KEUTAMAAN KAFIL YATIM

382
KEUTAMAAN KAFIL YATIM
KEUTAMAAN KAFIL YATIM
Perkiraan waktu baca: 2 menit

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS:

عن سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

Dari Sahl bin Saad raḍiyallāhu ‘anhu, dari Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Aku dan kafil (orang yang menanggung dan menyantuni) anak yatim berada di surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan kedua jarinya yaitu telunjuk dan jari tengah.

TAKHRIJ HADIS:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya, Saḥīh al-Bukhārī, Kitab al-Adab, Bab “Keutamaan Orang yang Menyantuni Yatim”, no. 6005.

BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS(1):

Nama lengkap beliau adalah Sahl bin Sa’ad bin Malik bin Khalid bin Tsa’labah bin Haritsah al-Anshari al-Khazraji al-Saidi. Kuniyah beliau adalah Abu al-Abbas. Sebelumnya, beliau bernama Hazan (sedih) lalu Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menamakannya dengan Sahl (mudah). Ketika Rasulullah ṣallallāhu alaihi wa sallam wafat, Sahl baru berusia lima belas tahun. Sahl wafat pada tahun 88 H dalam usia 96 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa beliau wafat pada tahun 91 H dalam usia 100 tahun. Sebagian ulama menyebutkan bahwa beliau adalah sahabat Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam yang terakhir wafat di kota Madinah.

FAEDAH DAN KESIMPULAN:

  1. Yatim yang dimaksud dalam syariat Islam adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya dan anak tersebut belum mencapai usia balig.(2)

2.  Kafil yang dimaksud dalam hadis ini mencakup siapa saja yang menanggung kebutuhan hidupnya atau merawatnya atau mendidiknya baik itu dari kalangan keluarga sendiri seperti ibunya, pamannya, kakeknya, saudaranya maupun selain kerabatnya.

3. Motivasi untuk bercita-cita dan rindu masuk surga disertai penjelasan salah satu jalan untuk memasukinya.

Baca juga:  KEUTAMAAN BERCOCOK TANAM

4.  Penduduk surga bertingkat-tingkat kedudukannya di akhirat kelak.

5.  Nabi Muhammad ṣallallāhu alaihi wa sallam adalah pemimpin sejati di akhirat kelak; beliaulah yang akan memberikan syafaat di padang Mahsyar, manusia pertama yang akan mengetuk pintu surga dan memasukinya serta beliaulah manusia yang paling tinggi kedudukannya di surga kelak.

6. Jaminan surga bagi orang yang menyantuni dan mendidik serta memerhatikan para anak yatim bahkan kedudukannya dekat dengan Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam di surga kelak.

7.  Di antara metode pengajaran Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah memberi isyarat dengan tangan atau jari beliau sebagai penegasan dan penjelasan lebih jauh dari apa yang beliau sabdakan.

8. Islam senantiasa mengajarkan kepada umatnya untuk memberikan perhatian kepada sesama terutama para kaum duafa dan di antaranya adalah anak yatim.

9.  Pentingnya ibadah sosial dalam Islam dan kadang dia menjadi sebab tingginya derajat seseorang kelak di akhirat.

10. Perhatian besar dari para sahabat raḍiyallāhu ‘anhum dalam menukil segala sesuatu yang bersumber dari Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam baik berupa perkataan maupun perbuatan serta gerik-gerik beliau.

 


Footnote:

(1) Lihat: al-Istī’āb karya Ibn Abdilbarr (2/664), Usdu al-Gābah karya Ibn al-Atsir (2/575), dan al-Iṣābah karya Ibnu Hajar (3/ 167).

(2) Lihat: al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān, hal. 889 dan al-Niḥāyah fī Garīb al-Hadīts (5/ 291).

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments