 menit

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ يَهُودَ أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا: السَّامُ عَلَيْكُمْ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: عَلَيْكُمْ وَلَعَنَكُمْ اللَّهُ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ. قَالَ: مَهْلًا يَا عَائِشَةُ عَلَيْكِ بِالرِّفْقِ وَإِيَّاكِ وَالْعُنْفَ وَالْفُحْشَ. قَالَتْ: أَوَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا ؟ قَالَ: أَوَلَمْ تَسْمَعِي مَا قُلْتُ رَدَدْتُ عَلَيْهِمْ فَيُسْتَجَابُ لِي فِيهِمْ وَلَا يُسْتَجَابُ لَهُمْ فِيَّ

Dari ‘Ā’isyah raḍiyallāhu anhā, bahwa sekelompok orang Yahudi datang kepada Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam sambil berkata, “Kebinasaan atasmu.” ‘Ā’isyah berkata, “Semoga atas kalian juga dan semoga laknat dan murka Allah juga menimpa kalian.” Beliau bersabda, “Tenanglah wahai ‘Ā’isyah, berlemah lembutlah dan janganlah kamu bersikap kasar dan janganlah kamu berkata keji.” ‘Ā’isyah berkata, “Apakah Anda tidak mendengar apa yang mereka katakan?” Beliau bersabda, “Tidakkah kamu mendengar apa yang saya ucapkan, saya telah membalasnya, adapun doaku akan dikabulkan sementara doa mereka tidak akan diijabah.”

TAKHRIJ HADIS:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhārī dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, kitab al-Adab, Bab “Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam Bukan Seorang yang Keji dan Tidak Melakukan Perbuatan Keji”, nomor 6030, dan Imam Muslim dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ Muslim, kitab al-Salām, Bab Larangan Mendahului Ahlikitab dengan Ucapan Salam, nomor 2165.

BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS:

Biografi Ummu al-Mukminīn, ‘Ā’isyah raḍiyallāhu ‘anhā, sudah disebutkan sebelumnya, silakan lihat pada linkhttps://markazsunnah.com/’Ā’isyah-ahli-hadis-umat-islam-dari-kalangan-wanita/.

FAEDAH DAN KESIMPULAN:

  1. Lafaz hadis ini sangat mirip dengan hadis yang sudah pernah dibahas sebelumnya(1) kecuali sedikit tambahan di bagian akhir hadisnya.
  2. Kebencian dan permusuhan kaum Yahudi kepada Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam secara khusus dan kaum muslimin secara umum.
  3. Kelicikan dan makar kaum Yahudi, dimana mereka sering menunjukkan kedekatan dan persahabatannya kepada umat Islam akan tetapi pada hakikatnya mereka berupaya untuk menggelincirkan dan membinasakan kita tanpa kita sadari.
  4. Setiap muslim seharusnya mengerti dan menyadari tipu daya dan makar kaum Yahudi.
  5. Membantah kebatilan hendaknya dengan kepala yang dingin dan tidak melampaui cara dan etika yang diajarkan oleh Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
  6. Anjuran untuk memberikan arahan dan nasihat kepada saudara kita yang berlebihan dalam menyikapi dan membantah kebatilan.
  7. Allah ‘azza wa jalla menyukai sifat kelembutan dalam segala urusan kita terutama dalam berinteraksi dengan orang lain.
  8. Sifat tenang dan kelembutan serta menjauhi kekerasan dan kekejian juga disunahkan dan diperintahkan dalam membantah kebatilan.
  9. Bolehnya bagi seorang murid untuk menjelaskan alasan perkataan atau perbuatannya yang mendapat teguran dari gurunya.
  10. Dalam membantah dan menyikapi kebatilan, tidak cukup dengan semangat dan girah yang menggelora namun yang terpenting dari itu adalah kesesuaiannya dengan tuntunan dan contoh dari Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
  11. Cara menjawab salam dari orang Yahudi adalah cukup dengan membaca, “Wa alaikum”.
  12. Perlunya berprasangka baik kepada para ulama karena kadang kita menyangka mereka terkesan lamban atau kurang tegas namun ternyata itulah hikmah dan itulah sikap yang lebih benar dan tepat.
  13. Doa-doa orang kafir tidak diterima oleh Allah ‘azza wa jalla(2).
Baca juga:  MANUSIA YANG PALING BERHAK KITA BERBUAT BAIK KEPADANYA

 


Footnote:

(1) Lihat: https://markazsunnah.com/bersikap-lembut-dalam-meluruskan-kebatilan/

(2) Lihat: Q.S. al-Ra’du ayat 14 dan Q.S. Gāfir ayat 50, dengan beberapa perbedaan tafsir ulama tentang maksud kedua ayat tersebut.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments