HADIS-HADIS DAIF DAN PALSU SEPUTAR BULAN RAJAB

3316
HADIS HADIS DAIF DAN PALSU SEPUTAR BULAN RAJAB
HADIS HADIS DAIF DAN PALSU SEPUTAR BULAN RAJAB
Perkiraan waktu baca: 7 menit

Hadis Pertama

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه كَانَ رسول الله صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ رَجَب قَالَ: « اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ 

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu adalah Nabi shallallohu alaihi wasallam jika sudah berada di Bulan Rajab, beliau berdoa, “Ya Allah berkahilah kami di Bulan Rajab dan Syaban serta perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Takhrij:

Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa imam di kitab hadis mereka, di antaranya:

  1. Imam Thabrani di al-Mu’jam al-Ausath (4/189) dan di Kitab ad-Du’a (1/284), lafal-hadis di atas sebagaimana yang beliau riwayatkan di al-Ausath.
  2. Imam Ahmad di Musnad, Kitab Musnad Bani Hasyim, Bab Bidayah Musnad Abdullah bin Abbas (2342), akan tetapi beliau meriwayatkan dengan lafaz, “…wa barik lana fi Ramadhan.
  3. Baihaqi di Syu’abul Iman (3/375) dan di Kitab Fadhail al-Awqat (1/105).
  4. Bazzar di Musnad-nya (2/290).
  5. Ibnu as-Sunni di Amal-al-Yaum wal-Lailah.
  6. Abu Muhammad Hasan bin Muhammad al-Khallal-di Fadhlu Rajab (no.1).

Keterangan:

Dalam sanad hadis ini ada dua perawi yang lemah. Pertama, Zaidah bin Abu Ruqad al-Bahili, dia adalah seorang yang munkarul hadits (hadisnya mungkar) sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Bukhari, Nasai, dan al-Hafizh Ibnu Hajar. Abu Hatim ar-Razi mengatakan, “Dia meriwayatkan dari Ziyad an-Numairi dari Anas bin Malik hadis-hadis yang marfuk namun mungkar….” Ibnu Hibban di kitabnya al-Majruhin menerangkan, “Dia meriwayatkan hadis-hadis yang mungkar dari perawi-perawi yang terkenal.” Kedua, Ziyad bin Abdullah an-Numairi dia juga seorang yang dinilai lemah oleh Imam Yahya bin Ma’in, Abu Daud, dan al-Hafizh Ibnu Hajar. Abu Hatim berkata, “Hadisnya boleh ditulis namun tidak dijadikan sebagai hujjah.”

Hadis Kedua

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إنّ في الجَنّةِ نَهْراً يُقالُ لهُ رَجَبٌ, مَاؤُهُ أشَدُّ بَياضاً مِنَ اللَّبَنِ وأحْلَى مِنَ العَسَلِ مَنْ صامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍ سَقاهُ الله مِنْ ذلِكَ النَّهْرِ »

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga ada sungai yang disebut dengan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu. Siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, Allah akan memberinya minum dari sungai tersebut.”

Takhrij:

Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa imam di antaranya:

  1. Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3/367).
  2. Abu Muhammad Hasan bin Muhammad al-Khallal dalam Fadhail Syahr Rajab (no.3).
  3. Ibnul Jauzi di al-‘Ilal al-Mutanahiyah (2/255).

Keterangan:

Hadis ini lemah karena pada sanadnya terdapat rawi yang bernama Manshur bin Zaid al-Asadi dan Musa bin Umair Al-Qurasy. Manshur bin Zaid adalah seorang yang majhul dan tidak ada meriwayatkan darinya kecuali Muhammad bin Al-Mughirah. Adapun Musa bin Umair Al-Qurasyi dia adalah perawi yang lemah, Imam Abu Hatim mengatakan bahwa hadisnya ditinggalkan dan dia seorang pendusta. Al-‘Uqaili dalam Kitab adh-Dhu’afa al-Kabir mengatakan bahwa hadisnya mungkar. Ibnu Ma’in juga menyebutkan bahwa dia bukan perawi yang diperhitungkan.

Di antara ulama yang menerangkan kelemahan hadis ini:

  1. Imam Ibnu al-Jauzi dalam kitab beliau al-‘Ilal al-Mutanahiyah mengatakan tentang hadis ini, “Hadis ini tidak sahih pada sanadnya ada rawi-rawi yang majhul, kita tidak mengenali siapa mereka.”
  2. Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ajab menyebutkan hadis ini sebagai hadis pertama dari contoh hadis-hadis lemah tentang keutamaan Rajab lalu beliau merinci penjelasan tentang kelemahan periwatannya.
  3. Al-Albani menghukumi hadis ini sebagai hadis batil.

Hadis Ketiga

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يتم صوم شهر بعد رمضان إلا رجب وشعبان

Artinya: Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpuasa penuh selama sebulan setelah Ramadan melainkan pada Bulan Rajab dan Syaban.”

Takhrij:

Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa imam, di antaranya:

  1. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath (9/161).
  2. Baihaqi di Syuabul Iman (3/369).
  3. Al-Khallal di Fadhl Syahr Rajab (no.4).

Keterangan:

Hadis ini sanadnya dinilai lemah oleh banyak imam di antaranya Imam Baihaqi karena dalam sanadnya terdapat seorang yang bernama Yusuf bin Athiyyah ash-Shaffar padahal hadis ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Thabrani tidak ada meriwayatkannya dari Hisyam kecuali Yusuf bin Athiyyah.

Baca juga:  HADIS ANJURAN BERAMAL UNTUK KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT

Berikut perkataan para imam tentang Yusuf bin Athiyyah ash-Shaffar:

  1. Bukhari berkata, “Munkarul hadits (hadisnya mungkar).”
  2. Nasai berkata, “Matrukul hadits” (Hadisnya ditinggalkan).”
  3. Yahya bin Ma’in, “Dia tidak ada apa-apanya.”
  4. Jauzjani berkata, “Hadisnya tidak terpuji.”
  5. Ibnu Hibban berkata, “Dia termasuk seorang yang senantiasa membalikkan sanad-sanad, mengganti matan hadis palsu dengan sanad hadis yang sahih lalu dia meriwayatkannya. Tidak boleh sama sekali berhujah dengannya.”
  6. Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid (3/439) mengatakan bahwa dia seorang yang daif (lemah).”
  7. Dzahabi mengatakan bahwa para ulama telah sepakat akan kelemahannya.
  8. Ibnu Hajar berkata dalam Tabyin al-‘Ajab, “Hadis ini mungkar karena Yusuf bin Athiyah seorang yang dha’if jiddan (sangat lemah).”

Hadis Keempat

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رَجَبٌ شَهْرُ الله تعالى، وشَعْبانُ شَهْرِي ، وَرَمَضانُ شَهْرُ أُمَّتِي… »

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Rajab adalah bulannya Allah, Syaban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulannya ummatku.”

Takhrij:

Hadis dikeluarkan oleh Ibnu Asakir di Mu’jam-nya (1/114) dan Imam Baihaqi di Fadhail al-Auqat (1/95).

Keterangan:

Hadis ini dinilai sebagai hadis yang maudhu’ (palsu) oleh banyak ulama, di antaranya:

  1. Imam Ibnu al-Jauzi dalam kitabnya al-Maudhu’at (2/436-438, no. 1008), beliau menyebutkan bahwa para perawi hadis ini tidak dikenal dan terdapat seorang yang bernama Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Jahdham, dia tertuduh sebagai seorang yang pendusta.
  2. Ash-Shaghani dalam al-Maudhu’a.;
  3. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam al-Manar Al-Munif.
  4. As-Suyuthi dalam al-Lali al-Mashnu’ah.
  5. Ibnu Hajar dalam Tabyin al-‘Ajab, beliau berkata, “Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Bakr an-Naqqasy al-Mufassir, dan diriwayatkan pula oleh al-Hafizh Abul Fadhl Muhammad bin Nashir di dalam Amali-nya dari an-Naqqasy dengan riwayat yang lengkap, beliau menyebutkan keutamaan setiap hari pada hari-hari di bulan Rajab.” Lalu al-Hafizh berkata, “An-Naqqasy ini adalah seorang pemalsu hadis dan dajal (pendusta).” Imam Abul Khithob Ibnu Dihyah setelah meriwayatkan hadis ini beliau berkata, “Hadis ini maudhu’’“.

Hadis Kelima

عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فضل شهر رجب على سائر الشهور كفضل القرآن على سائر الأذكار

Artinya: Dari Anas beliau berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Keutamaan Rajab atas seluruh bulan bagaikan keutamaan al-Qur’an atas seluruh zikir.’”

Takhrij:

Ibnu Hajar menyebutkan sanad hadis ini dari Al-Hafizh Abu Thahir as-Silafi.

Keterangan:

Hadis ini dimasukkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ajab sebagai salah satu contoh dari hadis maudhu’ (palsu) tentang keutamaan Rajab, beliau berkata setelah menyebutkan hadis di atas, “Rijal (para perawi) sanad ini adalah tsiqat (terpercaya) kecuali as-Saqathi karena ia cacat dan terkenal memalsukan hadis serta membuat sanad.”

Hadis Keenam

عن أبى سعيد الخدرى رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رجب شهر الله الأصم، من صام من رجب يوما إيمانا واحتسابا استوجب رضوان الله الأكبر

Artinya: Dari Abu Said al-Khudri beliau berkata “Rasulullah bersabda, ‘Rajab adalah bulan Allah yang hening (tidak terjadi peperangan karena termasuk bulan Haram). Siapa yang berpuasa sehari di Bulan Rajab dengan penuh keimanan dan mengharap balasan dari Allah, niscaya dia mendapatkan keridaan Allah terbesar.’”

Keterangan:

Ibnu Hajar menjelaskan, “Matan hadis ini tidak memiliki asal, dia dibuat oleh Abul Barakat as-Saqti lalu dia merangkai isnadnya.”

Abul Hasan bin Arraq dalam at-Tanzih asy-Syari’ah mengatakan, “Dalam sanad hadis ini terdapat Abu Harun al-‘Abdi seorang rawi yang matruk (ditinggalkan) dan yang meriwayatkan darinya ‘Isham bin Thaliq seorang rawi yang tidak diperhitungkan. Kemungkinan cacat hadis ini berasal dari Abu Harun karena para ulama telah mendustakannya hingga sebagian ulama mengatakan bahwa dia lebih pendusta dari Fir’aun – wallahu ta’ala a’lam. Asy-Syaukani mengatakan dalam sanad hadisnya terdapat dua rawi yang matruk (ditinggalkan).

Baca juga:  HADIS SAHIH DAN DAIF TENTANG BULAN SAFAR

Hadis Ketujuh

عن أنس مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم, “ من صام ثلاثة أيام من رجب كتب الله له صيام شهر، ومن صام سبعة أيام من رجب أغلق الله سبعة أبواب من النار…

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang berpuasa tiga hari pada Bulan Rajab, Allah akan mencatat baginya puasa sebulan dan siapa yang berpuasa tujuh hari maka Allah akan menutupkan darinya pintu tujuh neraka.”

Takhrij:

Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu al-Jauzi di al-Maudhu’at dan Abu Syaikh dalam Kitab ats-Tsawab

Keterangan:

Hadis ini dihukumi sebagai hadis palsu oleh banyak ulama, di antaranya Imam Ibnu al-Jauzi, Al-Hafizh Ibnu Hajar, Suyuthi, Ibnu ‘Arraq, dan Imam Syaukani. Pada sanad Ibnu al-Jauzi terdapat dua rawi yang sangat lemah yaitu Aban bin Abi ‘Ayyasy dan Amru bin al-Azhar. Berikut ini beberapa perkataan ulama tentang kedua rawi tersebut:

Penilaian ulama tentang Aban:

  1. Syu’bah bin Hajjaj pernah berkata, “Aku berzina lebih aku suka ketimbang meriwayatkan hadis dari Aban.”
  2. Imam Ahmad, Nasai, dan Daraquthni berkata, “Matruk (ditinggalkan hadisnya).”

Penilaian ulama tentang Amr bin al-Azhar:

  1. Imam Ahmad berkata, “Dia pernah memalsukan hadis.”
  2. Imam Yahya bin Ma’in, Daraquthni, dan Dzahabi menyatakan, “Dia pendusta.”
  3. Nasai mengatakan, “Matruk.”
  4. Ibnu Hibban, “Dia memalsukan hadis dari perawi-perawi yang terpercaya dan tidak halal menyebutkan namanya kecuali untuk dijelaskan cacatnya.”

Adapun sanad Abu Syaikh terdapat seorang yang bernama Husain bin ‘Ulwan, Imam Suyuthi berkata, “Dia pemalsu hadis” dan hukum Suyuthi disetujui oleh Ibnu ‘Arraq.

Hadis Kedelapan

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « من صلى المغرب من أول ليلة من رجب، ثم صلى بعدها عشرين ركعة، يقرأ في كل ركعة بفاتحة الكتاب، وقل هو الله أحد مرة، ويسلم فيهن عشر تسليمات، أتدرون ما ثوابه؟ … حفظه الله في نفسه وأهله وماله وولده، وأجير من عذاب القبر، وجاز على الصراط كالبرق بغير حساب ولا عذاب »

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu.berkata Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang sholat Maghrib di awal-malam bulan Rajab kemudian sholat dua puluh rakaat setelahnya, membaca pada setiap rakaatnya surat al-Fatihah dan qul huwallohu ahad satu kali serta mengucapkan salam sebanyak sepuluh kali salam, tahukah kalian apakah ganjarannya?”… Beliau bersabda, “Alloh akan menjaga dirinya, keluarganya, hartanya dan anaknya, dibebaskannya dari adzab kubur dan dia akan lewat di atas titian bagaikan kilat tanpa hisab dan tanpa adzab.”

Takhrij:

Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu al-Jauzi dalam kitabnya al-Maudhu’at.

Keterangan:

Ibnu al-Jauzi berkata, “Hadis ini palsu, kebanyakan perawinya majhul (tidak dikenal). Silakan baca penjelasan ulama tentang hadis ini di al-Maudhu’at karya Ibnul Jauzi (II/123), Tabyinul ‘Ajab hlm. 20 dan al-Fawa`id al-Majmu’ah hlm. 47 hadis no. 144.

Hadis Kesembilan

عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « من صام يوما من رجب وصلى فيه أربع ركعات، يقرأ في أول ركعة مائة مرة آية الكرسي، وفى الركعة الثانية مائة مرة قل هو الله أحد، لم يمت حتى يرى مقعده من الجنة أو يرى له «

Artinya: Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Siapa berpuasa sehari di bulan Rajab dan salat di dalamnya empat rakaat, dia membaca pada rakaat pertama ayat kursi sebanyak seratus kali dan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak seratus kali di rakaat kedua, maka ia tidak akan mati sampai ia melihat tempat duduknya di surga atau diperlihatkan padanya.’”

Takhrij:

Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu al-Jauzi di al-Maudhu’at (2/435, no.1007).

Keterangan:

Dalam hadis ini terdapat rawi yang bernama Utsman bin ’Atha, dia seorang perawi yang telah dilemahkan oleh para ulama di antaranya:

  1. Yahya bin Ma’in berkata, “Lemah dalam periwayatan hadis.”
  2. Amru bin al-Fallas berkata, “Hadisnya mungkar.”
  3. Ibnul Jauzi mengatakan, “Hadis ini palsu yang diatasnamakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kebanyakan perawinya majhul dan Utsman seorang yang matruk (ditinggalkan periwayatannya) oleh para ahli hadis.
Baca juga:  PERINGATAN AKAN HADIS-HADIS LEMAH YANG POPULER

Hadis Kesepuluh

عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم, “ رجب شهر الله وشعبان شهرى ورمضان شهر أمتى. … لكن لا تغفلوا عن أول ليلة في رجب، فإنها ليلة تسميها الملائكة الرغائب، وذلك أنه إذا مضى بك الليل لا يبقى ملك مقرب في جميع السموات والارض إلا ويجتمعون في الكعبة وحواليها، فيطلع الله عز وجل عليهم إطلاعة فيقول: ملائكتي سلونى ما شئتم، فيقولون يا ربنا حاجتنا إليك أن تغفر لصوام رجب، فيقول الله عزوجل: قد فعلت ذلك. ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: وما من أحد يصوم يوم الخميس أول خميس في رجب، ثم يصلى فيما بين العشاء والعتمة، يعنى ليلة الجمعة، ثنتى عشرة ركعة، يقرأ في كل ركعة فاتحة الكتاب مرة، وإنا أنزلناه في ليلة القدر ثلاث مرات، وقل هو الله أحد اثنتى عشرة مرة، يفصل بين كل ركعتين بتسليمة، فإذا فرغ من صلاته صلى على سبعين مرة، ثم يقول: اللهم صل على محمد النبي الامي وعلى آله، ثم يسجد فيقول في سجوده: سبوح قدوس رب الملائكة والروح سبعين مرة، ثم يرفع رأسه فيقول: رب اغفر لي وارحم وتجاوز عما تعلم إنك أنت العزيز الاعظم سبعين مرة، ثم يسجد الثانية فيقول مثل ما قال في السجدة الاولى، ثم يسأل الله تعالى حاجته، فإنها تقضى.

Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Rajab itu bulannya Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku. Akan tetapi janganlah kalian lalai dari awal-waktu di malam Jumat pada Bulan Rajab karena itu adalah malam yang dinamakan malaikat dengan ar-Raghaib dan yang demikian ini apabila telah berlalu sepertiga malam tidaklah tersisa seorang malaikat pun di penjuru langit dan bumi melainkan mereka berkumpuk di Kabah dan sekitarnya. Lalu muncullah Allah azza wajalla di hadapan mereka seraya berfirman, ‘Wahai malaikat-Ku, mintalah kepadaku sekehendak kalian.’ Mereka menjawab, ‘Wahai Tuhan kami, keinginan kami kepada-Mu adalah Engkau mengampuni orang yang berpuasa di Bulan Rajab.’ Allah azza wajalla berfirman, ‘Aku telah melakukannya.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Dan tidaklah seorang berpuasa pada Hari Kamis, awal Kamis pada bulan Rajab, kemudian ia salat di antara waktu Isya hingga pagi yaitu pada malam Jum’at sebanyak dua belas rakaat…dan seterusnya.’”

Keterangan: 

Hadis ini maudhu’, silakan lihat penjelasannya di al-Maudhu’at (II/126), Tabyinul ‘Ajab hlm. 25 dan al-Fawa`id al-Majmu’ah oleh asy-Syaukani hlm. 50 hadis no. 147.

Hadis Kesebelas:

عن على بن أبى طالب رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم, “ إن شهر رجب شهر عظيم، من صام منه يوما كتب الله له صوم ألف سنة، ومن صام يومين كتب الله له صيام ألفى سنة، ومن صام ثلاثة أيام كتب الله له صيام ثلاثة ألف سنة، ومن صام من رجب سبعة أيام أغلقت عنه أبواب جهنم، ومن صام منه ثمانية أيام فتحت له أبواب الجنة الثمانية يدخل من أيها شاء، ومن صام منه خمس عشرة يوما بدلت سيئاته حسنات ونادى مناد من السماء: قد غفر الله لك فاستأنف العمل، ومن زاد زاده الله عزوجل “.

Artinya: Dari Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu berkata, ‘Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya Bulan Rajab itu adalah bulan yang agung. Siapa yang berpuasa padanya sehari saja Allah mencatat baginya puasa seribu tahun. Siapa yang berpuasa dua hari, Allah mencatat baginya puasa dua ribu tahun.”

Keterangan:

Ibnu al-Jauzi berkata, “Hadis ini tidak sahih berasal dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.” Abu Hatim Ibnu Hibban berkata tentang salah seorang perawi hadis ini, “Tidak boleh berhujah dengan Harun karena dia meriwayatkan riwayat-riwayat mungkar yang banyak hingga orang yang mendengarkannya beranggapan di dalam hatinya bahwa Harun sengaja melakukannya.” Ibnu Hajar berkata, “Hadis ini tidak diragukan lagi bahwa hadis palsu dan yang tertuduh (memalsukannya) adalah Ishaq bin Ibrahim al-Khuttali.

Wallahu ta’la a’lam wa huwa waliyyu at-taufiq.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments