MENYAYANGI DAN MENCIUM ANAK

651
MENYAYANGI DAN MENCIUM ANAK
MENYAYANGI DAN MENCIUM ANAK
Perkiraan waktu baca: 2 menit

عن أَبيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَبَّلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ وَعِنْدَهُ الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيْمِيُّ جَالِسًا، فَقَالَ الْأَقْرَعُ: إِنَّ لِيْ عَشَرَةً مِنْ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mencium Hasan bin Ali sedangkan di samping beliau ada Aqra’ bin Habis al-Tamimi sedang duduk. Lalu Aqra’ berkata, “Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium seorangpun di antara mereka.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memandangnya kemudian bersabda, “Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi.”

Daftar Isi:

Takhrij Hadis:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari, Kitab al-Adab, Bab Menyayangi Anak, Mencium dan Merangkulnya, nomor 5997, dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim, Kitab al-FadhailBab Sayangnya Nabi shallallahu alaihi wasallam Kepada Anak Kecil dan Keluarga, Tawaduk Beliau, dan Keutamaannya, nomor 2318.

Biografi Sahabat Rawi Hadis:

Lihat: https://markazsunnah.com/perawi-islam-abu-hurairah/

Faedah dan Kesimpulan:

1. Kecintaan dan sayangnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang begitu besar kepada cucunya, Hasan bin Ali radhiyallahu anhuma.

2. Disunahkannya mencium anak keturunan sebagai wujud cinta dan kasih kepadanya.

3. Bolehnya mencium anak di depan orang lain.

4. Keutamaan bersama dan menemani ulama dan orang saleh di mana kita bisa mengambil pelajaran dan teladan terhadap sikap dan perbuatannya, termasuk dalam etika bergaul dengan keluarga dan anak kecil.

5. Aqra’ bin Habis al-Tamimi salah seorang tokoh Badui. menurut sebagian ulama nama asli beliau adalah Firas bin Habis al-Tamimi. Adapun Aqra’ adalah julukan beliau karena rambutnya yang rontok disebabkan penyakit. Beliau adalah paman dari penyair yang terkenal Farazdaq. Beliau adalah pemimpin dan pemuka serta hakim Arab di zaman Jahiliah. Beliau yang pertama kali mengharamkan perjudian bagi bangsa Arab di zaman jahiliah. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam masih hidup beliau termasuk muallafah qulubuhum (orang-orang yang masih dalam proses pendekatan dan dijinakkan hatinya) namun demikian beliau telah ikut bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di beberapa momen penting di antaranya Fathu Makkah, perang Hunain, dan perang Thaif. Beliau wafat di Jauzajan dalam salah satu delegasi pasukan yang diutus oleh Abdullah bin ‘Amir radhiyallahu anhu di zaman kekhalifaan Usman bin Affan radhiyallahu anhu, yaitu pada tahun 31 H. Versi lain mengatakan beliau terbunuh di Yarmuk, wallahualam. (1)

Baca juga:  HARAMNYA KEZALIMAN SESAMA HAMBA

6. Bolehnya menyebutkan kepada ulama tentang beberapa penyikapan kita di lingkungan keluarga untuk meminta pandangan dan arahannya.

7. Jumlah anak Aqra’ bin Habis radhiyallahu anhu pada waktu itu 10 orang.

8. Keras dan kakunya perangai orang Arab Badui sebelum tertarbiah dengan tarbiah islamiah di mana mereka merasa risih dan tidak terhormat jika harus mencium anak-anak mereka.

9. Perangai dan pembawaan seseorang harus disesuaikan dengan akhlak dan adab yang diajarkan dalam din yang lengkap dan sempurna ini.

10. Bolehnya mengingkari dan menasihati seseorang yang memiliki sikap yang tidak tepat atau tidak bijak pada keluarganya.

11. Hadis ini adalah salah satu dalil dari kaidah aljazaa min jins al-‘amal (balasan dan pahala bagi seseorang sangat tergantung dan sesuai dengan perbuatan dan penyikapannya).(2)

12. Allah azza wajalla, manusia, dan seluruh makhluk akan sayang dan kasih kepada manusia yang sayang kepada sesamanya dan juga kepada seluruh makhluk yang ada.

 


Footnote:

(1) Lihat: Al-Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashab (1/ 103), Usdu al-Ghabah (1/ 264), dan al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah (1/252).

(2) Lihat beberapa contohnya di kitab I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin (2/ 331) karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments