HADIS KEDUA PULUH EMPAT: KEUTAMAAN ISTIGFAR DAN BERDOA DI AKHIR MALAM

243
HADIS KEDUA PULUH EMPAT KEUTAMAAN ISTIGFAR DAN BERDOA DI AKHIR MALAM
Perkiraan waktu baca: 2 menit

Daftar Isi:

REDAKSI HADIS:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، -حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ-، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ؟. متفق عليه

Dari Abu Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu  bahwa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Rabb kita tabāraka wa ta’ālā turun ke langit terendah pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah ‘azza wa jalla berfirman, ’Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku penuhi, siapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni’.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

TAKHRIJ HADIS:

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, (no. 1145, 7494)  dan Muslim dalam kitabnya, Ṣaḥīḥ Muslim, (no. 758).

BIOGRAFI SAHABAT PERAWI HADIS:

Silakan baca biografi perawi hadis melalui link berikut: https://markazsunnah.com/perawi-islam-abu-hurairah/ dan https://markazsunnah.com/perisai-bagi-abu-hurairah-radhiyallahu-anhu/ .

SYARAH HADIS:

Hadis di atas menjadi dalil tentang keutamaan berdoa, meminta dan memohon ampun di akhir malam. Berdoa di waktu tersebut mudah terkabul jika memenuhi syarat-syarat terkabulnya doa dan menghindari dari sebab-sebab terhalangnya doa  karena Allah azza wa jalla berjanji untuk mengabulkan doa siapa saja yang berdoa kepada-Nya, memberi siapa saja yang meminta kepada-Nya, dan mengampuni siapa saja yang memohon ampunan-Nya.

Allah memuji hamba-hambaNya yang beriman yang masuk ke dalam surga dan mereka kekal di dalamnya. Salah satu sifat mereka yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah mereka beristigfar di waktu sahur. Allah ‘azza wa jalla berfirman,

ٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلۡقَٰنِتِينَ وَٱلۡمُنفِقِينَ وَٱلۡمُسۡتَغۡفِرِينَ بِٱلۡأَسۡحَارِ

Baca juga:  HUKUM BERBOHONG SAAT BERCANDA

“(Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.” (Q.S. Ali Imran: 17)

Dalam ayat yang lain, Allah azza wa jalla berfirman,

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ  

“Di waktu sahur mereka beristigfar.” (Q.S. al-Żariyāt: 18)

Waktu sepertiga malam terakhir adalah waktu yang seharusnya seorang hamba berusaha keras untuk meraihnya, tidak melalaikan diri dengan kelalaian, tidur, dan bermalas-malasan khususnya di sepuluh malam terakhir Ramadan karena di waktu tersebut Allah azza wa jalla turun ke langit terendah sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya. Tentu saja kita tidak boleh membayangkan dan menyamakan-Nya dengan makhluk.

Al-Qahṭanī dalam syairnya berkata,

“Allah turun di setiap sepertiga malam terakhir, ke langit terendah tanpa tertutupi sesuatu.

Dia berfirman, ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan’.

‘Dan sungguh Aku sangatlah dekat, Aku mengabulkan doa bagi siapa yang berdoa kepada-Ku’.

Hindarilah membayangkan wujud-Nya karena bagaimana metode dan menyamakan-Nya dengan mahluk adalah dua hal yang harus dinafikan.”

Di malam yang penuh berkah ini terkumpul banyak keutamaan bagi seorang mukmin karena di dalamnya terdapat waktu yang mustajab, turunnya Allah, terdapat ibadah salat dan bertepatan dengan waktu yang mulia yaitu Ramadan. Orang-orang saleh terdahulu tekun dalam melaksanakan salat malam, khususnya dalam bulan Ramadan sebagai bentuk mengikuti sunah Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.

Dari sahabat yang mulia, Jabir bin Abdullah raḍiyallāhu ‘anhumā, beliau meriwayatkan, “Aku mendengar Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Baca juga:  BAB TENTANG MEMBERSIHKAN NAJIS DAN BENDA NAJIS: BOLEHKAH MENGUBAH KHAMAR MENJADI CUKA?

‘Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam’.” (H.R. Muslim dalam Ṣaḥīḥ-nya, no. 757)

Oleh karena itu, hendaknya seorang mukmin semangat mengerjakan salat tahajud dan memenuhi sebab-sebab terkabulnya doa. Diantaranya: ikhlas karena Allah ta’ālā, menghadirkan hati (khusyuk) ketika berdoa, harapan yang kuat bahwa doanya akan diijabah, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan saleh dan sunah-sunah yang menambahkan ketaatan kita kepada-Nya. Wallāhu a’lam.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu agar dimasukkan ke dalam surga dan apa saja yang mendekatkan kepadanya baik dari perkataan ataupun perbuatan. Kami berlindung kepada-Mu dari azab neraka dan apa saja yang mendekatkan kepadanya baik dari perkataan ataupun perbuatan. Kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, rasa cukup dan kekayaan. Kami memohon kepada-Mu agar dimudahkan beramal dengan amalan yang Engkau ridai. Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimah.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments